Cendekiawan Santri - Mudzakaroh dan Musyawarah serta Bahtsul Masail Seputar Ilmu Syariat Islam

Cendekiawan Santri - Mudzakaroh dan Musyawarah serta Bahtsul Masail Seputar Ilmu Syariat Islam
M E N U
  • HOME
  • BIOGRAFI ULAMA'
  • BAHTSUl MASAIL
  • Info & Berita Islami
  • Kajian
  • _Tajwid
  • _Bahasa Arab
  • _Shorrof
  • _Nahwu
  • _Fiqh
  • _Tasawwuf
  • _Ibroh
  • _Lirik dan Syair
  • Amalan Harian
  • Cerpen & Novel
  • _Cerpen Cerdas
  • _Cerpen Islami
  • _Novel islami
  • _Mimpi di atas Awan
  • _Tanda Titik
  • _Azwidatul Azkiya'
  • Bisnis Online

JADWAL UPDATE ARTIKEL

  • SENIN: Biografi Ulama' (Informasi & Cerita)
  • SELASA: Fiqh & Hadits
  • RABU: Bahasa Arab, Nahwu & Shorrof
  • KAMIS: Al Qur'an (Tajwid)
  • SABTU: Ibroh & Lirik Sya'ir
  • AHAD: Amalan Harian

Home » Tanda titik

Ibroh Novel islami Tanda titik

Tanda Titik - Sakit


         Uugghhh!!! berkali-kali Adeva menggeliat dibalik selimut tebal yang membungkus sekujur tubunya dengan rapi. Entah mengapa dinginnya suhu udara di pagi hari ini terasa sangat mencekam baginya. Mungkin dikarenakan hujan yang turun secara tiba-tiba selama semalaman atau memang badannya Adeva sendiri yang sudah tidak fit lagi. Berulang kali Adeva mengerjapkan matanya dengan sekuat tenaga. Namun, tetap saja matanya tidak bisa terbuka lebar-lebar.

" Ya Allah! kepalaku pusing sekali! " seru Adeva memijat-mijat kepalanya yang terasa berputar-putar seperti baling-baling bambu.

Setelah Adeva merasakan sakit kepalanya mulai memudar, ia pun mencoba beranjak dari tempat tidurnya dengan hati-hati dan menuju ke kamar mandi untuk bersiap-siap pergi ke kampus.

**

        " Nona, sudah bangun? " sapa bik Inah ketika melihat Adeva menuruni tangga.
        " Iya bik, oh iya, mama sama ayah kemana bik? tumben jam segini meja makan masih kosong?"
        " Anu... non, tuan sama nyonya sudah pergi lagi tadi shubuh, katanya ada urusan kerjaan mendadak di Yogyakarta! " mendengar penjelasan dari bik Inah wajahnya Adeva langsung datar seketika.
        " Mau makan roti panggangnya, non? " tanya bik Inah mencari topik pembicaraan ketika melihat perubahan eksperesi Adeva yang sudah tidak bersahabat lagi.
Adeva hanya merespon dengan anggukan.

      Selama perjalanan menuju kampus, Adeva hanya termerenung sambil memandangi foto keluarga kecilnya di desa. Ia sudah lelah untuk menangis, hatinya sudah terlanjur mengeras seperti batu. Menurutnya menangis hanya karena mewratapi keaadan itu hanya dilakukan oleh orang-orang yang lemah.

        " Non, sudah sampai! " ucapan pak Darto menyadarkan Adeva dari lamunannya.
        " Oh, iya pak ! "
        " Nanti di jemput jam berapa non? " tanya pak Darto sebeluam Adeva keluar dari mobil.
        " Seperti biasanya itu pak! "
        " Oh, baiklah non. "
   
     Setelah Adeva turun dari mobil, ia cepat-cepat bergegas menuju ke kelasnya. Karena, handphonenya terus-menerus bergetar mendapatkan pesan dari Nabila yang telah menunggu dirinya di kelas. Belum sempat kakinya melangkah masuk kedalam kelas, tiba-tiba tubuhnya langsung mabruk ke lantai. Membuat semua mahasiswa yang berada di luar kelas menjadi riuh seketika.

        " Adeva, Adeva, Bangun Adeva, "  suara terakhir yang ia dengar sebelum kesadarannya hilang sepenuhnya.


5 menit kemudian.

