Cendekiawan Santri - Mudzakaroh dan Musyawarah serta Bahtsul Masail Seputar Ilmu Syariat Islam

Cendekiawan Santri - Mudzakaroh dan Musyawarah serta Bahtsul Masail Seputar Ilmu Syariat Islam
M E N U
  • HOME
  • BIOGRAFI ULAMA'
  • BAHTSUl MASAIL
  • Info & Berita Islami
  • Kajian
  • _Tajwid
  • _Bahasa Arab
  • _Shorrof
  • _Nahwu
  • _Fiqh
  • _Tasawwuf
  • _Ibroh
  • _Lirik dan Syair
  • Amalan Harian
  • Cerpen & Novel
  • _Cerpen Cerdas
  • _Cerpen Islami
  • _Novel islami
  • _Mimpi di atas Awan
  • _Tanda Titik
  • _Azwidatul Azkiya'
  • Bisnis Online

JADWAL UPDATE ARTIKEL

  • SENIN: Biografi Ulama' (Informasi & Cerita)
  • SELASA: Fiqh & Hadits
  • RABU: Bahasa Arab, Nahwu & Shorrof
  • KAMIS: Al Qur'an (Tajwid)
  • SABTU: Ibroh & Lirik Sya'ir
  • AHAD: Amalan Harian

Home » Hadits

Fiqh Hadits

Kifayatul Akhyar fi Halli Ghayatil Ikhtishar


Assalamualaikum sahabat cendekia.

Agak lama Admin tidak ikut nimbrung di Blog Cendekiawan Santri ini, pada kesempatan kali ini kita akan mulai mengkaji kitab Fiqh yang cukup populer dikalangan para santriwan santriwati.


Yaitu sebuah kitab yang dikarang dan disusun oleh Syeikh Imam Al-Faqih Al-Muhaddits: Taqiyuddin Abi Bakar bin Muhammad bin Abdul Mukmin Al-Hushni Al-Husaini Ad-dimasqi As-Syafi'i, semoga senantiasa tambahan rahmat dan berkeah tercurahkan kepada beliau.


Dengan kearifan dan keluhuran ilmunya, beliau berhasil menyajikan kitab yang sangat mudah dipahami oleh setiap santri yang baru belajar ilmu agama. KIFAYATUL AKHYAR adalah sebutannya, menganalisis tatacara beibadah yang baik dan benar.


Sebab dari tersusunnya kitab ini karena Syeikh taqiyuddin diminta oleh para sahabat dan teman-temannya, untuk menciptakan sebuah kitab yang mudah untuk dipahami dan dengan ringkas namun mengandung makna dan pengertian yang luas.


Hal ini diterangkan dalam MUKADDIMAH kitab Kifayatul Akhyar fi Halli Ghayatil Ikhtishar. Beliau mengijabah permintaan para sahabatnya, begitupula karena beliau mengetahui betapa pentingnya mempelajari Ilmu Agama ini sesuai dengan Hadits Rasulullah SAW.


مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّيْنِ

حديث شريف

"Barang siapa yang Allah kehendaki untuk menjadi orang yang baik, maka Allah berikan Ilmu Pengetahuan kepadanya untuk memahami Agama-Nya." 

Dengan tujuan utamanya adalah mengetahui cara beribadah kepada Allah dengan baik, sehingga dapat menjadikan kita semakin mudah dalam mendekatkan diri kepada-Nya.

Karena apabila ibadah kita tidak didasari dengan ilmu, maka semuanya akan sia-sia saja. Maka mempelajari Ilmunya juga sanagat penting, dalam kaidah santri Ilmu yang membahas tentang Ushul dan Tatacara Ibadah dengan benar disebut dengan Ilmu Fiqh. dan keutamaan mempelajarinya sangat penting, karena tidak ada ibadah yang lebih utama bagi Allah kecuali mengetahui cara beribadahnya dengan benar.

Sebagaimana yang telah disabdakan oleh Rasulullah SAW:

مَاعُبِدَ اللهُ سُبْحَانُهُ بِشَيْئٍ اَفْضَلَ مِنْ فِقْهٍ فِى الدِّيْنِ

"Tidak ada ibadah yang lebih utama bagi Allah, daripada beribadah dengan belajar Ilmu Fiqh (Ilmu Pengetahuan tentang beragama)". HR. Turmudzi dalam kitab Jami'nya.

