Cendekiawan Santri - Mudzakaroh dan Musyawarah serta Bahtsul Masail Seputar Ilmu Syariat Islam

Cendekiawan Santri - Mudzakaroh dan Musyawarah serta Bahtsul Masail Seputar Ilmu Syariat Islam
M E N U
  • HOME
  • BIOGRAFI ULAMA'
  • BAHTSUl MASAIL
  • Info & Berita Islami
  • Kajian
  • _Tajwid
  • _Bahasa Arab
  • _Shorrof
  • _Nahwu
  • _Fiqh
  • _Tasawwuf
  • _Ibroh
  • _Lirik dan Syair
  • Amalan Harian
  • Cerpen & Novel
  • _Cerpen Cerdas
  • _Cerpen Islami
  • _Novel islami
  • _Mimpi di atas Awan
  • _Tanda Titik
  • _Azwidatul Azkiya'
  • Bisnis Online

JADWAL UPDATE ARTIKEL

  • SENIN: Biografi Ulama' (Informasi & Cerita)
  • SELASA: Fiqh & Hadits
  • RABU: Bahasa Arab, Nahwu & Shorrof
  • KAMIS: Al Qur'an (Tajwid)
  • SABTU: Ibroh & Lirik Sya'ir
  • AHAD: Amalan Harian

Home » Tanda titik

Ibroh Novel islami Tanda titik

Tanda Titik - Sakit


         Uugghhh!!! berkali-kali Adeva menggeliat dibalik selimut tebal yang membungkus sekujur tubunya dengan rapi. Entah mengapa dinginnya suhu udara di pagi hari ini terasa sangat mencekam baginya. Mungkin dikarenakan hujan yang turun secara tiba-tiba selama semalaman atau memang badannya Adeva sendiri yang sudah tidak fit lagi. Berulang kali Adeva mengerjapkan matanya dengan sekuat tenaga. Namun, tetap saja matanya tidak bisa terbuka lebar-lebar.

" Ya Allah! kepalaku pusing sekali! " seru Adeva memijat-mijat kepalanya yang terasa berputar-putar seperti baling-baling bambu.

Setelah Adeva merasakan sakit kepalanya mulai memudar, ia pun mencoba beranjak dari tempat tidurnya dengan hati-hati dan menuju ke kamar mandi untuk bersiap-siap pergi ke kampus.

**

        " Nona, sudah bangun? " sapa bik Inah ketika melihat Adeva menuruni tangga.
        " Iya bik, oh iya, mama sama ayah kemana bik? tumben jam segini meja makan masih kosong?"
        " Anu... non, tuan sama nyonya sudah pergi lagi tadi shubuh, katanya ada urusan kerjaan mendadak di Yogyakarta! " mendengar penjelasan dari bik Inah wajahnya Adeva langsung datar seketika.
        " Mau makan roti panggangnya, non? " tanya bik Inah mencari topik pembicaraan ketika melihat perubahan eksperesi Adeva yang sudah tidak bersahabat lagi.
Adeva hanya merespon dengan anggukan.

      Selama perjalanan menuju kampus, Adeva hanya termerenung sambil memandangi foto keluarga kecilnya di desa. Ia sudah lelah untuk menangis, hatinya sudah terlanjur mengeras seperti batu. Menurutnya menangis hanya karena mewratapi keaadan itu hanya dilakukan oleh orang-orang yang lemah.

        " Non, sudah sampai! " ucapan pak Darto menyadarkan Adeva dari lamunannya.
        " Oh, iya pak ! "
        " Nanti di jemput jam berapa non? " tanya pak Darto sebeluam Adeva keluar dari mobil.
        " Seperti biasanya itu pak! "
        " Oh, baiklah non. "
   
     Setelah Adeva turun dari mobil, ia cepat-cepat bergegas menuju ke kelasnya. Karena, handphonenya terus-menerus bergetar mendapatkan pesan dari Nabila yang telah menunggu dirinya di kelas. Belum sempat kakinya melangkah masuk kedalam kelas, tiba-tiba tubuhnya langsung mabruk ke lantai. Membuat semua mahasiswa yang berada di luar kelas menjadi riuh seketika.