     " Hhmmzzz! " Adeva bergumam.
     " Adeva, kamu sudah sadar?! " ucap Nabila yang sedari tadi mencemaskan kondisi sahabatnya tersebut.
     " Ugh...! aku kenapa? " tanya Adeva bingung.
    " Kamu tiba-tiba pingsan tadi di depan kelas! " kata Nabila sambil menyodorkan segelas air putih " Mendingan aku antar kamu pulang, biar kamu bisa istirahat dengan tenang di rumah! " imbuh Nabila memberi saran pada Adeva.
    " Gak usah, Bil, lagian  aku udah gak apa-apa kok! "
    " Apanya yang gak apa-apa! wajah kamu pucat kayak gini! pokoknya tidak bisa, aku tetep antar kamu pulang, TITIK! "
    " Benar kata Nabila, kamu itu harus istirahat di rumah, badan udah lemah begitu masih aja gak mau pulang! kalau kamu gak pulang yang ada kamu malah nyusahin yang lain! " Tambah Fairel yang baru memasuki ruangan kesehatan dengan nada dingin.
    " Baiklah! "
Benar yang dikatakan Fairel, dengan kondisi tubuhnya seperti sekarang ini lebih baik istirahat di rumah saja daripada nantinya malah menyusahkan orang lain.
     


       




 
read more
Ibroh Novel islami Tanda titik

Tanda Titik - Pameran


         Hari sudah mulai sore tapi pengunjung semakin ramai, mungkin dikarenakan acara puncak  bazar yang  diadakan pada malam hari. Kalangan masyarakat sangat antusias dalam menyambut penyelenggaraan acara tersebut dan juga memberikan apresiasi mereka atas karya - karya cemerlang para mahasiswa.
       " Adev ! " panggil seseorang .
       " Nabila, sini..... ! " sambut Adeva dengan senang hati karena nabila membawa pakaian gantinya.
       " Maaf , ya , Adev , aku agak terlambat ! soalnya tante kamu baru pulang dari kantor,  tante kamu juga bilang, nanti hadir kalau udah acara pameran saja ! " jelas Nabila.
       " Oke, oke, aku ganti baju dulu ! oh , ya, kamu bawa alat make upku juga kan ? " tanya Adeva yang merasa ada yang kurang.
       " Ini ! " kata Nabila menyodorkan pouch bag berwarna coklat.
       " Thanks you so much ! " Adeva langsung mencubit pipi Nabila dan lansung lari menuju ruang ganti.


       " Adev ! kamu gantikan Anisa jadi mc, mau ya ? " tanya Aditya setelah Adeva berganti pakaian.
       " Emangnya kak Anisa kenapa, kak? " Adeva balik bertanya.
       " Tadi tiba - tiba ada urusan pribadi yang mengharuskan dia keluar kota! jadi, kamu saja yang gantiin Anisa jadi master office of ceremony! "ucap Aditya menjelaskan.
       " Memangnya tidak ada pengganti kak Anisa yang cocok selain aku gitu? "
       " Tidak ada ! kamu saja ya... ? lagiaan  kakak - kakak senior kamu juga lagi sibuk persiapan buat pameran karya mereka ! " Aditya memasang wajah penuh harapan pada Adeva.
        " Ya udah, aku mau kak ! " jawab Adeva setelah lama berpikir. Ia lupa bahwa kakak-kakak seniornya sedang bersiap-siap untuk menunjukkan karyanya mereka.
        " Memang gak pernah salah Fairel milih kamu! kamu memang bisa diandalkan ! " puji Aditya seraya menyodorkan kertas teks.  Adeva hanya menyengir.


            Jam telah menunjukkan waktu acara untuk dimulai dan juga para hadirin telah memadati ruang penyelenggara. Adeva pun mulai membacakan susunan acara demi acara. Ya, walaupun Adeva merasa sedikit gugup, karena baru pertama kali baginya langsung berhadapan dengan khalayak umum. Bahkan dia tidak tahu berapa jumlah sebenarnya orang di ruangan tersebut.
Pameran dilaksanakan dengan menampilkan berbagai macam - macam karya cemerlang dari para mahasiswa angkatan terakhir. Semua yang hadir di acara itu tak henti - hentinya berdecak kagum dengan kreatifitas para mahasiswa. Apalagi karya dari Fairel atharizz yang  langsung menjadi sorotan semua orang. Sebuah karya paling memukau diantara yang lain, karya berbentuk miniatur rumah adat dari seluruh wilayah indonesia yang berkumpul dalam satu wadah dan membentuk sebuah pulau dengan aneka ragam kekayaan negara Indonesia. Sehingga membuat karya tersebut memiliki kesan indah dan eksotis.
Tak perlu waktu lama, karya dari Fairel atharizz sudah ditawar dengan harga yang lumayan fantasi oleh tuan muda keluarga Danindra, seorang pengusaha muda yang baru - baru ini hangat dibicarakan. Dan dialah yang juga menanggung dana penyelenggaraan acara bazar dan pameran tersebut.


