Jam telah menunjukkan 09.00 Istiwa' (21.00 WIB) suasanapun mulai meredup dengan keheningan malam, namun disela-sela sang ayah bersandar dipinggir sebuah toko kelontong bersama dengan ayah mertuanya terdengar suara semakin dekat dan jelas, yakni suara beberapa sepeda motor telah datang untuk menjenguk anak yang baru lahir. Ada yang guna melihat cucu dari kakek dan neneknya, pula keponakan dari paman dan tantenya, dan adik dari kakak-kakaknya.
"Assalamu'alaikum" terdengar menyapa. dengan tatapan dan harapan kebahagiaan telah bertanya seorang kakek. "Jam berapa yang lahir? dan apa jenis kelaminnya? perempuan atau laki-laki?".
"Alhamdulillah, perempuan pak" jawab sang ayah. "insyaAllah tepatnya setelah adzan sholat 'isya' dikumandangkan" terus sang ayah.
Beberapa kerabat yang lain menanyakan hal yang sama dan bergembira atas kelahiran ananda dari sang ayah tersebut. setelah mengobrol kesana kemari dan disela-sela itu juga sudah datang secangkir teh, susu dan kopi hangat dari warung toko kelontong yang kami tempati untuk nimbrung pas di sebelah selatan PUSKESMAS KEDUNGJAJANG.
Semua kerabat secara bergantian melihat dan menjenguk anak dan ibunda yang sudah melahirkan, setelah semuanya selesai beberapa kerabat bergegas untuk kembali ke rumah masing-masing, hanya sebagian yang tetap di Puskesmas Kedungjajang untuk menemani bayi dan ibu yang baru selesai melahirkan tersebut.
Hingga tak terasa ternyata sudah larut malam keadaan disekitar sudah mulai sepi daan sang ayah bersandar dengan santai tetap ditempat warung kelontong tersebut.
Terhening sejenak dalam keheningan malam sambil menunggu fajar subuh, terbesit dalam ingatan sang ayah
"Bagaimana yaa? hukumnya dan do'a apa yang hendaknya dibaca tatkala menjenguk kerabat disaat lahiran" pikir sang ayah.
"Mulai putar otak dan mengingat dawuh dari guru-gurunya disaat dia masih menimba ilmu di Pondok Pesantren Haudlul Wildan (Dsn. Sumbergebang, Ds. Langkap, Kec. Bangsalsari, Kab. Jember - Asuhan KH. NAWAWI bin AHMAD 'ASHIMAN) dahuulu".
Terbayang disaat sang ayah seusai mengajar musyawarah santri-santrinya setelah kegiatan kajian malam selesai, pada waktu itu menunggu masakan nasi dan lauk yang belum selesai dia membuka sebuah kitab Al-Afkar Al-Muntakhobah min Kalaami Sayyid Al-Abror (hal: 302 / cetakan: Surabaya, Kharisma, 1998 / karya: Syekh Muhyiddin Zakariyya Yahya bin Syaraf An-Nawawi)
Tertulis sebuah untaian do'a untuk setiap orang yang menjenguk bayi yang baru lahir:
“Keberkahan bagimu atas apa yang telah dianugerahkan padamu. Kau bersyukur pada Sang Pemberi, telah sampai pada kesenangan dari-Nya, dan (semoga) diberikan rizki atas kebaikan-Nya”
Sementara itu, pihak yang dijenguk dianjurkan membaca doa berikut ini:
“Semoga engkau diberkahi Allah, semoga keberkahan Allah tercurah atas dirimu, semoga Allah membalas kebaikan bagimu, semoga Allah memberikan rizqi yang sama padamu atau Allah menyegerakan pahala bagimu”.
Sedangkan untuk mengenai hukumnya disunnahkan karena hal yang demikian yg dicontohkan oleh para sahabat Rosulullah SAW baik semasa baginda nabi masih ada dan sesudahnya.
"Heemm" gumam sang ayah,
"ternyata Allah memberikanku ingatan ilmu yang harus diperaktekkan dalam hal ini" katanya dalam hati,
disaat asyik-asyiknya bernostalgia dengan masalalunya sang ayah dikejutkan dengan panggilan ibundanya,
"coong, coong" sang ibu memanggil dengan logat khas maduranya,
" anak`en melleagi susu, aing susunah ibu`nah gik tak mettoh" kata ibunda sang ayah,
dengan bergegas sang ayah sambil menjawab ibundanya "enggi bu`".
Bergegaslah sang ayah menghidupkan sepeda motornya dan berangkat mencari susu formula untuk membantu istrinya yang belum dapat menyusui kare ASInya belum keluar.
"ditengah malam seperti ini dimana ada toko buka?" dalam benak sang ayah.
Terus berjalan dan mengendalikan rem stir sepeda motornya dalam kegelapan malam sambil menahan rasa dingin yang berhembus dari pipi wajah dan lengan tangannya.
Setelah cukup lama dia mencari kesana kesini akhirnya dia menemukan sebuah Indomaret yang sedang buka 24 jam,
"Alhamdulilah, akhirnya ada juga yang buka" rasa syukur sang ayah sambil mengusap kepala.
Sebentar sang ayah berkeliling untuk mencari susu formula dan bottol serta dot bayi, setelah ditemukan sang ayah bergegas untuk membayarnya ke kasir dan segera kembali ke Puskesmas Kedungjajang teringat istri dan ibunya menunggu untuk memberikan anaknya nutrisi air susu tersebut.
Dengan melesat sang ayah segera sampai ke tempat ibundanya menunggu untuk memberikan susu formulanya,
"dengan rasa heran dan penasaran" sang ayah bergumam dalam hatinya sambil melihat kepada anak dan istrinya
"kenapa asi ibunya tidak bisa keuar air susu ya? apakah ada sesuatu yang menyebabkan itu?" sambil tersenyum dia melihat anaknya yang sedang menangis dan ibunya yang masih istirahat diatas tempat tidurnya.
Sang ayah berdo'a "semoga apapun yang terjadi senantiasa dalam ridho dan takdir terbaik dari Allah SWT serta diberi kesabaran oleh-Nya". Amiin ya robbal 'alamiin.