Cendekiawan Santri - Mudzakaroh dan Musyawarah serta Bahtsul Masail Seputar Ilmu Syariat Islam

Cendekiawan Santri - Mudzakaroh dan Musyawarah serta Bahtsul Masail Seputar Ilmu Syariat Islam
M E N U
  • HOME
  • BIOGRAFI ULAMA'
  • BAHTSUl MASAIL
  • Info & Berita Islami
  • Kajian
  • _Tajwid
  • _Bahasa Arab
  • _Shorrof
  • _Nahwu
  • _Fiqh
  • _Tasawwuf
  • _Ibroh
  • _Lirik dan Syair
  • Amalan Harian
  • Cerpen & Novel
  • _Cerpen Cerdas
  • _Cerpen Islami
  • _Novel islami
  • _Mimpi di atas Awan
  • _Tanda Titik
  • _Azwidatul Azkiya'
  • Bisnis Online

JADWAL UPDATE ARTIKEL

  • SENIN: Biografi Ulama' (Informasi & Cerita)
  • SELASA: Fiqh & Hadits
  • RABU: Bahasa Arab, Nahwu & Shorrof
  • KAMIS: Al Qur'an (Tajwid)
  • SABTU: Ibroh & Lirik Sya'ir
  • AHAD: Amalan Harian

Home » Tasawwuf

cerpen islami Ibroh Info & Berita Islam Tasawwuf

Siksa Kubur akibat tak berzakat

 


Hai sobat cendekiawan... Senang berjumpa kembali. Yang perjumpaan ini pasti ada akhirnya. Kematian namanya. Yah kita tahu semua orang akan mengalaminya. Setiap kehidupan pasti akan mengalami dan merasakan kematian kecuali sang pencipta kehidupan, yakni Allah Swt. Yang Maha Kekal. Setelah mati, manusia akan dihadapkan dengan alam kubur sebelum menuju alam akhirat. Di alam kubur kita akan merasakan kenikmatan untuk orang yang sholeh atau sebaliknya azab kubur sesuai amal kita masing-masing .Siksa kubur itu benar adanya sesuai sabda rasulullah Saw. yang kita sebagai umatnya harus meyakininya. 

Pada zaman tabi'in diceritakan, sekelompok tabi'in mendatangi Abu Sinan. Belum sempat mengobrol, Abu Sinan mengajak mereka untuk bertakziah pada tetangganya yang saudaranya meninggal. 

"Ayo kita pergi ke rumah tetanggaku yang saudaranya telah meninggal" kata Abu Sinan. 

Setelah sampainya di rumah shohibul musibah, mereka mendapati seseorang laki-laki sedang menangisi saudaranya yang telah meninggal. Kemudian para tabi'in mencoba menghibur dan menenangkannya dan berkata:

"Tidaklah engkau tahu kematian itu suatu hal yang pasti yang tidak bisa diragukan dan tidak bisa dihindarkan ?" Kata salah satu dari mereka (tabi'in) 

"Iya itu benar, aku menangisinya karena ia sedang menghadapi siksa kubur!" ia menjawab sambil menahan isak tangisnya. 

Para tabi'in saling memandang, kemudian berkata :"Apakah kamu telah diperlihatkan hal ghoib oleh Allah ?!!"

Lelaki itu menjawab :"Tidak, tetapi setelah selesai pemakamannya kemudian orang-orang mulai meninggalkannya, aku duduk disana sendirian sambil meratakan tanah kuburannya dan mendoakannya. Tiba-tiba aku mendengar suara dari dalam kuburannya : Aaaahhhh......  Mereka telah meninggalkanku sendirian disini sedangkan aku disiksa, padahal aku benar-benar telah berpuasa dan menunaikan sholat...... "lelaki itu semakin hebat nangisnya. Sesaat kemudian, ia menahan isak tangisnya dan melanjutkan ceritanya " Mendengar suaranya aku menjadi prihatin kepadanya, aku menangis dan aku gali lagi kuburannya. Kemudian aku melihat di dalam kuburnya api yang menjilat-jilat dan kulihat sebuah kalung dari api yang melingkar di lehernya. Rasa kasihanku yang ingin mengurangi derita sakitnya membuatku mengulurkan tanganku untuk melepas kalung yang ada di lehernya, akan tetapi belum sampai menyentuhnya tangan dan jari-jariku terbakar karenanya..... !!!