      " Huh! sebel deh! " gerutu Ulayya yang baru saja keluar dari ruangan pameran.
      " Kenapa tan? " tanya Adeva melihat tantenya uring uringan.
      " Kamu tahu gak , Dev ! tante itu pengen banget dengan karyanya Fairel atharizz , tapi udah keduluan sama tuan Danindra ! " seru Ulayya kesal. Dia  memang paling hobi mengoleksi berbagai macam karya seni, apalagi jika itu berbentuk miniatur.
       " Hahahaha......! tante, tante, mungkin ini bukan rezekinya tante, yang sabar ya....! " kata Adeva yang berusaha menghibur diselingi dengan tawa.
       " Iya, iya keponakannya tante ! "   

       


     

 
read more
Ibroh Novel islami Tanda titik

Tanda Titik - Bazar


            " Bantuin bawain barang ini  ke sebelah sana, dong ! " pinta kak Aditya yang kewalahan membawa barang bawaannya.
           " Oh ! oke oke , " tanpa banyak bicara Adeva langsung membantu Aditya yang kesulitan.
           " Bantu anak - anak yang di sana juga ! " katanya dengan nafas terengah - engah.
           " Baik kak, "

            Suasana lapangan memang sangat mengerikan di saat matahari sudah sangat terasa berada di atas kepala. Ditambah tidak ada pepohonan sama sekali , panasnya semakin berlipat - lipat ganda.
           " Aku sudah menindahkan semua barang - barangnya ke sini ! jadi tugasku selesai ya, kak ! " kata Adeva ke salah satu kakak seniornya.
Kebanyakan yang menjadi panitia di acara bazar tersebut adalah  kakak senior Adeva. Itulah yang membuat Adeva terheran - heran, kenpa hanya dia panitia dari angkatan semester bawah.
           " Kak ! aku udah kerjain tugas aku sampai selesai, jadi aku boleh istirahat , dong ! " tanya Adeva dengan tatapan penuh harapan , agar dia bisa istirahat.
            " Oke ! " jawab Fairutz singkat.
            " Tunggu dulu ! " timpal Fairel
            " Apalagi..... ini orang ! " kata Adeva dalam hati. Ia tahu kalau Fairel akan menghalangi dirinya buat beristirahat.
            " Kamu termasuk kelompok kita , kan ?  karena kita belum selesai dan hanya kamu yang udah rampung kerjannya , jadi .... " Fairel menghentikan perkataannya membuat Adeva bersiap - siap dengan kata - kata yang kan keluar dari mulut Fairel, " belikan kita makan ringan sama minuman di dekat sini ! " lanjut Fairel.
               " Baiklah ! " jawab Adeva singkat. " Haddeehh ! bisa membuat bulu kudukku berdiri , hehehe ....," berlalu sambil tawa cekikikan.


                " Ini kak, minumannya ! " kata Adeva menyodorkan plastik berwarna putih.
                " Bro ! minumannya udah dateng ! " seru Fairel yang langsung mengambil satu botol pocarisweat dingin dan meneguknya.
                " Memang gak salah pilih kamu , Rel ! mengajukan Adeva buat penyempurnaan panitia , membantu banget ! " ucap Aditya menepuk punggungnya Fairel.
Sekejap Fairel melihat ke arah Adeva yang memandangnya.
                " Oh , jadi Fairel yang milih aku buat jadi panitia, pantesan saja agak aneh ! " batin Adeva.
                " Kak aku boleh istirahat, gak ? " tanya Adeva kepada Fairuzt.
                " Bol..... " belum selesai Fairuzt bicara  langsung dipotong oleh Fairel.
                " Tidak boleh ! masih banyak pekerjaan ! kalau udah beres semua baru boleh istirahat ! " ujar Fairel dengan nada dingin .
 Adeva hanya menghela nafas menghadapi sosok Fairel yang dingin itu. " Sabar , Adev ! "
Fairuzt memberi senyuman mengisyaratkan untuk sabar, Fairutz juga malas kalau harus berdebat dengan Fairel yang keras kepala itu,


