Cendekiawan Santri - Mudzakaroh dan Musyawarah serta Bahtsul Masail Seputar Ilmu Syariat Islam

Cendekiawan Santri - Mudzakaroh dan Musyawarah serta Bahtsul Masail Seputar Ilmu Syariat Islam
M E N U
  • HOME
  • BIOGRAFI ULAMA'
  • BAHTSUl MASAIL
  • Info & Berita Islami
  • Kajian
  • _Tajwid
  • _Bahasa Arab
  • _Shorrof
  • _Nahwu
  • _Fiqh
  • _Tasawwuf
  • _Ibroh
  • _Lirik dan Syair
  • Amalan Harian
  • Cerpen & Novel
  • _Cerpen Cerdas
  • _Cerpen Islami
  • _Novel islami
  • _Mimpi di atas Awan
  • _Tanda Titik
  • _Azwidatul Azkiya'
  • Bisnis Online

JADWAL UPDATE ARTIKEL

  • SENIN: Biografi Ulama' (Informasi & Cerita)
  • SELASA: Fiqh & Hadits
  • RABU: Bahasa Arab, Nahwu & Shorrof
  • KAMIS: Al Qur'an (Tajwid)
  • SABTU: Ibroh & Lirik Sya'ir
  • AHAD: Amalan Harian

Home » Info & Berita Islam

Biografi Ulama Info & Berita Islam

Biografi KH. Syarifuddin - Wonorejo, Lumajang, Jawa Timur, Indonesia.


Riwayat Hidup Kyai Syarif

ULAMA ’YANG MENCETAK ULAMA’

Kyai Syarif Pendiri Pondok Pesantren “Kyai Syarifuddin” Wonorejo Lumajang. Kyai Syarifuddin adalah seorang ulama’ yang istoqamah mendidik akhlakul karimah dan mengajarkan kitab kuning pada snatrinya, maka tidak heran apabila alumninya banyak yang mejadi ulama’ dan pendiri pondok pesantern. 

Alumni yang mendirikan pondok pesantern bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di negara tetangga, misalnya di Malaysia. 

Santri-santrinya:
dari Bawean bernama Maksum, setelah pulang mendirikan pondok pesantren “Mamba’ul Ulum”, 
dari Probolinggo bernama Rahmat setelah pulang mendirikan pondok pesantren “ “, 
dari kunir Lumajang bernama Abdul Mujib setelah pulang mendirikan pondok pesantren “Miftahul Ulum”, 
dari Randuagung bernama Muhammad setelah pulang mendirikan pondok pesantren dan beberapa alumni lainnya juga mendirikan pondok pesantren. 

Sedangkan anak cucu Kyai Syarif banyak yang mendirikn pondok pesantern di beberapa tempat baik dalam Kabupaten Lumjang maupun di luar lumajang. 

Misalnya KH. Qurtubi ( KH. Malik) mendirikan pondok pentren “Almaliki” di Dawuan Sukodono Lumajang, 

Kyai Faqih mendirikan pondok pesantren “Nurul Istqamah” di Wonorejo Kedungjang Lumajang, 
KH Syudah Syarif mendirikn pondok pesantern “Darul Muqamah” di Gumuk Emas Jember, 
KH. Fawahim mendirikn pondok pesantern “Zadul Ma’ad di Pandan Wangi Lumajang, 
Nyai Hj. Hanna mendirikn pondok pesantern “Nurut Tauhid” Pelas Wonorejo Lumajang, 
Nyai Qanatatillah mendirikn pondok pesantern “Qanatatillah” di Alas malang Sukodono Lumajang. 

Sedangkan KH. Sulahak Syarif dan KH. Adnan Syarif melanjutkan pondok pensatren yang didirikan oleh Kyai Syarif, yaitu pondok pesantern “Kyai Syarifuddin” Wonorejo Lumajang.


Silsilah dan Kediaman.

Kyai Syarifuddin nama lengkapnya Kyai Sarifuddin Ibn Kyai Sekar Sari. 

Masa kecilnya beliau bernama Ahmad Rais, sedangkan nama panggilan sehari-hari Gibes. Gibes dalam bahasa Madura artinya orang yang hebat dan selalu juara, beliau dipanggil Gibes, karena pintar baca kitab dan mengalahkan teman-temannya yang lebih dulu belajar kitab kuning. 

Beliau dilahirkan di desa Lawean kecamatan Patalan (sekarang: Wonoasih) kabupaten Probolinggo Jawa Timur tahun 1889 M , Kyai Syarif anak kedua dari lima bersaudara, yaitu: 
1). Nyai Sekar Anom, 
2). Ahmad Rais (Kyai Syarifuddin), 
3). Nyai Kerto, 
4). Kyai Fatawi, 
5). Kyai Subki

Kyai Syarif menikah dua kali yang pertama di desa Tekong Lumajang, dikarunia satu anak perempuan bernama Siti Rahmah, dan yang kedua di desa Wonorejo Kedungjajang (Dulu: Kecamatan Randuagung) Lumajang, nama istri beliau: 

1). Nyai Khosiah, dikauraniai anak empat orang 
    a). Damhora, 
    b). Yumna (Nyai Hadiri), 
    c). Adra’i (Kyai Adra’i), dan 
    d). Romlah (Nyai Rosidi). 