Lalu ia menunjukkan tangannya yang menghitam karena terbakar dan ia berkata lagi : "Lalu aku menutup lagi kuburannya dan aku terus sedih dan menangisi keadaan dirinya."

Para tabi'in berkata : "Sebenarnya ketika di dunia apa yang dilakukan olehnya sampai mendapat siksa kubur seperti itu ?"

"Karena ia tidak mengeluarkan zakat hartanya" Jawabnya. 

Muhammad bin Yusuf Al-Qiryabi (salah seorang tabi'in yang bertakziah) berkata : "Kejadian ini membuktikan firman Allah Swt.  :

 وَلَا يَحۡسَبَنَّ ٱلَّذِينَ يَبۡخَلُونَ بِمَآ ءَاتَىٰهُمُ ٱللَّهُ مِن فَضۡلِهِۦ هُوَ خَيۡرٗا لَّهُمۖ بَلۡ هُوَ شَرّٞ لَّهُمۡۖ سَيُطَوَّقُونَ مَا بَخِلُواْ بِهِۦ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِۗ وَلِلَّهِ  مِيرَٰثُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۗ وَٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ خَبِيرٞ
[Surat Ali 'Imran: 180]

Artinya :
Dan jangan sekali-kali orang-orang yang kikir dengan apa yang diberikan Allah kepada mereka dari karunia-Nya, mengira bahwa (kikir) itu baik bagi mereka, padahal (kikir) itu buruk bagi mereka. Apa (harta) yang mereka kikirkan itu akan dikalungkan (di lehernya) pada hari Kiamat. Milik Allah-lah warisan (apa yang ada) di langit dan di bumi. Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.

"Sedangkan saudaramu itu lagi disegerakan siksanya di alam kubur sampai hari kiamat tiba"Abu Muhammad bin Yusuf Al-Qiryabi meneruskan penjelasannya. 


Dari kisah di atas kita bisa tahu bahwa azab kubur itu pasti benar adanya dan orang yang ber-uang atau yang memiliki harta tidak sedikit segeralah untuk mengeluarkan zakat hartanya sebelum azab kubur menantimu. Gimana sobat berani nggak....?? 😏😏


Wallahu a'lam. 

read more
Hadits Tasawwuf

Hukum mengucapkan selamat natal kepada non muslim

Hukum mengucapkan selamat natal kepada non muslim


     Assalamu'alaikum wr. wb. para cendekia sekalian, pada kali ini kami akan membagikan pengalaman pribadi mimin nih, siapa tau aja manfaat buat kalian semua terutama bagi mimin sendiri, mimin akan bercerita tentang masalah toleransi beragama, pernah dengarkan percakapan orang muslim dengan orang non muslim versi Buya Hamka, ya agak persislah dengan cerita tersebut. Ok langsung sajalah ya.....

Cendekiawan Santri - Hukum mengucapkan selamat natal kepada non muslim


Suatu malam kami para Santri Ad-Dzikro berkumpul seperti biasa dikamar Thullab (santri) lalu ada seorang santri sebut saja namanya si A yang meminjam hp saya dan mendengarkan ceramah Habib Taufiq bin As-segaf bertemakan Haram mengucapkan Selamat natal, kebetulan ada temennya sebut saja si B, Mungkin karena mempunyai toleransi yang tinggi ( atau pemahaman yang kurang mujngkin) si B 

Nah,begitu juga dengan seorang yang muslim mengucapkan selamat natal kepada seorang nashrani. Seakan-akan orang yang mengucapkannya, menyematkan kalimat setuju akan kekufuran mereka. Karena mereka menganggap bahwa hari natal adalah hari kelahiran tuhan mereka, yaitu Nabi ‘Isa ‘alaihish shalatu wa sallam. Dan mereka menganggap bahwa Nabi ‘Isa adalah tuhan mereka. Bukankah hal ini adalah kekufuran yang sangat jelas dan nyata?