-------------------

             
               Acara bazar pun diselenggarakan . Lapangan yang tadinya luas sekarang menjadi sesak di karena banyaknya pengunjung yang datang. Acara bazar ini diadakan setiap tahun sekali , bertujuan untuk mengenalkan karya - karya para mahasiswa dan juga mengumpulkan donasi untuk orang - orang yang membutuhkan.
              " Kita kekurangan tepung ini ! jadi , kamu sama Fairel ke pasar buat beli tepung dan bahan - bahan yang udah mau habis ! " Suruh Aditya yang sibuk mengecek bahan pembuatan piscok.
             " Aku sama kak Fairel kak ?! " tanya Adeva yang kaget mendengar perintah Aditya. " Aku sama kak Anisa saja, ya... kak ! " bujuk Adeva.
              " Anisa lagi sibuk ! jadi kamu sama Fairel, aja, ya....? " kata Aditya sambil menyodorkan lembaran kertas kecil.
              " Gak ! gue gak mau ! " protes Fairel.
              " Udah deh , Rel ! kalian berdua ini kenapa, sih ? udah kayak kucing sama tikus saja, udah cepetan ! " desak Aditya, membuat Adeva dan Fairel tak bisa berkutik .
              " Ya , sudah ! gue pergi ! " dengan sangat terpaksa Fairel mengiyakan.


               " Ya, udah kita naik motor , saja , biar cepet sampek ! " kata Fairel.
               " Tidak , kak ! " tolak Adeva.
 Adeva tidak pernah jalan berduan dengan seorang pria apalagi ia harus berboncengan, itu semakin tidak mungkin. Adeva yang dari dulu tinggal di desa bersama ibunya , dia  dijaga  sangat ketat oleh kakeknya agar tidak berhubungan dengan seorang laki - laki yang bukan mahramnya. Jadi, wajar saja kalau Adeva menolak berboncengan dengan Fairel .
" Aku ...., tidak bisa , kak ! " imbuh Adeva.
                 " Ya, sudah ! kita naik taksi , saja ! " ucap Fairel . Ia mengerti maksud Adeva, karena Fairel tahu , Adeva  bukanlah seperti cewek - cewek  fulgar yang berada disekelilingnya.
           


             
             








                                   
read more
Ibroh Novel islami Tanda titik

Tanda Titik - Persiapan


                Penyelenggaraan acara bazar sudah tinggal dua hari lagi , Adeva dan teman – teman panitia sedang sibuk – sibuknya mempersiapkan segala keperluan acara  hingga hari berubah menjadi petang.  

                “ Alhamdulillah ! legahnya..... ! “ seru Adeva baru keluar dari kamar  mandi yang tangannya sibuk mencari sesuatu di dalam tas.
                “ Ya Allah !!!!!! “ teriak Adeva ketika melihat seseorang berdiri tegak dibelakangnya dari pantulan kaca. “ Ya Allah kak ! kakak tau gak ? jantung ini hampir copot! “ terdengar hembusan nafas Adeva yang panjang.
Fairel  hanya tersenyum melihat wajah pucat pasi Adeva.
                “ Maaf ! “ ucap Fairel singkat.
                “ MAAF? baru pertama kali aku mendengar Fairel ngucapin kata maaaf, “ Batin Adeva seraya memerci kkan air ke muka.
                “ Lagian kamu ! memang ada setan seganteng gue, ha.....h ? dan mana ada setan  yang berani  menakuti  wanita sangar seperti  kamu ! “ kata Fairel mengumbarkan senyum  nyiyirnya.
Adeva mendengus sebal mendengar perkataan Fairel dan memilih diam daripada berdebat.
Sesudah itu  merekapun  tak bergeming  sama sekali  walaupun mereka berdiri sejajar . Saling fokus dengan apa yang mereka lakukan.