--- Untuk Kajian Kifayatul Akhyar secara khusus silahkan mengunjungi link dari situs kajian kifayatul akhyar kami:


KUNJUNGI KAJIAN KAMI
read more
cerpen cerdas cerpen islami Hadits

Keutamaan Duduk Didalam Masjid



Dunia merupakan ladang unttuk akhirat. Yaitu kita sebagai manusia hamba Allah untuk memperbanyak bekal untuk alam akhirat yang kekal abadi yang mana di dunia ini hanyalah sementara. Memperbanyak amal kebaikan dengan cara seperti memperbanyak shadaqah,mencari ilmu,beri'tikaf duduk di dalam masjid,membaca wirid ataupun zikir dll.

 Di riwayatkan dari Abi Waaqid al-Laitsi bahwasannya Rasulullah Saw. suatu ketika duduk didalam masjid bersama para sahabat. Kemudian datanglah 3 orang, 2 orang menghadap rasulullah sedangkan 1-nya pergi menjauh dari rasulullah. Keduanya berhenti di depan rasulullah Saw., Salah satu dari keduanya itu melihat ada yang kosong di tengah majlis akhirnya ia masuk ke dalam majlis halaqah rasulullah itu. Sedangkan satu-nya lagi duduk dibelakang halaqah itu. Adapun yang ketiga itu menjauh dan pergi.

 Kemudian rasulullah Saw. bersabda :"apakah ingin saya kabarkan tentang 3 orang tadi ? Adalah orang pertama itu, ia meminta perlindungan kepada Allah maka Allah akan melindunginya. Dan orang kedua itu ia malu kepada Allah maka Allah juga malu kepadanya. Dan orang yang ketiga yang terakhir itu ia berpaling kepada Allah maka Allah pun berpaling kepadanya."

read more
Hadits tauhid

Keistimewaan Bulan Rajab - Cendekiawan santri

Keutamaan Bulan Rajab - Cendekiawan Santri


Halo sahabat cendekiawan santri.. Kali ini kita akan membahas tentang bulan Rajab. 

Bulan Rajab adalah bulan yang agung. Bahkan bisa dikatakan bulan Rajab untuk mempersiapkan diri untuk menuju bulan Ramadhan. Berikut ini beberapa keistimewaan yang dimiliki bulan Rajab :

  1.  Orang yang melakukan amal ibadah khususnya ibadah puasa, membaca  istighfar, dan bertaubat itu pahalanya besar.
  2. Dikabulkannya Do'a pada malam pertama bulan Rajab. Sebagaimana rasulullah ﷺ bersabda :خَمْسّ لَيَالٍ لَا  تُرَدُّ فِيْهِنَّ الدَّعْوَةُ :أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ رَجَبَ ، وَلَيْلةُالنِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ، وَلَيْلَةُ الْجُمْعَةِ، وَلَيْلَةُ الْفِطْرِ، وَلَيْلَةُ النَّحْرِ۔(أخرجه السيوطي في الجامع)
    Artinya : "Lima malam yang orang berdo'a di malam itu tidak akan ditolak : 1.malam pertama bulan Rajab 2.malam Nisfu Sya'ban 3.malam jum'at  4.malam  Hari Raya idul fitri 5.malam Hari Raya idul adha
  3. Pada malam ke 27 Rajab, rasulullah melakukan isra' mi'raj yaitu perjalanan rasulullah yang dilakukan pada malam Hari dari masjidil Haram sampai ke masjidil aqsha kemudian beliau naik ke atas langit menuju sidratul muntaha. Begitu singkatnya. Hemm.. Nantikan artikel kisah isra' mi'raj kami ya😉....
  4. Bulan Rajab termasuk bulan اشهر الحرم. Bulan اشهر الحرم yaitu Dzulqo'dah, Dzulhijjah,Muharman, Dan Rajab. 3 berurutan 1 sendirian. (source :kitab kanzun najah wa surur) 


Ini merupakan keutamaan bulan Rajab yang kita Sebagai umat Muslim bisa memanfaakan bulan Rajab ini untuk memperbaiki diri kita masing-masing untuk menghadapi bulan mulia, bulan Ramadhan.