2). Nyai Salamah (tidak dikaruniai putra)


Pengalaman Mencari Ilmu.
Kyai Syarif mengawali mencari ilmu pada ayahnya sendiri, Kyai Sekar Sari, beliau belajar membaca dan menulis al-qur’an pada ayahnya sendiri, kyai sekarsari di desa lawean bersama saudara-saudaranya yang berjumlah lima orang
1). Nyai Sekar Anom, 
2). Ahmad Rais (Kyai Syarifuddin), 
3). Nyai Kerto, 
4). Kyai fatawi, 
5). Kyai Subki. 

Setelah beliau selesai belajar baca menulis al-Qur’an lalu belajar kitab kuning yang diantaranya Kitab Sullam safinah, Aqidatul awam, Awamil jurmiyah, Al-amsilatul Tasrifiyah, Hidayatus Sufyan dan sifaul jinan.

Kyai Syarif merasa ingin menambah ilmu, maka dia belajar ke pondok pesantran
Asem Agung, sumber kareng, Probolinggo berguru langsung kepada Kyai Asem Agung selama 4 tahun, pada waktu-waktu tertentu pulang kerumah untuk makan dan keperluan lainnya, sedangkan kitab-kitab yang dipelajari diantaranya sebgai berikut: Kifayatul awam, Takrib, Fathul Mu’in, Bidayatul hidayah, Tafsir jalalain, Riyadus solihin, Mutammimah, Nadomul maksud dan Kawaidul i’lal.

Kyai Syarifuddin merasa belum cukup dengan ilmu yang didapatkan, maka dia mondok lagi di Pondok Pesantren Panji, Gedangan, Sidoarjo, kemudian Pondok Pesantern Genggong, Kecamatan Kraksaan, Probolinggo, berguru langsung pada Kyai Hasan sepuh dan kyai Hasnan, Arak-arak Bondowoso.


Masa-masa Sulit Pendirian Pondok Pesantaren.
Awal perjuangan pendidikan kyai Syarifuddin adalah mengembangkan kegiatan musolla kecil yang telah ada sebelumnya yang telah didirikan oleh mertuanya, Kyai Sumber pada tahun 1912 M, sedangkan Ilmu-ilmu yang diajarkan adalah membaca dan menulis al-quran serta kitab-kitab dasar, santri yang belajar dalah orang-orang yang terdiri dari sekitar Musolla. 

Dalam waktu singkat perkembangan santri sangat pesat, banyak santri yang belajar dari luar Lumajang terutama santri dari Pulau Bawean Gesik Jawa Timur. 

Metode mengajar al-qur’an yang dipergunakan Kyai syarif adalah dua metode, yaitu metode Baghdadiyah dan tartil, yang lebih dikenal denga istilah “tektekan”.

Sedang Metode yang dipergunakan mengajar kitab kuning adalah sebagai berikut:
  1. Materinya ditulis di papan lengkap dengan maknanya kemudian para murid menulis lafal dan maknanya tulisan yang ada di papan di bukunya masing-masing.
  2. Sebelum Kyai Syarif membacakan materi yang di tulis di papan sejumlah santri diperintah mengulangi dan membaca pelajan yang lalu.
  3. Kyai Syarifuddin membaca materi yang ditulis di papan dengan pelan dan jelas dengan menggunakan bahasa madura, sedangkan santri mendengarkan dengan baik.
  4. Setelah Kyai Syarifuddin selesai menjelaskan, sejumlah santri yang senior di suruh membaca pelajaran baru yang sudah diterangkan, bergiliran kurng lebih sampai 10 orang, sedangkan yang lain mendengarkan dengan baik dan sungguh-sungguh.
  5. Para santri senior yang sudah membaca di haruskan memandu santri yunior dengan di pisah dan berkelompok, sedangkan kyai Syarifuddin berkeliling mengawasi para santri yunior yang sedang membaca kitab, demikian selanjutnya pada setiap hari.
  6. Setiap seminggu sekali pada hari selasa para santri menyetorkan hafalan
  7. Kyai Syarifuddin menanyakan kedudukan i’rob dan sorrofnya
  8. Penilaian dilakukan setiap hari sesuai dengan perkembangan kemampuan santri
  9. Kitab-kitab yang di baca adalah kitab-kitab fiqh yang disertai pendalaman teori dan praktek nahwu dan sorrof
  10. Memberi motivasi belajar kepada santri dengan mengajar kitab yang lebih tinggi.
  11. Anak santri diawasi keaktifannya dengan cara diabsent dan dikontrol langsung oleh kyai Syarifuddin ke kamar pondok.
  12. Memaknai kitab dengan menggunakan bahasa jawa kemudian dijelaskan dengan bahasa madura

Pengembangan dan Hambatan.

Dari waktu kewaktu perkembangan Pondok Pesantern Kyai Syarifuddin makin pesat sehingga memerlukan sarana penunjang pendidikan, maka Kyai Syarif besarta masyarakat membangun masjid, kamar, pondok, ruang kelas-kelas dan menugaskan ustadz-ustadz menjadi guru.