                “   Aku keluar dulu kak ! “ Adeva membubarkan kesunyiaan diantara mereka, buru – buru menuju arah pintu.
Fairel  mengekor  di belakangnya , membuat Adeva mempercepat langkah kaki  yang  terasa semakin melambat “ kenapa ini orang mengikutiku ? kenapa tidak menyalibku ? “ pikir Adeva  dan terus mempercepat langkahnya.
                “ Kak ! kenapa mengikutiku ? “ tanya Adeva yang merasa risih dengan keberadaan Fairel .
                “ Siapa yang mengikutimu ! aku memang berjalan di jalanku ! “ jawab Fairel dan mensejejerkan langkahnya .” Lagian aku dari tadi menungumu , karena aku khawatir takut ada setan yang tiba – tiba menerkammu !  walaupun itu tidak mungkin!“ kembali menyinyir.

Adeva terus berjalan tak mengubris apa yang Fairel katakan, setelah sesampainya di ruangan musik ternyata semua para panitia sudah berkumpul disana .
                “ Baiklah ! karena Adeva dan Fairel sudah berkumpul , aku mau kasih tahu ! bahwa besok bagi para panitia  berkumpul ke lokasi tempat acara diselenggarakan, buat mendirikan camp dan nentuin kelompok ! “ jelas Aditya selaku ketua panitia. 
                “ Baiklah, kalau gitu , kalian boleh pulang ! oh ya, jangan lupa ambil komsumsinya!” imbuh Aditya.
Semuanya langsung  beranjak dari tempat duduk setelah mendapat aba – aba dari Aditya, yang wajahnya sudah terlihat tidak sabar untuk rebahan .


------------------

  
                Sebelum kembali ke apartemen tantenya Adeva memyempatkan mampir terlebih dahulu ke restoran laut . Bukan mau makam malam tapi hanya untuk meghirup suasana bebas sesaat. Adeva  selalu menunggu hari ini, dimana ia bisa dengan bebas melangkah tanpa harus bersusah payah bernegosiasi  dengan ayahnya dan kemungkinan kecil  Adeva takkan mendapatkan  izin untuk keluar rumah.
                “ Adev ! “ suara seseorang memanggil.
Ternyata , suara tante Ulayya dari kejahuan, dia terlihat anggun memakai  gamis syar ‘i  dengan jilbab yang membentuk layer  disebabkan  terpaan angin yang sangat kencang.
Adeva hanya melambaikan tangan , mengisyaratkan  agar menyusul ke tempatnya.
“ Kamu gak mau pulang ? ini udah malam ? “ tanya tante Ulayya .
“ Bentar lagi, tan , “ tak bergerak dari posisi duduknya.
“ Kamu udah makan malam ? “
“ Udah, “ menunjuk ke bungkusan plastik putih “ tapi Adeva masih lape...r ! “
“ Ya udah , ayo pulang “ ajak tante Ulayya.
Adeva hanya menurut .
read more
Novel islami Tanda titik

Tanda Titik - bertanya - tanya


        Pertama masuk kuliah seusai liburan banyak jam kelas yang kosong , Adeva memilih duduk santai ditempat yang lebih tenang  daripada dikelasnya yaitu perpustakaan. Menurut Adeva membaca buku sambil mendengarkan musik sebuah refreshing transit baginya , walaupun ada yang kurang bagi adeva ialah cemilan, soalnya diperaturan perpustakaan  tidak boleh membawa makanan atau minuman, hehehehe...

         " Adev, nie ..., aku ada rekomen novel islami terbaru dan juga bagus banget ceritanya! " Nabila memperlihatkan handphonenya.
         " Hhmmzz ...., sinopsisnya bagus sih ! ya udah aku coba baca nanti ! " kembali membaca.
         " Oke ! oh iya, Dev ! beneran kamu jadi pantia bazar , perwakilan dari kelas kita ? " Nabila memasang muka serius.
         " Gak tau juga ya.... ? soalnya aku gak begitu update sama berita kampus, kalo masalah update novel dan komik , aku pastinya ! " senyum penuh kebanggaan.
         " Haddehhhhh..... ! percaya ! ya udah, bagaimana kalau  kita lihat di papan informasi, yuk....! " ajak Nabila.
         " Okeh ! "