        " Adeva, Adeva, Bangun Adeva, "  suara terakhir yang ia dengar sebelum kesadarannya hilang sepenuhnya.


5 menit kemudian.

     " Hhmmzzz! " Adeva bergumam.
     " Adeva, kamu sudah sadar?! " ucap Nabila yang sedari tadi mencemaskan kondisi sahabatnya tersebut.
     " Ugh...! aku kenapa? " tanya Adeva bingung.
    " Kamu tiba-tiba pingsan tadi di depan kelas! " kata Nabila sambil menyodorkan segelas air putih " Mendingan aku antar kamu pulang, biar kamu bisa istirahat dengan tenang di rumah! " imbuh Nabila memberi saran pada Adeva.
    " Gak usah, Bil, lagian  aku udah gak apa-apa kok! "
    " Apanya yang gak apa-apa! wajah kamu pucat kayak gini! pokoknya tidak bisa, aku tetep antar kamu pulang, TITIK! "
    " Benar kata Nabila, kamu itu harus istirahat di rumah, badan udah lemah begitu masih aja gak mau pulang! kalau kamu gak pulang yang ada kamu malah nyusahin yang lain! " Tambah Fairel yang baru memasuki ruangan kesehatan dengan nada dingin.
    " Baiklah! "
Benar yang dikatakan Fairel, dengan kondisi tubuhnya seperti sekarang ini lebih baik istirahat di rumah saja daripada nantinya malah menyusahkan orang lain.
     


       




 
read more
Ibroh Novel islami Tanda titik

Tanda Titik - Pameran


         Hari sudah mulai sore tapi pengunjung semakin ramai, mungkin dikarenakan acara puncak  bazar yang  diadakan pada malam hari. Kalangan masyarakat sangat antusias dalam menyambut penyelenggaraan acara tersebut dan juga memberikan apresiasi mereka atas karya - karya cemerlang para mahasiswa.
       " Adev ! " panggil seseorang .
       " Nabila, sini..... ! " sambut Adeva dengan senang hati karena nabila membawa pakaian gantinya.
       " Maaf , ya , Adev , aku agak terlambat ! soalnya tante kamu baru pulang dari kantor,  tante kamu juga bilang, nanti hadir kalau udah acara pameran saja ! " jelas Nabila.
       " Oke, oke, aku ganti baju dulu ! oh , ya, kamu bawa alat make upku juga kan ? " tanya Adeva yang merasa ada yang kurang.
       " Ini ! " kata Nabila menyodorkan pouch bag berwarna coklat.
       " Thanks you so much ! " Adeva langsung mencubit pipi Nabila dan lansung lari menuju ruang ganti.


       " Adev ! kamu gantikan Anisa jadi mc, mau ya ? " tanya Aditya setelah Adeva berganti pakaian.
       " Emangnya kak Anisa kenapa, kak? " Adeva balik bertanya.
       " Tadi tiba - tiba ada urusan pribadi yang mengharuskan dia keluar kota! jadi, kamu saja yang gantiin Anisa jadi master office of ceremony! "ucap Aditya menjelaskan.
       " Memangnya tidak ada pengganti kak Anisa yang cocok selain aku gitu? "
       " Tidak ada ! kamu saja ya... ? lagiaan  kakak - kakak senior kamu juga lagi sibuk persiapan buat pameran karya mereka ! " Aditya memasang wajah penuh harapan pada Adeva.
        " Ya udah, aku mau kak ! " jawab Adeva setelah lama berpikir. Ia lupa bahwa kakak-kakak seniornya sedang bersiap-siap untuk menunjukkan karyanya mereka.
        " Memang gak pernah salah Fairel milih kamu! kamu memang bisa diandalkan ! " puji Aditya seraya menyodorkan kertas teks.  Adeva hanya menyengir.


