" Bantuin bawain barang ini ke sebelah sana, dong ! " pinta kak Aditya yang kewalahan membawa barang bawaannya.
" Oh ! oke oke , " tanpa banyak bicara Adeva langsung membantu Aditya yang kesulitan.
" Bantu anak - anak yang di sana juga ! " katanya dengan nafas terengah - engah.
" Baik kak, "
Suasana lapangan memang sangat mengerikan di saat matahari sudah sangat terasa berada di atas kepala. Ditambah tidak ada pepohonan sama sekali , panasnya semakin berlipat - lipat ganda.
" Aku sudah menindahkan semua barang - barangnya ke sini ! jadi tugasku selesai ya, kak ! " kata Adeva ke salah satu kakak seniornya.
Kebanyakan yang menjadi panitia di acara bazar tersebut adalah kakak senior Adeva. Itulah yang membuat Adeva terheran - heran, kenpa hanya dia panitia dari angkatan semester bawah.
" Kak ! aku udah kerjain tugas aku sampai selesai, jadi aku boleh istirahat , dong ! " tanya Adeva dengan tatapan penuh harapan , agar dia bisa istirahat.
" Oke ! " jawab Fairutz singkat.
" Tunggu dulu ! " timpal Fairel
" Apalagi..... ini orang ! " kata Adeva dalam hati. Ia tahu kalau Fairel akan menghalangi dirinya buat beristirahat.
" Kamu termasuk kelompok kita , kan ? karena kita belum selesai dan hanya kamu yang udah rampung kerjannya , jadi .... " Fairel menghentikan perkataannya membuat Adeva bersiap - siap dengan kata - kata yang kan keluar dari mulut Fairel, " belikan kita makan ringan sama minuman di dekat sini ! " lanjut Fairel.
" Baiklah ! " jawab Adeva singkat. " Haddeehh ! bisa membuat bulu kudukku berdiri , hehehe ....," berlalu sambil tawa cekikikan.
" Ini kak, minumannya ! " kata Adeva menyodorkan plastik berwarna putih.
" Bro ! minumannya udah dateng ! " seru Fairel yang langsung mengambil satu botol pocarisweat dingin dan meneguknya.
" Memang gak salah pilih kamu , Rel ! mengajukan Adeva buat penyempurnaan panitia , membantu banget ! " ucap Aditya menepuk punggungnya Fairel.
Sekejap Fairel melihat ke arah Adeva yang memandangnya.
" Oh , jadi Fairel yang milih aku buat jadi panitia, pantesan saja agak aneh ! " batin Adeva.
" Kak aku boleh istirahat, gak ? " tanya Adeva kepada Fairuzt.
" Bol..... " belum selesai Fairuzt bicara langsung dipotong oleh Fairel.
" Tidak boleh ! masih banyak pekerjaan ! kalau udah beres semua baru boleh istirahat ! " ujar Fairel dengan nada dingin .
Adeva hanya menghela nafas menghadapi sosok Fairel yang dingin itu. " Sabar , Adev ! "
Fairuzt memberi senyuman mengisyaratkan untuk sabar, Fairutz juga malas kalau harus berdebat dengan Fairel yang keras kepala itu,
-------------------
Acara bazar pun diselenggarakan . Lapangan yang tadinya luas sekarang menjadi sesak di karena banyaknya pengunjung yang datang. Acara bazar ini diadakan setiap tahun sekali , bertujuan untuk mengenalkan karya - karya para mahasiswa dan juga mengumpulkan donasi untuk orang - orang yang membutuhkan.
" Kita kekurangan tepung ini ! jadi , kamu sama Fairel ke pasar buat beli tepung dan bahan - bahan yang udah mau habis ! " Suruh Aditya yang sibuk mengecek bahan pembuatan piscok.
" Aku sama kak Fairel kak ?! " tanya Adeva yang kaget mendengar perintah Aditya. " Aku sama kak Anisa saja, ya... kak ! " bujuk Adeva.
" Anisa lagi sibuk ! jadi kamu sama Fairel, aja, ya....? " kata Aditya sambil menyodorkan lembaran kertas kecil.
" Gak ! gue gak mau ! " protes Fairel.
" Udah deh , Rel ! kalian berdua ini kenapa, sih ? udah kayak kucing sama tikus saja, udah cepetan ! " desak Aditya, membuat Adeva dan Fairel tak bisa berkutik .
" Ya , sudah ! gue pergi ! " dengan sangat terpaksa Fairel mengiyakan.
" Ya, udah kita naik motor , saja , biar cepet sampek ! " kata Fairel.
" Tidak , kak ! " tolak Adeva.
Adeva tidak pernah jalan berduan dengan seorang pria apalagi ia harus berboncengan, itu semakin tidak mungkin. Adeva yang dari dulu tinggal di desa bersama ibunya , dia dijaga sangat ketat oleh kakeknya agar tidak berhubungan dengan seorang laki - laki yang bukan mahramnya. Jadi, wajar saja kalau Adeva menolak berboncengan dengan Fairel .
" Aku ...., tidak bisa , kak ! " imbuh Adeva.
" Ya, sudah ! kita naik taksi , saja ! " ucap Fairel . Ia mengerti maksud Adeva, karena Fairel tahu , Adeva bukanlah seperti cewek - cewek fulgar yang berada disekelilingnya.