       Ternyata di papan informasi sudah tercantuim nama Adeva Afsheen setelah nama Fairel Atharizz.
        " Eeemm...., ini... namaku! benar! ini namaku! aku jadi perwakilan kelas ! " Adeva terheran - heran melihat namanya tercantum karena menurut Adeva merasa dirinya tertutup dan tidak begitu populer di kampusnya " kok bisa ya....? " bertanya - tanya dalam hatinya.
        " Bisa jadi ! sudahlah, lagian enak kamu bisa langsung ikut serta dalama acara bazar ini kan ? "
        " Iya juga sih , tapi aku gak sukanya aku terlalu langsung berinteraksi dengan anak - anak sini ! kan, kamu tau kalau aku gak begitu suka ! " jelas Adeva .
        " Ya udah , kamu terima saja ! lagian kamu orangnya fleksibel bisa langsung menyesuaikan ! " Nabila berusaha memberikan semangat, walaupun ia tahu Adeva memang tidak suka jika berinteraksi langsung dengan orang banyak.
        " Menurut kamu begitu ? " serasa tak percaya pada dirinya sendiri.
Nabila pun mengangguk dengan senyuman semangat .

----------------

          " Fyuuuhhh.... ! setelah seharian mengurusi persiapan buat acara bazar, akhirnya aku bisa merebahkan badanku diatas kasur yang empuk ini ! " mengelus bantalnya yang lembut.
       
          Suasana dari atas apartemen tantenya memang bisa membuat Adeva melepaskan bebannya sesaat. Ia ingin sekali memiliki apartemen sendiri dikawasan itu , tapi ayahnya pasti tidak akan menyetujuinya , jika  Adeva harus tinggal sendirian. Ayahnya takut sebuah konflik masa lalu yang tetap membara akan mengincar keselamatannya.

          " Lagi hanyut dengan pemandangan kota yang indah ini ? " kata tante Ulayya mengagetkan Adeva.
          " Hahahaha....., iya,  tan, pemandangan disini memang menenangkan ! " Adeva meresapi setiap hembusan angin yang menyelinap masuk ke dalam tubuhnya.
          " Iya, iya siapa yang tak suka berada di sini ,  apartemen mewah dan indah ! " sesekali  Ulayya merasakan angin yang berhenbus dalam - dalam, " tapi , siapa sangka apartemen ini adalah awal kebahagian di masa lalu , dan juga awal dari sebuah kehancuran di masa lalu ! " ucapnya.
          " Hhmmzz...., maksudnya, tan ? " Adeva memperhatiakan tantenya yang sedang fokus memandang lurus  ke depan.
          " Kamu belum waktunya mengetahui semua cerita masa lalu ! suatu saat waktu itu akan datang jika kau sudah siap menghadapinya ! " Adeva mencoba mencerna ucapan tantenya yang begitu tegas.
          " Baiklah ! Adeva akan menunggu waktu itu ! " tersenyum mantap.
          " Sip ! " Ulayya mengedipkan mata.
     
             

                     
read more

Terpopuler

Biografi Singkat Abuya Nurhasanuddin bin Abdul Latif Pengasuh Pondok Pesantren Darussa'adah Malang

Biografi Singkat Abuya Nurhasanuddin bin Abdul Latif Pengasuh Pondok Pesantren Darussa'adah Malang Abuya Nurhasanuddin lahi...
read

Lafadz HINDUN ( هِنْدٌ ) Termasuk pada Isim Munshorif apa Isim Ghoiru Munshorif ??

Pertanyaan: Lafadz  هندٌ  itu termasuk isim  munshorif atau isim  ghoiru  munshorif , jika termasuk isim ghoiru munshorif mengapa dit...
read

Download ebook Kunuzussa'adah pdf | Ma'had Darussa'adah Al-Islamy

     Assalamu'alaikum Wr.  Wb.      Para cendekia sekalian pada kali ini kami akan berbagi file dokumen Kunuzussa'adah   (pdf)...
read

Alfiyah Ibnu Malik (Keutamaan dan Ringkas Nadhomnya)

Masih di dalam BAB MUQODDIMAH Alfiyah Ibnu Malik,  Bismillahirrohmanirrohim, Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh. Alfiyah ...
read

Penjelasan ringkas syair - عَرَفْتُ الشَّرَّ لَا لِلشَّرِّ | Cendekiawan Santri

sebagian ahli syair menyatakan : عَرَفْتُ الشَّرَّ لاَ لِلشَّرِّ وَلَكِنْ لِتَوْقِيْهِ وَمَنْ لَمْ يَعْرِفِ الْخَيْرَ مِنَ الشَّرِّ ...
read

Find Us Facebook

Design by Desain Profesional