            Jam telah menunjukkan waktu acara untuk dimulai dan juga para hadirin telah memadati ruang penyelenggara. Adeva pun mulai membacakan susunan acara demi acara. Ya, walaupun Adeva merasa sedikit gugup, karena baru pertama kali baginya langsung berhadapan dengan khalayak umum. Bahkan dia tidak tahu berapa jumlah sebenarnya orang di ruangan tersebut.
Pameran dilaksanakan dengan menampilkan berbagai macam - macam karya cemerlang dari para mahasiswa angkatan terakhir. Semua yang hadir di acara itu tak henti - hentinya berdecak kagum dengan kreatifitas para mahasiswa. Apalagi karya dari Fairel atharizz yang  langsung menjadi sorotan semua orang. Sebuah karya paling memukau diantara yang lain, karya berbentuk miniatur rumah adat dari seluruh wilayah indonesia yang berkumpul dalam satu wadah dan membentuk sebuah pulau dengan aneka ragam kekayaan negara Indonesia. Sehingga membuat karya tersebut memiliki kesan indah dan eksotis.
Tak perlu waktu lama, karya dari Fairel atharizz sudah ditawar dengan harga yang lumayan fantasi oleh tuan muda keluarga Danindra, seorang pengusaha muda yang baru - baru ini hangat dibicarakan. Dan dialah yang juga menanggung dana penyelenggaraan acara bazar dan pameran tersebut.


      " Huh! sebel deh! " gerutu Ulayya yang baru saja keluar dari ruangan pameran.
      " Kenapa tan? " tanya Adeva melihat tantenya uring uringan.
      " Kamu tahu gak , Dev ! tante itu pengen banget dengan karyanya Fairel atharizz , tapi udah keduluan sama tuan Danindra ! " seru Ulayya kesal. Dia  memang paling hobi mengoleksi berbagai macam karya seni, apalagi jika itu berbentuk miniatur.
       " Hahahaha......! tante, tante, mungkin ini bukan rezekinya tante, yang sabar ya....! " kata Adeva yang berusaha menghibur diselingi dengan tawa.
       " Iya, iya keponakannya tante ! "   

       


     

 
read more
Ibroh Novel islami Tanda titik

Tanda Titik - Bazar


            " Bantuin bawain barang ini  ke sebelah sana, dong ! " pinta kak Aditya yang kewalahan membawa barang bawaannya.
           " Oh ! oke oke , " tanpa banyak bicara Adeva langsung membantu Aditya yang kesulitan.
           " Bantu anak - anak yang di sana juga ! " katanya dengan nafas terengah - engah.
           " Baik kak, "

            Suasana lapangan memang sangat mengerikan di saat matahari sudah sangat terasa berada di atas kepala. Ditambah tidak ada pepohonan sama sekali , panasnya semakin berlipat - lipat ganda.
           " Aku sudah menindahkan semua barang - barangnya ke sini ! jadi tugasku selesai ya, kak ! " kata Adeva ke salah satu kakak seniornya.
Kebanyakan yang menjadi panitia di acara bazar tersebut adalah  kakak senior Adeva. Itulah yang membuat Adeva terheran - heran, kenpa hanya dia panitia dari angkatan semester bawah.
           " Kak ! aku udah kerjain tugas aku sampai selesai, jadi aku boleh istirahat , dong ! " tanya Adeva dengan tatapan penuh harapan , agar dia bisa istirahat.
            " Oke ! " jawab Fairutz singkat.
            " Tunggu dulu ! " timpal Fairel
            " Apalagi..... ini orang ! " kata Adeva dalam hati. Ia tahu kalau Fairel akan menghalangi dirinya buat beristirahat.
            " Kamu termasuk kelompok kita , kan ?  karena kita belum selesai dan hanya kamu yang udah rampung kerjannya , jadi .... " Fairel menghentikan perkataannya membuat Adeva bersiap - siap dengan kata - kata yang kan keluar dari mulut Fairel, " belikan kita makan ringan sama minuman di dekat sini ! " lanjut Fairel.
               " Baiklah ! " jawab Adeva singkat. " Haddeehh ! bisa membuat bulu kudukku berdiri , hehehe ....," berlalu sambil tawa cekikikan.


