Home
» Ibroh
» Pengertian I'TIBAR dan 'IBRAH
Pengertian I'TIBAR dan 'IBRAH
الاعتبار والعبرة
I’tibar biasa diartikan
dengan mengambil ibrah atau mengambil pelajaran. Orang yang pandai dan cendekia
adalah orang yang melihat sesuatu lalu mengambil pelajaran dari sesuatu yang
dilihatnya. Sesuatu yang dilihat dan diambil darinya pelajaran itu dinamai Ibrah.
Kata ibrah (عبرة) berasal dari `abara – ya`buru –
`abratan wa `ibratan wa `ibaaratan, yang arti aslinya menyeberang
dari satu tepi sungai ke tepi yang lain yang ada di seberangnya. Karenanya,
sampan penyeberang dalam bahasa Arab disebut `abbârah.
Terkait dengan hal ini,
Imam Ghazali (450 – 505 H = 1058 – 1111 M) berkata:
مَعْنَى
الاِعْتِبَارِ أَنْ يَعْبُرَ مَا ذُكِرَ إِلَى غَيْرِهِ فَلَا يَقْتَصِرُ عَلَيْهِ
(إحياء علوم الدين 1 / 62)
Makna I`tibar adalah
seseorang yang menyeberang dari apa yang disebutkan kepada apa yang tidak
disebutkan, karenanya ia tidak membatasi diri pada apa yang disebutkan
sahaja. (Ihya’ `Ulumud-Din 1/62). Lalu Imam Ghazali memberi contoh sebagai
penjelasannya, dan berkata:
Misalnya, seseorang
menyaksikan suatu musibah yang menimpa orang lain, maka jadilah musibah itu
sebagai ibrah baginya, maksudnya, orang itu “menyeberangkan” apa yang dilihat
dan disaksikannya kepada dirinya untuk menggugah kesadarannya bahwa bisa saja
dirinya terkena musibah yang mirip dengan musibah yang dilihatnya.
Jadi, seseorang yang mengambil ibrah artinya ia
menyeberangkan suatu peristiwa yang terjadi pada orang lain ke arah dirinya
sendiri.
Saat menjelaskan
makna i`tibar yang ada dalam firman Allah SWT:
فَاعْتَبِرُوا يَاأُولِي الْأَبْصَارِ (الحشر: 2)
Seorang pakar bahasa
Arab yang dikenal dengan panggilan Ibnu Faris (329 – 395 H = 941 – 1004 M)
berkata :
كَأَنَّهُ قَالَ: انْظُرُوا إِلَى مَنْ فَعَلَ مَا فَعَلَ
فَعُوقِبَ بِمَا عُوقِبَ بِهِ، فَتَجَنَّبُوا مِثْلَ صَنِيعِهِمْ لِئَلَّا
يَنْزِلَ بِكُمْ مِثْلُ مَا نَزَلَ بِأُولَئِكَ (معجم مقاييس اللغة 4 / 210)
Firman Allah SWT dalam
Q.S. al-Hasyr ayat 2 seakan Alloh berkata : lihatlah orang yang mengerjakan apa
yang dia kerjakan (kejahatan Yahudi Bani Nadhir), yang karena kejahatannya itu
ia disiksa dengan siksaan seperti itu, oleh karena itu, jauhilah perbuatan yang
seperti perbuatan mereka, agar tidak turun menimpa kalian apa yang menimpa
mereka. (Mu`jam Maqayis al-Lughah 4/210).
Orang yang sedang
melihat orang mati, supaya i’tibar bahwa dia juga akan mati. Orang yang
mengantar mayit ke kuburan lalu menyaksikan pemakaman, hendaklah i’tibar bahwa
dia suatu saat juga akan dimakamkan. Yang melakukan i’tibar sejatinya hanyalah
orang orang yang cerdas, orang yang hatinya tidak mati, orang hatinya bisa
menerima nasehat, karena ingin dekat kepada Alloh SWT. Sebaliknya, orang yang
tidak mampu melakukan i’tibar adalah orang yang mati hatinya. Na’ udzu billahi
min dzalik.
Nabi SAW mengajak kita
melakukan i’tibar ketika kita melihat orang mati dan melihat kematian. Nabi SAW
bersabda :
كفى بالموت موعظة وفي رواية كفى
بالموت واعظا
“Cukuplah kematian itu
sebagai nasehat”.
Silahkan ambil pelajaran
sebanyak-banyaknya dari sekian peristiwa yang kita lihat saban hari. Semoga
bermanfaat, Amin. (MD Royyan).