Didalam mengembangkan pondok pesatren Kyai Syarifuddin mengalami hambatan-hambatan dianatanya masyarakat sekitar pondok belum memahami tujuan perjuangan kyai Syarifuddin, mereka melakukan hal-hal yang mengganggu kelancaran pendidikan. 

Diantaranya musolla pernah di beri kotoran manusia, ketika santri mengumandakan adzan, ada yang mengomentari anjingnya kyai Syarifuddin sedang menggonggong, sautu ketika ada pohon kelapa ditebang dan di arahkan robohkan kemusollah. 

Sedangkan kyai Syarifuddin melakukan ibadah di dalam musolla, alhamdulillah pohon kelapa tersebut roboh pada tempat lain dan tidak roboh pada musollah. 

Ekonnomi Kyai Syarifuddin sangat sederhana karma disibukkan untuk mengajar para santri, Santri yang dari bawean sebagian besar orang tuanya berada di malaisia dan mereka di kirim atau biaya hidupnya dari orangtuanya yang berada di malaisia, sehingga ketika terjadi konfrontasi antara indonesia dengan malaysia banyak santri bawean terpaksa berhenti karma tidak mempunyai bekal dan jumlah santri menurun drastis dan nyaris berhenti, karma sebagian besar santri pondok kyai Syarifuddin dari bawean.

Dalam memecahkan problem tersebut melakukan melakuakan bermacam-macam tindakan yang diantaranya:
  1. Memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang arti dan manfaat perjuangan pendidikan yang dilakukan kyai Syarifuddin
  2. Gangguan yang berupa ejekan dan sebagainya dihadapi dengan sabar dan memperlakukan masyarakat dengan lemah lembut dan menampakkan kasih sayang baik kawan maupun lawan.
  3. Mengahadapi ekonomi dihadapi dengan zuhud dan qonaah.
  4. Kyai Syarifuddin terus berzikir minta pertolongan kepada allah agar musolla dan dirinya di selamatkan dari marabahaya dari robohnya pohon kelapa demi kelanjutan perjuangan pendidikan islam.

Istiqomah dan Karomah

Kyai Syarif sangat sukses di dalam mengembangkan pondok pesantren, dalam waktu yang relatif singkat berhasil mengembangkan pondok pesantren, yang ditandai banyaknya sntri baik dari sekita lumajang maupun dari luar lumajang, banyak santri yang alim dan setelah pulang mendirikan pondok pesantren. 

Keberhasilan ini didapatkan dengan cara istiqamah didalamberibadah dan mengajar kitab kuning, istiqaha didalam ibadah diantaranya: Solat jamaah, qobliyah ba’diyah, duha, solat malam, zikir setelah solat,. 

Membaca al-qur’an, dan puasa senin kemis, tarwiyah arofah dan puasa sunnah lainnya. Keistiqomaah ibadah semacam ini sebagai toriqoh menurut pemahaman orang ahli toriqot. 

Kyai Syarifuddin didalam melaksanakan ibadah tepat waktu tidak perlu mengunakan jam atau tampa tanda peringatan waktu lainnya.

Kyai Syarifuddin istiqamah didalam membungunkan santri dan mengajarnya, alat yang digunakan berupa batu selalu tetap dan tidak berubah serta dilektakkan di tempat yang tetap. 

Suatu ketika kyai Syarifuddin sedang bebergian ke Balung Jember untuk kepentingan takziah, dia tidak bisa pulang sampai tiba waktu membangunkan anak santri melaksanakan ibadah solat duhur, tiba-tiba batu yang biasa dipergunakan untuk mengetuk jendela pondok jatuh di meja kyai Syarifuddin, yang pada waktu itu beliau sedang berbincang dengan para tamu yang lain, Kyai Syarifuddin mengetahui bahwa batu yang jatuh tersebut adalah batu yang dipergunakan untuk membangunkan santri , lalu dia mengambilkan dan memasukkan ke dalam saku bajunya dan di kembalikan kepada tempat semula yang biasa Kyai Syarifuddin menempatkan batu tersebut, yaitu di depan pintu rumah Kyai Syarifuddin.


Berpulang Kerahmatullah.
Kyai Syarif mempersiapkan kader penerus dengan mendidik anak turunnya dengan tekun dan mengajar langsung anak keturunannya tiga kali sehari dengan rutin, setelah subuh, setelah solat duhur, dan setelah solat magrib, dan mendidik santri senior dengan tekun dan kontinyu. 

Beliau merasa puas dengan usahanya, karena banyak anak cucunya yang sudah bisa baca kitab kuning degn baik, ini ditandai dengan penyataannya dengan bahasa madura ketika dia hamper kembali pada rahmatullah: 

“Setiah seengkok lah tuah, umpamah dulih depak kaomor, engkok tak sossa. Sebeb tang toronan benyak se taoh ngajih, insya allah ponduk Wonorejo dek budinnah rammih engak pasar"

(Saya sekarang sudah tua, umpamanya saya meninggal dunia saya tidak merasa khawatir, karena anak cucu saya banyak yang bisa baca kitab kuning, insya Allah nani pondok Wonorejo akan ramai seperti pasar). 

