" Hahaha...., iya iya , lama kita tak bertemu ! "
" Udah berapa tahun kamu tak kesini . "
Terdengar suara bapak berbicara dengan asyiknya diruang tamu bersama seorang laki - laki separuh baya, paman Rudianto namanya , sahabat bapak masa di pondok dan beliau sudah seperti saudara kandungnya bapak. Sekarang beliau menjadi seorang pengusaha sukses dikota yang memiliki cabang dimana - mana.
" Hhmm...., besok sudah balik ke ponpes , " gumamku sambil menggeser - geser layar handphone, " Ya, allah aku lupa! aku harus ke Madrasah, sekarang ada jadwal ! " ingatku seraya menepuk - nepuk kening.
" Tunggu dulu! tacap dulu ah ! " dengan cepat - cepat aku memoleskan bubuk padat ke wajah karena menurutku penampilan itu juga penting. hihihi....
" Bapak....! " kataku dengan pelan untuk pamit karena bapak sedang asyik bercengkrama.
" Oh, iya nduk, mau kemana ? " tanya bapak.
" Qila, mau ke Madrasah , ada jadwal hari ini , Qila pamit ya...? " tuturku seraya mengulurkan tangan untuk pamit.
" Baiklah , hati -hati di jalan , nduk ! " ucap bapak.
" Enggeh..., " jawabku sambil bersalaman dengan paman Rudianto.
" Anakmu sudah besar ! " kata paman Rudianto.
Aku menanggapinya dengan senyuman dan bergegas - gegas keluar rumah karena 10 menit lagi anak - anak akan masuk kelas.
" Hufftt...!!! untungnya ada bibi Fatma yang mau ngasih tumpangan , kalau tidak ! pasti akan terlambat sampainya ! " kataku sesampainya di depan gerbang Madrasah masih dengan nafas yang terengah - engah .
Tertera tulisan angka 15.30 dilayar handphoneku,berarti itu..., tanda waktunya anak - anak pulang Madrasah.
" Ustadzah Syaqila ! " panggil seseorang dari kejauhan.
Dengan refleks aku menoleh ke belakang, ternyata ! suara itu berasal dari Khofi soulmateku.
" Iiihh..., juliet kamu ! " seruku setelah berada di depanku dan langsung aku cubit lengannya.
"Aauww ...!!! sakit tau...!!! " rengeknya
" Kamu sih ! juliet , pakek awalan kata ustadzah , kan aku ngerasa siapa gitu yang manggil ! " terangku tanpa nafas.
" Hahaha ...., memang ustadzah kan...? " rayunya.
" Iya iya ! " kataku dengan memperlihatkan wajah cemberut.
" Hahaha...., iya iya iya ...! " ucapnya yang meniru gaya bicara Pak Haji di film Tukang Ojek Pengkolan dan menarik tanganku untuk keluar dari gerbang Madrasah.
Seperti biasa aku dan Khofi selalu berjalan kaki sepulang mengajar dari madrasah, ketika kami berdua mempunyai jadwal yang sama.
" Qila , besok kamu balik ke ponpes ya...? " tanya Khofi.
" Iya, Khof besok aku balik ke ponpes, hufftt!!! " dengusku.
" Yang kerasan ya ustadzah ....," dengan nada julietnya.
" Iiihhh....!!!! " seruku.
Tiba - tiba ada mobil cantik berwarna merah berhenti tepat disampingku, dan tak lama kemudian kaca mobilnya terbuka. Terlihat dua orang pria tampan dengan gaya anak kota.
" Wiisss...! tampan Qila....! " bisik Khofi
" Sssttt....! " desisku menisyaratkan agar diam.
" Mbk mau tanya, rumahnya pak Abdul Haris dimana ya....? "tanya salah seorang pria yang tepat di depanku.
" Abdul Haris ? itu kan nama bapakku ? " Aku bertanya pada diriku sendiri " Bapak Abdul Haris yang mana ya....? " aku balik bertanya"Soalnya disini banyak yang bernama pak Abdul Haris ?" Pria itu bertanya ke teman sebelahnya .
" Yang punya kebun cabe mbk ? " katanya menjelaskan.
" Oh, masnya lurus saja, terus nanti ada belokan, nanti ada rumah bercat coklat di depannya ada gerdu ,disitu rumahnya pak Haris " jelasku panjang lebar.
" Oh, iya mbk, terimah kasih ," katanya.
" Iya sama- sama " jawabku.
" Mari ...," Dengan senyum ramah dibibirnya dan akupun hanya membalas dengan anggukan.
" Hhmm...., wajah pria itu terasa familiyar di ingatanku , apalagi pria yang satunya yg terlihat begitu arogan itu, serasa aku sudah mengenalnya," dalam pikirku, serasa otakku menjadi TTS yang penuh dengan kolom pertanyaan.
" Qila, pria tadi tanya rumahmu ya ? " tanya soulmateku yang kepoan.
" Iya, mungkin ada perlu sama bapak ! biasa tanya - tanya soal kebun gitu ! soalnya, mulai dari kemaren, bapak kedatangan banyak mahasiswa penelitian! "jelasku.
" Oohh....! " tanggapnya sambil mengangguk - angguk .
Kami pun melamjutkan perjalanan.