                " Ini kak, minumannya ! " kata Adeva menyodorkan plastik berwarna putih.
                " Bro ! minumannya udah dateng ! " seru Fairel yang langsung mengambil satu botol pocarisweat dingin dan meneguknya.
                " Memang gak salah pilih kamu , Rel ! mengajukan Adeva buat penyempurnaan panitia , membantu banget ! " ucap Aditya menepuk punggungnya Fairel.
Sekejap Fairel melihat ke arah Adeva yang memandangnya.
                " Oh , jadi Fairel yang milih aku buat jadi panitia, pantesan saja agak aneh ! " batin Adeva.
                " Kak aku boleh istirahat, gak ? " tanya Adeva kepada Fairuzt.
                " Bol..... " belum selesai Fairuzt bicara  langsung dipotong oleh Fairel.
                " Tidak boleh ! masih banyak pekerjaan ! kalau udah beres semua baru boleh istirahat ! " ujar Fairel dengan nada dingin .
 Adeva hanya menghela nafas menghadapi sosok Fairel yang dingin itu. " Sabar , Adev ! "
Fairuzt memberi senyuman mengisyaratkan untuk sabar, Fairutz juga malas kalau harus berdebat dengan Fairel yang keras kepala itu,


-------------------

             
               Acara bazar pun diselenggarakan . Lapangan yang tadinya luas sekarang menjadi sesak di karena banyaknya pengunjung yang datang. Acara bazar ini diadakan setiap tahun sekali , bertujuan untuk mengenalkan karya - karya para mahasiswa dan juga mengumpulkan donasi untuk orang - orang yang membutuhkan.
              " Kita kekurangan tepung ini ! jadi , kamu sama Fairel ke pasar buat beli tepung dan bahan - bahan yang udah mau habis ! " Suruh Aditya yang sibuk mengecek bahan pembuatan piscok.
             " Aku sama kak Fairel kak ?! " tanya Adeva yang kaget mendengar perintah Aditya. " Aku sama kak Anisa saja, ya... kak ! " bujuk Adeva.
              " Anisa lagi sibuk ! jadi kamu sama Fairel, aja, ya....? " kata Aditya sambil menyodorkan lembaran kertas kecil.
              " Gak ! gue gak mau ! " protes Fairel.
              " Udah deh , Rel ! kalian berdua ini kenapa, sih ? udah kayak kucing sama tikus saja, udah cepetan ! " desak Aditya, membuat Adeva dan Fairel tak bisa berkutik .
              " Ya , sudah ! gue pergi ! " dengan sangat terpaksa Fairel mengiyakan.


               " Ya, udah kita naik motor , saja , biar cepet sampek ! " kata Fairel.
               " Tidak , kak ! " tolak Adeva.
 Adeva tidak pernah jalan berduan dengan seorang pria apalagi ia harus berboncengan, itu semakin tidak mungkin. Adeva yang dari dulu tinggal di desa bersama ibunya , dia  dijaga  sangat ketat oleh kakeknya agar tidak berhubungan dengan seorang laki - laki yang bukan mahramnya. Jadi, wajar saja kalau Adeva menolak berboncengan dengan Fairel .
" Aku ...., tidak bisa , kak ! " imbuh Adeva.
                 " Ya, sudah ! kita naik taksi , saja ! " ucap Fairel . Ia mengerti maksud Adeva, karena Fairel tahu , Adeva  bukanlah seperti cewek - cewek  fulgar yang berada disekelilingnya.
           


             
             








                                   
read more
Ibroh Novel islami Tanda titik

Tanda Titik - Persiapan


                Penyelenggaraan acara bazar sudah tinggal dua hari lagi , Adeva dan teman – teman panitia sedang sibuk – sibuknya mempersiapkan segala keperluan acara  hingga hari berubah menjadi petang.  

                “ Alhamdulillah ! legahnya..... ! “ seru Adeva baru keluar dari kamar  mandi yang tangannya sibuk mencari sesuatu di dalam tas.
                “ Ya Allah !!!!!! “ teriak Adeva ketika melihat seseorang berdiri tegak dibelakangnya dari pantulan kaca. “ Ya Allah kak ! kakak tau gak ? jantung ini hampir copot! “ terdengar hembusan nafas Adeva yang panjang.
Fairel  hanya tersenyum melihat wajah pucat pasi Adeva.
                “ Maaf ! “ ucap Fairel singkat.
                “ MAAF? baru pertama kali aku mendengar Fairel ngucapin kata maaaf, “ Batin Adeva seraya memerci kkan air ke muka.
                “ Lagian kamu ! memang ada setan seganteng gue, ha.....h ? dan mana ada setan  yang berani  menakuti  wanita sangar seperti  kamu ! “ kata Fairel mengumbarkan senyum  nyiyirnya.
Adeva mendengus sebal mendengar perkataan Fairel dan memilih diam daripada berdebat.
Sesudah itu  merekapun  tak bergeming  sama sekali  walaupun mereka berdiri sejajar . Saling fokus dengan apa yang mereka lakukan.