Semoga kita termasuk yang Allah berikan hidayah untuk selalu beramal Sholeh. Wallahu a'lam. 

read more
Hadits Tasawwuf

Hukum mengucapkan selamat natal kepada non muslim

Hukum mengucapkan selamat natal kepada non muslim


     Assalamu'alaikum wr. wb. para cendekia sekalian, pada kali ini kami akan membagikan pengalaman pribadi mimin nih, siapa tau aja manfaat buat kalian semua terutama bagi mimin sendiri, mimin akan bercerita tentang masalah toleransi beragama, pernah dengarkan percakapan orang muslim dengan orang non muslim versi Buya Hamka, ya agak persislah dengan cerita tersebut. Ok langsung sajalah ya.....

Cendekiawan Santri - Hukum mengucapkan selamat natal kepada non muslim


Suatu malam kami para Santri Ad-Dzikro berkumpul seperti biasa dikamar Thullab (santri) lalu ada seorang santri sebut saja namanya si A yang meminjam hp saya dan mendengarkan ceramah Habib Taufiq bin As-segaf bertemakan Haram mengucapkan Selamat natal, kebetulan ada temennya sebut saja si B, Mungkin karena mempunyai toleransi yang tinggi ( atau pemahaman yang kurang mujngkin) si B 

Nah,begitu juga dengan seorang yang muslim mengucapkan selamat natal kepada seorang nashrani. Seakan-akan orang yang mengucapkannya, menyematkan kalimat setuju akan kekufuran mereka. Karena mereka menganggap bahwa hari natal adalah hari kelahiran tuhan mereka, yaitu Nabi ‘Isa ‘alaihish shalatu wa sallam. Dan mereka menganggap bahwa Nabi ‘Isa adalah tuhan mereka. Bukankah hal ini adalah kekufuran yang sangat jelas dan nyata?

Padahal Allah Ta’ala telah berfirman,

لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ

“Bagimu agamamu, bagiku agamaku.” (QS. Al-Kafirun: 6).


Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ تَبْدَءُوا الْيَهُودَ وَلاَ النَّصَارَى بِالسَّلاَمِ

“Janganlah kalian mendahului Yahudi dan Nashara dalam salam (ucapan selamat).” (HR. Muslim no. 2167).

Umar bin Al Khottob radhiyallahu ‘anhu pernah berkata,

اجتنبوا أعداء الله في عيدهم

“Jauhilah orang-orang kafir saat hari raya mereka” (Diriwayatkan oleh Al Baihaqi di bawah judul bab ‘terlarangnya menemui orang kafir dzimmi di gereja mereka dan larangan menyerupai mereka pada hari Nairuz dan perayaan mereka’ dengan sanadnya dari Bukhari, penulis kitab Sahih Bukhari sampai kepada Umar). Nairuz adalah hari raya orang-orang qibthi yang tinggal di Mesir. Nairuz adalah tahun baru dalam penanggalan orang-orang qibthi. Hari ini disebut juga Syamm an Nasim. Jika kita diperintahkan untuk menjauhi hari raya orang kafir dan dilarang mengadakan perayaan hari raya mereka lalu bagaimana mungkin diperbolehkan untuk mengucapkan selamat hari raya kepada mereka.
islam mulia dan mengajarkan akhlaq terpuji
Allah Ta’ala berfirman,

لا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُم مِّن دِيَارِكُمْ أَن تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ

“Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (QS. Al Mumtahanah: 8)

Tidak samar lagi, bahwa sebagian kaum muslimin turut berpartisipasi dalam perayaan natal. Lihat saja ketika di pasar-pasar, di jalan-jalan, dan pusat perbelanjaan. Sebagian dari kaum muslimin ada yang berpakaian dengan pakaian khas perayaan natal. Padahal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melarang kaum  muslimin untuk menyerupai kaum kafir.

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

Allah Ta’ala telah berfirman,

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” (QS. Al-Maidah: 2).

read more
Amalan Harian Fikih Islam Fiqh Hadits Info & Berita Islam

Amalan Mustajab Seusai Jumatan


Syair ini pada tahun 1950an kerap dilantunkan orang-orang tua. Demikian diceritakan orang-orang tua di masa kini. Syair yang juga dipopulerken Gus Dur ini kerap dinisbahkan kepada seorang legenda yang sangat cendekia dan jenaka. Walhasil syair ini keluar dari seseorang yang dikenal dengan sebutan Abu Nawas atau Abu Nuwas.