Padahal Allah Ta’ala telah berfirman,

لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ

“Bagimu agamamu, bagiku agamaku.” (QS. Al-Kafirun: 6).


Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ تَبْدَءُوا الْيَهُودَ وَلاَ النَّصَارَى بِالسَّلاَمِ

“Janganlah kalian mendahului Yahudi dan Nashara dalam salam (ucapan selamat).” (HR. Muslim no. 2167).

Umar bin Al Khottob radhiyallahu ‘anhu pernah berkata,

اجتنبوا أعداء الله في عيدهم

“Jauhilah orang-orang kafir saat hari raya mereka” (Diriwayatkan oleh Al Baihaqi di bawah judul bab ‘terlarangnya menemui orang kafir dzimmi di gereja mereka dan larangan menyerupai mereka pada hari Nairuz dan perayaan mereka’ dengan sanadnya dari Bukhari, penulis kitab Sahih Bukhari sampai kepada Umar). Nairuz adalah hari raya orang-orang qibthi yang tinggal di Mesir. Nairuz adalah tahun baru dalam penanggalan orang-orang qibthi. Hari ini disebut juga Syamm an Nasim. Jika kita diperintahkan untuk menjauhi hari raya orang kafir dan dilarang mengadakan perayaan hari raya mereka lalu bagaimana mungkin diperbolehkan untuk mengucapkan selamat hari raya kepada mereka.
islam mulia dan mengajarkan akhlaq terpuji
Allah Ta’ala berfirman,

لا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُم مِّن دِيَارِكُمْ أَن تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ

“Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (QS. Al Mumtahanah: 8)

Tidak samar lagi, bahwa sebagian kaum muslimin turut berpartisipasi dalam perayaan natal. Lihat saja ketika di pasar-pasar, di jalan-jalan, dan pusat perbelanjaan. Sebagian dari kaum muslimin ada yang berpakaian dengan pakaian khas perayaan natal. Padahal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melarang kaum  muslimin untuk menyerupai kaum kafir.

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

Allah Ta’ala telah berfirman,

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” (QS. Al-Maidah: 2).

read more
cerpen islami Info & Berita Islam Tasawwuf

Kisah Ibrahim bin Adham dan Orang Buta Ahli Bersyukur

Kisah Ibrahim bin Adham dan Orang Buta Ahli Bersyukur - Group Whatsapp Cendekiwan Santri

By Ahmad Muttaqin - +62 853-6705-xxxx (Group Whatsapp Cendekiwan Santri)

Penulis Muchlisin BK - 10 Januari 2019

Ibrahim bin Adham adalah salah seorang tabi’ut tabi’in terkemuka. Ia dikenal sebagai ulama yang zuhud dan ahli tasawuf. Banyak pelajaran hidup dan kisah spiritualnya yang mengingatkan kita untuk mencintai Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Suatu hari, ketika Ibrahim bin Adham rahimahullah sedang berjalan, ia menyaksikan pemandangan aneh. Seorang laki-laki yang tidak memiliki tangan dan kaki berada di pinggir jalan. Sesekali, orang-orang yang lewat di sana menyuapkan makanan kepada laki-laki tersebut.

“Alhamdulillah ‘ala ni’amihil ‘adhiimah wa ‘athaayaahul jasiimah. Segala puji bagi Allah atas nikmat-nikmatNya yang agung dan karuniaNya yang besar,” demikian kalimat itu terdengar oleh Ibrahim bin Adham.

Ibrahim bin Adham tertarik, lantas menghampiri laki-laki tersebut. Ia perhatikan laki-laki itu, ternyata ia juga buta dan terkena kusta.