Beliau wafat 1972 M dikuburkan di komplek pondok pesantren Kyai Syarifuddin Wonorejo Kedungjajang Lumajang
read more
akhlaq Biografi Ulama cerpen cerdas cerpen islami Ibroh Info & Berita Islam

Biografi Imam Abu Yazid al-Busthami

 


Biografi Imam Abu Yazid al-Busthami 

Nama lengkapnya ialah Abu Yazid Thaifur bin In lna bin surusyan Al-Bustomi. Beliau lahir di bagian timur Persia di suatu kota bernama Bustham. Beliau seorang ahli Tasawwuf terkenal. Ayahnya merupakan seseorang yang terkemuka di negerinya. Beliau lahir sampai meninggal 188-261 H/ 804-875 M.Beliau mengembara keluar daerahnya mencari ilmu pengetahuan. Gurunya sangat banyak lebih dari seratus orang.

Kata-kata mutiara beliau

  • saya telah bermujahadah (berjuang) selama tiga puluh tahun namun tidak menemui perjuangan yang lebih sulit daripada perjuangan mendapatkan ilmu. 
  • jangan terkecoh dengan ocehan atau bisikan setan karena dia akan berkata kepadanya; "Jika sudah jelas bahwa dalam ilmu itu ada bahaya yang besar maka lebih baik ditinggalkan saja..."ocehan seperti ini, jangan sekali-kali engkau anggap benar.
Kisah Menarik Dari Beliau

Ada satu kisah menarik dari imam Abu Yazid al-Busthami. Pada suatu malam, Imam Abu Yazid al-Busthami sedang tidur Dan bermimpi tiba-tiba beliau mendengar suara yang mengatakan “Wahai Imam Abu Yazid Sesungguhnya malam ini adalah hari raya nya orang Nashrani, Maka datangilah mereka di biara mereka dan sampaikan ajaran nabi Muhammad kepada mereka”. Bangunlah imam Abu Yazid untuk melaksanakan apa yang didengarnya dari hatif tadi (hatif:suara tanpa ada wujudnya) dan bersegera menuju ke biara orang Nashrani. 
Ketika beliau duduk diantara mereka, Beliau mengira bahwasannya mereka tidak mengenalinya. Tiba-tiba saja seorang pendeta berkata: “Aku tidak akan berbicara sampai seorang umat Muhammad ini keluar dari tempat ini.... ” sambil ia menunjuk ke Imam Abu Yazid al-Busthami. Kemudian orang-orang Nashrani berkata : “Bagaimana kau bisa tahu bahwa ia seorang pengikut agama Muhammad ?”
Pendeta itu berkata kepada pengikutnya : “Karena pengikut Muhammad itu tampak di wajah-wajah mereka ada bekas sujud.
Kemudian para pengikut nya berkata kepada imam Abu Yazid : “Hai kamu, Keluarlah kamu dari biara kita”.
Abu Yazid berkata kepada mereka :“aku tidak akan keluar dari biara ini sampai Allah yang akan memutuskan antara aku dan kalian sedangkan Allah adalah sebaik-baiknya pemberi keputusan“. 
Maka berkatalah pemimpin mereka, si pendeta :“Baiklah, aku akan memberikan pertanyaan kepadamu apabila kamu bisa menjawab semuanya kami akan beriman kepada Allah bahwa Allah adalah sang maha esa dan Muhammad adalah utusannya tapi jika kamu tidak bisa menjawab satu saja dari pertanyaan itu kami akan penggal lehermu”. 
Imam Abu Yazid menyetujui persyaratannya dan mengatakan :“Baik... Bertanyalah apa saja sesuai yang kamu inginkan karena Allah berfirman :"Bertaqwalah kepada Allah niscaya Allah akan mengajarimu (dengan ilmu ladunni), Sesungguhnya Allah Maha Tau atas segala sesuatu"”.
Si pendeta kemudian berdiri bertanya dan imam Abu Yazid duduk mendengarkan. Si  pendeta berkata :“1. Apa sesuatu yang satu tiada duanya? 
2. Apa sesuatu yang dua tiada tiganya? 
3. Apa sesuatu yang tiga tiada empatnya?
4. Apa sesuatu yang empat tiada limanya?
5. Apa sesuatu yang lima tiada enamnya? 
6. Apa sesuatu yang enam tiada tujuhnya? 
7. Apa sesuatu yang tujuh tiada delapannya? 8. Apa sesuatu yang delapan tiada sembilannya? 
9. Apa sesuatu yang sembilan tiada sepuluhnya? 
10. Apa sesuatu yang sepuluh yang bisa bertambah semakin banyak? 
11. Siapa mereka yang berjumlah sebelas? 
12. Mukjizat apa yang bisa munculkan 12 pancaran? 
13. Pusara siapa yang bisa berjalan bersama dengan penghuninya? 
14. Sesuatu apa yang bernafas tanpa ruh? 
15. Sesuatu apa yang Allah ciptakan tapi Allah memburukkannya? 
16. Siapa mereka yang Jujur tapi masuk neraka?  
17. Siapa mereka yang Bohong tapi masuk surga? 
18. Siapa yang Allah ciptakan tanpa bapak dan ibu? 
19.Suatu ibarat yaitu, suatu pohon yang memiliki 30 ranting Di setiap ranting ada 5 buah, Dari 5 buah itu 2 buah di bawah sinar matahari dan 3 nya tidak?,,, Wahai Abu Yazid Jawablah pertanyaan-pertanyaan ini..!!!”