                “   Aku keluar dulu kak ! “ Adeva membubarkan kesunyiaan diantara mereka, buru – buru menuju arah pintu.
Fairel  mengekor  di belakangnya , membuat Adeva mempercepat langkah kaki  yang  terasa semakin melambat “ kenapa ini orang mengikutiku ? kenapa tidak menyalibku ? “ pikir Adeva  dan terus mempercepat langkahnya.
                “ Kak ! kenapa mengikutiku ? “ tanya Adeva yang merasa risih dengan keberadaan Fairel .
                “ Siapa yang mengikutimu ! aku memang berjalan di jalanku ! “ jawab Fairel dan mensejejerkan langkahnya .” Lagian aku dari tadi menungumu , karena aku khawatir takut ada setan yang tiba – tiba menerkammu !  walaupun itu tidak mungkin!“ kembali menyinyir.

Adeva terus berjalan tak mengubris apa yang Fairel katakan, setelah sesampainya di ruangan musik ternyata semua para panitia sudah berkumpul disana .
                “ Baiklah ! karena Adeva dan Fairel sudah berkumpul , aku mau kasih tahu ! bahwa besok bagi para panitia  berkumpul ke lokasi tempat acara diselenggarakan, buat mendirikan camp dan nentuin kelompok ! “ jelas Aditya selaku ketua panitia. 
                “ Baiklah, kalau gitu , kalian boleh pulang ! oh ya, jangan lupa ambil komsumsinya!” imbuh Aditya.
Semuanya langsung  beranjak dari tempat duduk setelah mendapat aba – aba dari Aditya, yang wajahnya sudah terlihat tidak sabar untuk rebahan .


------------------

  
                Sebelum kembali ke apartemen tantenya Adeva memyempatkan mampir terlebih dahulu ke restoran laut . Bukan mau makam malam tapi hanya untuk meghirup suasana bebas sesaat. Adeva  selalu menunggu hari ini, dimana ia bisa dengan bebas melangkah tanpa harus bersusah payah bernegosiasi  dengan ayahnya dan kemungkinan kecil  Adeva takkan mendapatkan  izin untuk keluar rumah.
                “ Adev ! “ suara seseorang memanggil.
Ternyata , suara tante Ulayya dari kejahuan, dia terlihat anggun memakai  gamis syar ‘i  dengan jilbab yang membentuk layer  disebabkan  terpaan angin yang sangat kencang.
Adeva hanya melambaikan tangan , mengisyaratkan  agar menyusul ke tempatnya.
“ Kamu gak mau pulang ? ini udah malam ? “ tanya tante Ulayya .
“ Bentar lagi, tan , “ tak bergerak dari posisi duduknya.
“ Kamu udah makan malam ? “
“ Udah, “ menunjuk ke bungkusan plastik putih “ tapi Adeva masih lape...r ! “
“ Ya udah , ayo pulang “ ajak tante Ulayya.
Adeva hanya menurut .
read more
Novel islami Tanda titik

Tanda Titik - bertanya - tanya


        Pertama masuk kuliah seusai liburan banyak jam kelas yang kosong , Adeva memilih duduk santai ditempat yang lebih tenang  daripada dikelasnya yaitu perpustakaan. Menurut Adeva membaca buku sambil mendengarkan musik sebuah refreshing transit baginya , walaupun ada yang kurang bagi adeva ialah cemilan, soalnya diperaturan perpustakaan  tidak boleh membawa makanan atau minuman, hehehehe...