“Wahai Saudaraku, apa yang terjadi dengan matamu?” tanya Ibrahim bin Adham.

“Aku buta. Tak bisa melihat”

“Apa yang terjadi dengan tangan dan kakimu?”

“Tangan dan kakiku terpotong. Aku lumpuh”

“Lalu kenapa dengan kulitmu?”

“Aku terkena penyakit kusta”

“Bagaimana kamu makan?”

“Seperti yang engkau lihat, Allah menggerakkan tangan-tangan manusia yang lewat untuk menyuapiku”

“Rumahmu di mana?”

“Aku nggak punya rumah. Hidupku di pinggir jalan seperti ini”

“Lalu tadi engkau mengatakan apa?”

“Aku mengatakan, Alhamdulillah ‘ala ni’amihil ‘adhiimah wa ‘athaayaahul jasiimah. Segala puji bagi Allah atas nikmat-nikmatNya yang agung dan karuniaNya yang besar.”

Sampai di sini Ibrahim bin Adham terheran. Laki-laki tersebut mendapatkan ujian yang begitu banyak. Tidak bisa jalan, tidak bisa beraktifitas normal, bahkan tidak bisa melihat. Tapi ia justru banyak bersyukur. Nikmat apa yang ia syukuri?

“Lalu di mana nikmat-nikmat yang agung dan karunia yang besar itu wahai Saudaraku, jika engkau buta, tak punya tangan dan kaki, kena kusta, tak punya rumah dan tidak bisa bekerja?”

“Wahai Saudaraku,Bukankah Allah masih memberikan aku lisan untuk berdzikir dan hati untuk bersyukur? Lalu nikmat yang mana lagi yang lebih agung daripada ini?”

Jawaban itu membuat Ibrahim bin Adham takjub. Ternyata masih ada orang yang level syukurnya seperti ini.
read more
akhlaq cerpen islami Hadits Info & Berita Islam Tasawwuf

3 Perkara di dunia yang disukai oleh Allah, Rosulullah dan Para Sahabat-Nya

3 Perkara di dunia yang disukai oleh Allah, Rosulullah dan Para Sahabat-Nya - (Group Whatsapp Cendekiawan Santri)

by: Ahmad Muttaqin - +62 853-6705-xxxx (Group Whatsapp Cendekiawan Santri)

Pada suatu hari Rasulullah SAW duduk bersama sahabatnya & bertanya kepada mereka.

Bermula ditanyakan kepada Sayyidina Abu Bakar ra, “Apa yang kamu suka dari dunia ini?”

Dan berkatalah Saidina Abu Bakar ra
“Aku suka dari dunia ini tiga perkara:

  1. Duduk duduk bersama Rasulullah SAW.
  2. Melihat wajah mu ya Rasulullah SAW
  3. Aku korbankan hartaku untukmu ya Rasulullah SAW ”


Lalu Rasulullah bertanya dengan Sayyidina Umar ra. “Bagaimana pula denganmu ya Umar?”

Jawab Sayyidina Umar ra.
“Ada 3 perkara juga yang aku suka:

  1. Membuat kebaikan walaupun dalam keadaan manusia tidak mengetahuinya.
  2. Mencegah kemungkaran walaupun dalam keadaan terang-terangan.
  3. Berkata yang benar walaupun pahit”


“Dan bagaimana pula denganmu wahai Uthman?”

Berkata Sayyidina Uthman ra.
“Ada 3 perkara yang aku suka:

  1. Memberi makan
  2. Memberi salam
  3. Bershalat malam di waktu manusia tidur”


“Bagaimana pula dengan kamu wahai Ali ra ?”

“Aku juga cintakan 3 perkara:

  1. Memuliakan tetamu
  2. Berpuasa di musim panas
  3. Dan memukul musuh dengan pedang”


Kemudian bertanya rasulullah saw pada Abu Dzar. ra, “Apa yang kamu suka di dunia ini?”