Tidak salah kalau syair berikut ini memiliki tempat di hati kalangan orang-orang baik. Selain kandungannya yang berbobot, syair ini diharapkan memberikan manfaat bagi pembacanya sebagaimana anjuran salah seorang ulama besar yang menghimpun syariat dan hakikat Syekh Abdul Wahhab Sya’roni. 

Sayid Bakri bin M Sayid Syatho Dimyathi dalam karyanya I‘anatut Tholibin mengutip ucapan Syekh Abdul Wahhab Sya’roni.

 عن سيدي عبد الوهاب الشعراني ـ نفعنا الله به ـ أن من واظب على قراءة هذين البيتين في كل يوم جمعة، توفاه الله على الإسلام من غير شك، وهما:

إِلَهِيْ لَسْتُ لِلْفِرْدَوْسِ أَهْلًا   وَلَا أَقْوَى عَلَى نَارِ الجَحِيْمِ 

فَهَبْ لِيْ تَوْبَةً وَاغْفِرْ ذُنُوْبِيْ   فَإِنَكَ غَافِرُ الذَنْبِ العَظِيْمِ

Dari Syekh Abdul Wahhab Sya’roni--semoga Allah memberikan maslahat kepada kita berkat Syekh Wahhab--bahwa siapa saja yang melazimkan dua bait ini setiap hari Jumat, maka Allah akan ambil ruhnya dalam keadaan Islam tanpa ragu sedikit pun. 

Kedua bait syair itu berbunyi: Ilahi lastu lil Firdausi ahla # Wa la aqwa ala naril jahimi / Fa hab li taubatan waghfir dzunubi # Fainnaka ghafirudz dzanbil ‘azhimi. (Tuhanku, aku bukanlah penghuni yang pantas surga-Mu. Aku pun tidak sanggup masuk neraka. Karena itu, bukalah pintu tobat-Mu. Ampunilah segenap dosaku. Karena sungguh Engkau ialah Zat yang maha pengampun)  

Perihal berapa kali dan jam berapa, memang tidak disebutkan oleh Syekh Wahhab. Namun, Sayid Bakri mengutip pendapat sebagian ulama yang mengamalkan syair tersebut.

ونقل عن بعضهم أنها تقرأ خمس مرات بعد الجمعة

Dikutip dari sejumlah ulama bahwa dua bait syair itu dibaca sebanyak 5 kali setelah mengerjakan shalat Jumat. 

Kalau hanya membaca lima kali setiap pekan, amalan ini dengan faidahnya yang luar biasa tampaknya ringan. Artinya, sayang kalau dilewatkan begitu saja. Syair ini bisa dibaca sebelum meninggalkan sajadah Jumatan. Setelah Ashar pun tidak menjadi masalah. Wallahu A‘lam. (Alhafiz K)
read more

Terpopuler

Biografi Singkat Abuya Nurhasanuddin bin Abdul Latif Pengasuh Pondok Pesantren Darussa'adah Malang

Biografi Singkat Abuya Nurhasanuddin bin Abdul Latif Pengasuh Pondok Pesantren Darussa'adah Malang Abuya Nurhasanuddin lahi...
read

Lafadz HINDUN ( هِنْدٌ ) Termasuk pada Isim Munshorif apa Isim Ghoiru Munshorif ??

Pertanyaan: Lafadz  هندٌ  itu termasuk isim  munshorif atau isim  ghoiru  munshorif , jika termasuk isim ghoiru munshorif mengapa dit...
read

Download ebook Kunuzussa'adah pdf | Ma'had Darussa'adah Al-Islamy

     Assalamu'alaikum Wr.  Wb.      Para cendekia sekalian pada kali ini kami akan berbagi file dokumen Kunuzussa'adah   (pdf)...
read

Alfiyah Ibnu Malik (Keutamaan dan Ringkas Nadhomnya)

Masih di dalam BAB MUQODDIMAH Alfiyah Ibnu Malik,  Bismillahirrohmanirrohim, Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh. Alfiyah ...
read

Penjelasan ringkas syair - عَرَفْتُ الشَّرَّ لَا لِلشَّرِّ | Cendekiawan Santri

sebagian ahli syair menyatakan : عَرَفْتُ الشَّرَّ لاَ لِلشَّرِّ وَلَكِنْ لِتَوْقِيْهِ وَمَنْ لَمْ يَعْرِفِ الْخَيْرَ مِنَ الشَّرِّ ...
read

Find Us Facebook

Design by Desain Profesional