         " Adev, nie ..., aku ada rekomen novel islami terbaru dan juga bagus banget ceritanya! " Nabila memperlihatkan handphonenya.
         " Hhmmzz ...., sinopsisnya bagus sih ! ya udah aku coba baca nanti ! " kembali membaca.
         " Oke ! oh iya, Dev ! beneran kamu jadi pantia bazar , perwakilan dari kelas kita ? " Nabila memasang muka serius.
         " Gak tau juga ya.... ? soalnya aku gak begitu update sama berita kampus, kalo masalah update novel dan komik , aku pastinya ! " senyum penuh kebanggaan.
         " Haddehhhhh..... ! percaya ! ya udah, bagaimana kalau  kita lihat di papan informasi, yuk....! " ajak Nabila.
         " Okeh ! "

       Ternyata di papan informasi sudah tercantuim nama Adeva Afsheen setelah nama Fairel Atharizz.
        " Eeemm...., ini... namaku! benar! ini namaku! aku jadi perwakilan kelas ! " Adeva terheran - heran melihat namanya tercantum karena menurut Adeva merasa dirinya tertutup dan tidak begitu populer di kampusnya " kok bisa ya....? " bertanya - tanya dalam hatinya.
        " Bisa jadi ! sudahlah, lagian enak kamu bisa langsung ikut serta dalama acara bazar ini kan ? "
        " Iya juga sih , tapi aku gak sukanya aku terlalu langsung berinteraksi dengan anak - anak sini ! kan, kamu tau kalau aku gak begitu suka ! " jelas Adeva .
        " Ya udah , kamu terima saja ! lagian kamu orangnya fleksibel bisa langsung menyesuaikan ! " Nabila berusaha memberikan semangat, walaupun ia tahu Adeva memang tidak suka jika berinteraksi langsung dengan orang banyak.
        " Menurut kamu begitu ? " serasa tak percaya pada dirinya sendiri.
Nabila pun mengangguk dengan senyuman semangat .

----------------

          " Fyuuuhhh.... ! setelah seharian mengurusi persiapan buat acara bazar, akhirnya aku bisa merebahkan badanku diatas kasur yang empuk ini ! " mengelus bantalnya yang lembut.
       
          Suasana dari atas apartemen tantenya memang bisa membuat Adeva melepaskan bebannya sesaat. Ia ingin sekali memiliki apartemen sendiri dikawasan itu , tapi ayahnya pasti tidak akan menyetujuinya , jika  Adeva harus tinggal sendirian. Ayahnya takut sebuah konflik masa lalu yang tetap membara akan mengincar keselamatannya.

          " Lagi hanyut dengan pemandangan kota yang indah ini ? " kata tante Ulayya mengagetkan Adeva.
          " Hahahaha....., iya,  tan, pemandangan disini memang menenangkan ! " Adeva meresapi setiap hembusan angin yang menyelinap masuk ke dalam tubuhnya.
          " Iya, iya siapa yang tak suka berada di sini ,  apartemen mewah dan indah ! " sesekali  Ulayya merasakan angin yang berhenbus dalam - dalam, " tapi , siapa sangka apartemen ini adalah awal kebahagian di masa lalu , dan juga awal dari sebuah kehancuran di masa lalu ! " ucapnya.
          " Hhmmzz...., maksudnya, tan ? " Adeva memperhatiakan tantenya yang sedang fokus memandang lurus  ke depan.
          " Kamu belum waktunya mengetahui semua cerita masa lalu ! suatu saat waktu itu akan datang jika kau sudah siap menghadapinya ! " Adeva mencoba mencerna ucapan tantenya yang begitu tegas.
          " Baiklah ! Adeva akan menunggu waktu itu ! " tersenyum mantap.
          " Sip ! " Ulayya mengedipkan mata.
     
             

                     
read more
Ibroh Novel islami Tanda titik

Tanda Titik - Dia lagi


         Dari atas balkon apartemen terlihat kendaran yang hilir mudik tanpa henti dan juga lampu-lampu jalanan yang bercahaya seperti sekumpulan kunang - kunang sedang terbang berhamburan dengan bebasnya. Malam ini Adeva bermalam di apertemen mewah tantenya " Ulayya Alaric " yang baru saja datang dari Beijing.
         " DAAARRRR !!! "
         " Aarrhh...!!! " Adeva yang tersontak kaget ketika ada tangan dan suara nyaring dengan tiba - tiba.
         " Tan....te !!! tante mau membuat keponakanmu ini mati mendadak ? aku kira hantu ! huuffttt ! " Adeva menghela nafas seraya mengusap dadanya berkali - kali.
         "  Hahahaha.... ! maaf , makanya kamu jangan suka melamun ! memangnya ada hantu di apartemen mewah kayak gini ? "  kata Ulayya dengan senyum ledekan.
         " Iya iya iya ! "
         " Ya , udah cepet siap - siap, gih ! ikut tante makan malam! "
         " Oke, oke!  Adev , siap - siap dulu ! " Adeva melangkahkan kakinya dengan sangat malas.