Maka kemudian Imam Abu Yazid berdiri dan berdo'a meminta pertolongan kepada  Allah swt. yang maha kun fayakun. 
Selang beberapa saat beliau berkata :“Adapun yang pertama tiada duanya adalah Allah. Dalilnya Allah berfirman :{ قُلۡ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ }
[Surat Al-Ikhlas: 1] Katakan Allah itu maha satu.
2. Dua tiada tiganya adalah siang dan malam. Dalilnya Allah berfirman : { وَجَعَلۡنَا ٱلَّیۡلَ وَٱلنَّهَارَ ءَایَتَیۡنِۖ }
[Surat Al-Isra': 12] Dan kami jadikan malam dan siang itu sebagai 2 tanda. 
3. Tiga tiada empatnya adalah 3 pertanyaan nabi Musa kepada nabi Khidir yang menyebabkan perpisahan mereka yaitu tentang membocori perahu, membunuh seorang anak laki-laki, dan memperbaiki rumah orang asing tanpa digaji. Itu semuanya telah disebutkan ceritanya di dalam alqur'an. 
4. Empat tiada limanya adalah 4 Kitab yang diturunkan oleh Allah kepada nabi pilihannya, yaitu Taurat, Zabur, Injil, dan Al-qur'an. 
5. Lima tiada enamnya adalah sholat lima waktu yang diwajibkan oleh Allah kepada hambanya dalam sehari semalam.
6. Enam tiada tujuhnya adalah 6 hari Allah menciptakan langit dan bumi.
7. Tujuh tiada delapannya adalah 7 tingkatan langit yang Allah ciptakan.
8. Delapan tiada sembilannya adalah 8 malaikat yang memikul 'arsy di hari kiamat.
9. Sembilan tiada sepuluhnya adalah mukjizatnya nabi Musa seluruhnya ada sembilan, yaitu tangan yang bercahaya, tongkat, musim kemarau, membelah laut merah, taufan, belalang, kutu, katak, dan darah. 
10. Sepuluh yang bisa bertambah semakin banyak adalah pahala yang Allah berikan kepada hambanya yang melakukan satu kebaikan di balas dengan sepuluh pahala tapi bisa bertambah sesuai yang Allah inginkan.
11. Mereka yang berjumlah sebelas adalah saudara-saudaranya nabi Yusuf as.
12. Mukjizat yang bisa munculkan 12 pancaran adalah mukjizatnya nabi Musa ketika meminta air kepada Allah. Kemudian Allah menyuruh nabi musa untuk memukulkan tongkatnya pada batu. Setelah itu, jadilah batu itu mengeluarkan 12 pancaran mata air. 
13. Pusara yang berjalan bersama dengan penghuninya adalah Nabi Yunus as. ketika di telan oleh ikan huut .
14. Sesuatu yang bernafas tanpa ruh adalah waktu shubuh sesuai firman Allah : { وَٱلصُّبۡحِ إِذَا تَنَفَّسَ } Dan Demi waktu shubuh yang bernafas. 
15. Sesuatu yang Allah ciptakan tapi Allah memburukkannya adalah suara dari keledai. Allah berfirman :{إِنَّ أَنكَرَ ٱلۡأَصۡوَ ٰ⁠تِ لَصَوۡتُ ٱلۡحَمِیرِ }
[Surat Luqman: 19] Sesungguhnya seburuk-buruk suara adalah suara keledai. 
16. Orang yang jujur tapi masuk neraka adalah orang Yahudi dan Nashrani sesuai firman Allah :{ وَقَالَتِ ٱلۡیَهُودُ لَیۡسَتِ ٱلنَّصَـٰرَىٰ عَلَىٰ شَیۡءࣲ dalam hal ini orang Yahudi benar dan jujur,
 وَقَالَتِ ٱلنَّصَـٰرَىٰ لَیۡسَتِ ٱلۡیَهُودُ عَلَىٰ شَیۡءࣲ وَهُمۡ یَتۡلُونَ ٱلۡكِتَـٰبَۗ  }dalam hal ini juga orang Nashrani berkata benar dan jujur 
[Surat Al-Baqarah: 113] 
17. Orang yang Bohong tapi masuk surga adalah Saudara-saudaranya nabi Yusuf as., mereka berbohong ketika berkata kepada ayahnya bahwa nabi Yusuf telah dimakan oleh serigala Akan tetapi setelah Nabi Yusuf menjadi raja kemudian bertemu kembali dengan saudara-saudaranya dan memaafkan apa yang telah dilakukan oleh saudara-saudaranya itu sekaligus memintakan ampunan kepada Allah swt.. 
18. Yang Allah ciptakan tanpa bapak dan ibu adalah - malaikat yang Allah ciptakan dari cahaya yang ditugaskan sesuai perintah Allah dan tidak memiliki nafsu.
-Nabi Adam tanpa ayah dan Ibu
-Kambing Kibasy yang dikorbankan untuk menggantikan nabi Isma'il as. sewaktu akan di sembelih oleh nabi Ibrahim as.. 
-Dan untanya Nabi Sholeh as. yang keluar dari batu sebagai mukjizat dari nabi Sholeh as.
19. Adapun pertanyaan ibarat yg terakhir itu jawabannya adalah 30 ranting itu merupakan jumlah hari dalam satu bulan, dan setiap ranting memiliki 5 buah yaitu sholat lima waktu 2 di waktu siang di bawah matahari dan 3 nya tidak yaitu di waktu malam hari” Imam Abu Yazid menjawab seluruh pertanyaan yang diberikan tanpa sedikitpun kesalahan.