Berkata Sayyidina Abu Dzar ra 
“Aku suka 3 perkara di dunia ini:

  1. Lapar
  2. Sakit
  3. Mati”


Kemudian Rasulullah SAW bertanya, “Kenapa wahai Abu Dzar?”

Berkata Abu Dzar ra,
“Aku sukakan lapar karena untuk membersihkan hati. Aku sukakan sakit karena untuk mengurangkan dosaku. Aku sukakan maut karena untuk bertemu Tuhanku” Allah SWT.

Kemudian bersabdalah Rasulullah SAW
“Aku cintakan dari dunia ini 3 perkara:

  1. Wangian
  2. Wanita yang shalehah
  3. Shalat menjadi penyejuk mata ku”


Kemudian di waktu itu turunlah Malikat Jibril as memberi salam pada Rasulullah SAW & para sahabat.

Kemudian Malaikat Jibril mengatakan
"Aku sukakan di dunia kamu ini 3 perkara :

  1. Menyampaikan risalah
  2. Menunaikan amanah
  3. Cinta terhadap orang miskin”


Kemudian Malaikat Jibril naik ke langit & turun sekali lagi ke bumi & berkata “Sesungguhnya Allah SWT mengucapkan salam kepada kamu semua & Allah SWT berkata sesungguhnya Allah SWT suka pada dunia kamu ini 3 perkara:

  1. Lidah yang sentiasa berzikir
  2. Hati yang sentiasa khusyuk
  3. Jasad yang sabar menanggung ujian”


Semoga bermanfaat
read more
akhlaq Info & Berita Islam Tasawwuf

Akhlak Seseorang dalam Berdakwah

Cendekiawan Santri - Akhlak Seseorang dalam Berdakwah - (Group Whatsapp Cendekiawan Santri)

by: Ahmad Muttaqin - +62 853-6705-xxxx(Group Whatsapp Cendekiawan Santri)

Seseorang ketika berdakwah hendaknya memperhatikan akhlak yang mulia ini, janganlah ia sampai gegabah dan bertindak kasar dalam dakwahnya.


Allah Ta’ala telah menjelaskan tiga metode dasar dakwah yang salah satu diantaranya adalah dengan hikmah. Allah Ta’ala berfirman:

ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

“serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS. An Nahl : 125).
read more

Terpopuler

Biografi Singkat Abuya Nurhasanuddin bin Abdul Latif Pengasuh Pondok Pesantren Darussa'adah Malang

Biografi Singkat Abuya Nurhasanuddin bin Abdul Latif Pengasuh Pondok Pesantren Darussa'adah Malang Abuya Nurhasanuddin lahi...
read

Lafadz HINDUN ( هِنْدٌ ) Termasuk pada Isim Munshorif apa Isim Ghoiru Munshorif ??

Pertanyaan: Lafadz  هندٌ  itu termasuk isim  munshorif atau isim  ghoiru  munshorif , jika termasuk isim ghoiru munshorif mengapa dit...
read

Download ebook Kunuzussa'adah pdf | Ma'had Darussa'adah Al-Islamy

     Assalamu'alaikum Wr.  Wb.      Para cendekia sekalian pada kali ini kami akan berbagi file dokumen Kunuzussa'adah   (pdf)...
read

Alfiyah Ibnu Malik (Keutamaan dan Ringkas Nadhomnya)

Masih di dalam BAB MUQODDIMAH Alfiyah Ibnu Malik,  Bismillahirrohmanirrohim, Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh. Alfiyah ...
read

Penjelasan ringkas syair - عَرَفْتُ الشَّرَّ لَا لِلشَّرِّ | Cendekiawan Santri

sebagian ahli syair menyatakan : عَرَفْتُ الشَّرَّ لاَ لِلشَّرِّ وَلَكِنْ لِتَوْقِيْهِ وَمَنْ لَمْ يَعْرِفِ الْخَيْرَ مِنَ الشَّرِّ ...
read

Find Us Facebook

Design by Desain Profesional