Setelah itu beliau bertanya balik kepada si pendeta itu : “Baiklah...semua jawabanmu telah aku jawab. Sekarang aku akan bertanya kepadamu satu pertanyaan saja maka berikan aku jawabannya!!”
Si pendeta menjawab :“Apa pertanyaanmu itu, Wahai Muhammady(sebutan untuk pengikut nabi Muhammad)?? 
Imam Abu Yazid berkata :“Apa itu kunci surga??”
Terdiamlah si pendeta itu seribu bahasa tanpa bisa mengucapkan sepatah kata apapun. 
Maka berkatalah para pengikut dari  pendeta :“Wahai pemimpin kami, Engkau telah banyak bertanya masalah-masalah dan ia menjawabmu, Sekarang ia bertanya padamu satu pertanyaan tetapi kamu malah terdiam ??”
Si pendeta pun akhirnya berkata :“Wahai pengikutku, Sesungguhnya aku mengetahui jawabannya tetapi aku takut kepada kalian !!”
“Jawablah, engkau tidak akan apa-apa”
Kata para pengikutnya. 

Berdirilah si pendeta dan berteriak sekencang-kencangnya :“Kunci Surga adalah لَااِلٰهَ اِلٌَا ﷲ ﷴٌ رَسُوْلُ ﷲِﷺ Tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah” Ucapnya si pendeta. 
Kemudian seluruh orang yang hadir dari pengikutnya di biara itu berdiri dan bersama-sama mengatakan : 
” لَااِلٰهَ اِلٌَا ﷲ ﷴٌ رَسُوْلُ ﷲِﷺ “
Akhirnya seluruh orang yang ada di biara itu semuanya masuk Islam. 
Setelah kejadian itu, Biara tersebut dirubah menjadi masjid untuk beribadah dan menyembah Allah swt. 

read more
cerpen islami Ibroh Info & Berita Islam

Kehidupan Rakyat ada di tangan Pemimpinnya

 


Seorang penguasa, pemimpin, raja memiliki hak untuk membuat peraturan,  entah itu menguntungkan rakyatnya atau malah membuntungkan (menyengsarakan) rakyatnya sesuai sifat dari si pemimpin itu. Rakyat akan mendapatkan imbasnya  jika mendapatkan seorang pemimpin yang dzalim dan kejam yang malah menindas rakyatnya sedangkan sang pemimpin sendiri menikmatinya. Dari zaman dahulu ada banyak cerita tentang seorang raja yang baik hati sampai raja yang biadab serta dzalim. 



Pada zaman sebelum diutusnya rasulullah SAW, seorang Kisra (raja) Persia yang adil bijaksana melakukan perburuan di suatu hutan yang lebat. Di tengah serunya mengejar hewan buruannya, sang Raja Kisra terpisah dari pasukannya sedangkan hujan akan turun waktu itu. Pada saat itu, Ia tidak memakai baju kebesarannya yang biasa ia pakai di kerajaan. Ia berjalan sampai menemukan sebuah rumah gubug sederhana. Akhirnya tanpa malu-malu ia minta ijin untuk berteduh kepada penghuni gubug itu, seorang wanita tua dan anak gadisnya. Mereka langsung mengijinkan orang asing itu tanpa mengenal bahwasannya orang itu adalah rajanya sendiri. 


Seorang wanita tua itu ternyata menggembala seekor sapi yang biasa digunakan untuk diperah. Pada waktu itu, si gadis anaknya memerah susu sapi dan mendapatkan hasil yang yang banyak sekali. Setelah itu, ia langsung menyuguhkan susu itu kepada tamunya. Sang Raja waktu itu melihat semua kejadian itu. Kemudian ia minum dan merasakan keskesegaran susu sapi itu. Melihat hal itu, terbesit keinginan dalam hati Raja untuk membuat peraturan pemungutan cukai (pajak) bagi pemilik sapi. Hal itu akan menjadi sumber pemasukan yang lumayan besar bagi kerajaan.


Ketika akan menjelang malam, si gadis memerah susu sapi seperti biasanya, tapi ia tidak memperoleh setetespun dari air susu, maka kemudian ia berseru, “Wahai ibu, raja sepertinya memiliki keinginan buruk dan niat jahat terhadap rakyatnya!!”


Ibunya berkata, “Mengapa engkau ngomong seperti itu??”


Si gadis menjawab, “Karena sapi ini tidak mengeluarkan susunya walaupun hanya setetes!!”


Si ibu pun membalas, “Sabarlah!! ini masih malam, mungkin nanti menjelang subuh cobalah lagi untuk memerahnya, mungkin nanti keluar!!”


Sang raja yang sedang beristirahat di atas tumpukan jerami itu dengan sangat jelas mendengar pembicaraan ibu dan anak tersebut. Ia bergumam pada dirinya sendiri, “Begitu besarkah pengaruhnya dari apa yang aku putuskan??”


Ia berkutat dengan pikirannya sendiri, dan akhirnya membatalkan keinginannya untuk mengambil pajak (cukai) bagi pemilik sapi yang kehidupan mereka umumnya sangat sederhana.


Menjelang subuh, si gadis mencoba memerah susu sapinya lagi, dan ia mendapatkan hasil yang banyak seperti sebelumnya. Maka iapun berkata pada ibunya, “Wahai ibu, sepertinya niat jahat sang raja telah hilang, sapi ini telah mengeluarkan susunya lagi!!”


Si ibu bersyukur, begitu juga dengan sang raja yang ikut mendengarnya. Ketika hari telah terang, sang raja berpamitan dan tidak lupa mengucapkan terima kasih tetapi tetap tidak memberi tahu siapa jati dirinya. Selang beberapa saat, datanglah serombongan pasukan yang membawa ibu dan gadis penghuni gubug sederhana itu ke kerajaan. Mereka diperlakukan dengan baik dan penuh penghormatan.


Ketika mereka dihadapkan kepada sang Raja, barulah mereka sadar kalau tamunya semalam adalah penguasa yang sempat ‘dirasani’nya (dibicarakan, dighibah). Mereka berdua meminta maaf karena merasa bersalah tetapi raja yang bijaksana itu berkata, “Tidak mengapa, tetapi bagaimana kalian bisa mengetahui hal itu??”


Si ibu berkata, “Kami telah tinggal puluhan tahun lamanya di tengah hutan itu. Jika raja yang memimpin berlaku adil dan baik, maka bumi kami ini akan subur, kehidupan kami luas dan lapang, serta ternak kami banyak menghasilkan perahan susu. Tetapi jika raja yang memimpin kami berlaku kejam dan buruk, maka bumi kami ini kering, tanah dan ternak-ternak kami tidak menghasilkan apa-apa, sehingga kehidupan kami menjadi sempit!!”


Dari kisah ini, kita tahu bahwa pemimpin akan menuntun kehidupan rakyatnya. Jika baik pemimpinnya kehidupan rakyat pun baik pula, begitu juga sebaliknya. Maka, “Wahai para pemimpin jadilah engkau pemimpin yang baik kepada rakyatnya, yang memerhatikan rakyatnya, karena dirimu akan menjadi timbal balik di kehidupan rakyatmu dan akan dipertanggung jawabkan di akhirat nanti”.

read more
akhlaq Info & Berita Islam

Menghormati yang lebih tua



 Di ceritakan, bahwasannya pada suatu ketika Sydn. Ali كرم الله وجهه akan pergi ke Masjid untuk menunaikan sholat subuh berjama'ah. Beliau cepet-cepet berjalan agar tidak ketinggalan berjama'ah, akan tetapi ditengah perjalanan beliau bertemu dengan seorang lelaki yang sudah tua yang berjalan dengan santai dan lambat. Tapi Sydn. Ali كرم الله وجهه tidak melewati orang itu karena beliau ingin menghormati dan memuliakan orang tua tersebut. Hal itu beliau lakukan sampai matahari akan mengeluarkan sinarnya(terbit). Ketika telah dekat dengan pintu Masjid Nabawi ternyata orang itu tidak masuk ke dalam tetapi ia berbelok tidak masuk Masjid. Hingga akhirnya diketahui orang itu adalah seorang Nashrani. 

Ketika Sydn.Ali كرم الله وجهه masuk ke dalam Masjid, beliau mendapati Rasulullah Saw. masih dalam keadaan rukuk. Akhirnya Sydn. Ali masih mendapati rukuknya rasulullah saw. 

Seusai sholat, Sydn.Ali كرم الله وجهه bertanya :

"Wahai rasulullah, Mengapa engkau panjangkan rukukmu sedangkan biasanya engkau tidak seperti itu ?"

Rasulullah menjawab :"Ketika aku rukuk aku ucapkan subhana rabbiyal 'adzimi wa bihamdihi sebagaimana biasanya, setelah itu aku ingin mengangkat kepalaku untuk i'tidal tapi waktu itu Jibril datang kemudian meletakkan sayapnya di atas punggungku dalam waktu yang lama. Setelah Jibril mengangkat sayapnya aku angkat kepalaku(i'tidal)."

Kemudian para sahabat yang bertanya :"Mengapa Jibril  melakukan itu,wahai Rasulullah ?

Rasulullah menjawab :"aku masih belum bertanya kepada Jibril"

Tak lama setelah itu Jibril datang kepada rasulullah dan berkata :"Wahai Muhammad, Sesungguhnya 'Ali itu tergesa-gesa untuk mengikuti jama'ah akan tetapi ditengah perjalanan ia bertemu seorang Nashrani yang sudah tua yang ia tidak tahu dengan kenashraniannya. 'Ali pun memuliakannya karena ia lebih tua darinya, ia tidak mendahuluinya dan menjaga haknya. Kemudian Allah menyuruhku untuk menahan engkau didalam rukuk sampai 'Ali bisa mendapatkan sholat berjama'ah. 

"Ini bukanlah hal yang menakjubkan, yang lebih menakjubkan adalah Allah memerintahkan Mika'il untuk menahan matahari agar tidak terbit dikarenakan oleh itu"  Jibril melanjutkan. 

Kemudian Nabi bersabda : "Ini adalah derajat orang yang memuliakan orang yang lebih tua meskipun ia adalah seorang Nashrani(berbeda agama).



read more
cerpen islami Cinta Ibroh Info & Berita Islam Novel islami

Pandangan Cinta

 


Cinta merupakan sebuah perasaan yang dimiliki oleh setiap manusia. Cinta itu seperti embun yang jatuh dari langit ke bumi. Dia suci. Jika ia jatuh Di tanah yang buruk/kotor maka ia akan menjadi kotor juga. Tapi jika ia jatuh di tanah yang baik maka ia akan menumbuhkan tumbuhan, tanaman, bunga, dll. Begitu pula cinta, Jika ia jatuh pada orang yang buruk sifatnya buruk kelakuannya buruk pikirannya kotor maka cinta itu akan tumbuh menjadi kedustaan, kedurjanaan, ladang kemaksiatan, dan hal-hal buruk lainnya. Cinta yang seperti ini yang akan menyebabkan sakitnya hati sampai patah hati sehingga terasa berkeping-keping. Sebaliknya jika cinta diterima oleh orang yang baik akhlaknya baik perilakunya baik maka cinta itu akan tumbuh menjadi kesucian hati, keikhlasan, ketulusan, kesetiaan, dan akan menumbuhkan hal-hal yang baik juga. 

Jika cinta itu telah merasuk ke dalam jiwa maka ia akan merubah pemilik jiwa itu akan menjadi buta dan tuli. Orang itu akan berkorban untuk apa yang ia cintai bahkan meskipun ia disuruh untuk mengorbankan nyawanya ia kasih. Begitu dahsyatnya cinta sehingga rasulullah pernah bersabda :

 "حُبُّكَ الشَّيْءَ يُعْمِيْ وَيُصِمُّ"

Yang artinya : Cintamu pada sesuatu akan membutakan sekaligus men-tulikan.

Pada suatu hari, Syaikh Ibrahim Bin Adham melakukan perjalanan bersama seorang lelaki. Perjalanan itu cukup lama dan panjang.Beberapa saat setelah itu si lelaki bermaksud untuk berpisah. 

Dia berkata : “Wahai syaikh, saya berharap syaikh memberikan nasehat dan mengingatkan kekurangan-kekurangan ataupun aib(cacat) yang ada pada diriku ”.

Syaikh menjawab : “Aku tidak bisa melihat kekurangan yang ada pada dirimu karena aku melihat dirimu dengan pandangan cinta. Sehingga aku tidak melihat keburukan maupun kekurangan yang ada pada dirimu. Sebaiknya kamu bertanya kepada orang lain sebab aku menganggap semua yang ada padamu itu baik”.

Imam Syafi'i pernah berkata dalam hal seperti ini :

وَ عَيْنُ الرِّضَى عَنْ كُلِّ عَيْبٍ كَلِيْلَةْ 

 وَلَكِنَّ عَيْنَ السُّخْطِ تُبْدِي مَسَاوِيَةْ

Artinya :

 Pandangan mata kerelaan (kecintaan) tidak mampu melihat kekurangan dan cacat orang yang ia cintai.

Sebagaimana pandangan mata kebencian akan memperlihatkan segala bentuk kejelekan.

Wallahu a'lam. 


read more

Terpopuler

Biografi Singkat Abuya Nurhasanuddin bin Abdul Latif Pengasuh Pondok Pesantren Darussa'adah Malang

Biografi Singkat Abuya Nurhasanuddin bin Abdul Latif Pengasuh Pondok Pesantren Darussa'adah Malang Abuya Nurhasanuddin lahi...
read

Lafadz HINDUN ( هِنْدٌ ) Termasuk pada Isim Munshorif apa Isim Ghoiru Munshorif ??

Pertanyaan: Lafadz  هندٌ  itu termasuk isim  munshorif atau isim  ghoiru  munshorif , jika termasuk isim ghoiru munshorif mengapa dit...
read

Download ebook Kunuzussa'adah pdf | Ma'had Darussa'adah Al-Islamy

     Assalamu'alaikum Wr.  Wb.      Para cendekia sekalian pada kali ini kami akan berbagi file dokumen Kunuzussa'adah   (pdf)...
read

Alfiyah Ibnu Malik (Keutamaan dan Ringkas Nadhomnya)

Masih di dalam BAB MUQODDIMAH Alfiyah Ibnu Malik,  Bismillahirrohmanirrohim, Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh. Alfiyah ...
read

Penjelasan ringkas syair - عَرَفْتُ الشَّرَّ لَا لِلشَّرِّ | Cendekiawan Santri

sebagian ahli syair menyatakan : عَرَفْتُ الشَّرَّ لاَ لِلشَّرِّ وَلَكِنْ لِتَوْقِيْهِ وَمَنْ لَمْ يَعْرِفِ الْخَيْرَ مِنَ الشَّرِّ ...
read

Find Us Facebook

Design by Desain Profesional