***

       Restoran dekat laut memang menjadi tempat favorit keluarganya Adeva.  Selain tempatnya yang strategis dan geografis ditambah dengan pemandangan laut plus suasannya yang membuat hati damai seketika. Tak ayal setiap tantenya pulang ke tanah air pasti langsung ingin cepat - cepat pergi ke tempat tersebut.
       " Udah lama aku gak ke sini , tan , " tempat tersebut adalah tempat pertama ayah dan ibunya dulu bertemu, tapi , takdir berkata lain  mereka ditakdirkan berpisah.
       " Oh, ya...., kamu mendingan tinggal sama tante, aja ! lagian ayah kamu sering keluar kota ! " tanya Ulayya . " Biar kamu gak sendirian , sayang....? mau ...? "
       " Enak juga sih , tan ! jarak apartemen ke kampus juga deket , aku pikir - pikir dulu dan mau tanya ayah dulu "
       " Oke ! "
Mereka berdua menikmati pemandangan laut yang sangat indah sehingga membuat kerung keduannya bergelombang terkena terpaan angin yang berhembus kencang.


      " Huufftt ! kelamaan diluar, pengenya mau ke kamar mandi terus deh ! " mengelap tangannya yang basah dengan tisu .
      Kreeekkk.....
    Keluar seorang pria yang Adeva sangat kenal sekali walaupun memakai topi yang menutupi sebagian wajahnya.
       " KAMU...!!! " secara bersamaan.
       " Huh !!! kenapa sih, masih bertemu dengannya padahal inikan hari libur , dan pasti bertemu di toilet ! " batin Adeva.
Fairel hanya melihat dengan sinis dan lansung pergi.
       " Begitulah, wajah manusia yang ganas! seperti tembok! Astaghfirullah ! tidak boleh gitu Adeva, Tapi, kenyataan seperti itu! hihihi...." ocehan batinnya Adeva.

**

        " Aaahhh ! ternyata menggeliat itu ENAK....! " merentangkan tangannya kesamping dengan penuh semangat. Dan tiba - tiba tangannya Adeva tersandat pada sesuatau yang keras " KAMU !!! " seketika  Adeva lansung mendelik  ketika tahu tangannya tersandat pada dadanya Fairel , " Hhmmmzz , maaf gak sengaja ! " kata Adeva cengengesan.
         " Heemm, iya ! " jawab Fairel dengan singkat lalu pergi.
         " Hadeeuuhh ! emang sangat ganas, ckckck ! " menggeleng - gelengkan kepalanya dengan  senyuman yang tertahan.

          " TAKSI...! BERHENTI ...! "

Setelah  sekian lama  menunggu. Akhirnya, Adeva bisa mendapatkan taksi juga. Ia pun langsung duduk dengan  dan.....   " KAU !!! " lagi - lagi Adeva bertemu dengan orang yang tak ingin sama sekali ia temui.
Fairel yang duduk dengan tenangnya didalam taksi hanya melihat ekspresi wajah Adeva yang penuh tanda tanya.
  " Aku tidak mau naik taksi sama orang galak ! eh, salah ganas " seraya membuka pintu mobil.
  " Ya , udah turun aja ! lagian mau nunggu sampek jam berapa , hah ? buat dapatin taksi lagi ! " perkataan Fairel langsung membuat Adeva tidak bergerak sama sekali. " kalau gak mau barengan cepat turun , biar taksinya cepat jalan ! "
Adeva hanya terdiam " benar ,juga apa yang dikatankan Fairel ! "
   " Ya, udah jalan pak ! " Adeva memutuskan untuk ikut bersana Fairel saja.
   "  Sebentar pak ! aku pindah duduk di depan,  aku takut barengan sama cewek super jutek ! " kata Fairel langsung turun untuk pindah posisi.
Membuat Adeva ingin sekali menjitak kepalanya.
    " Huuffttt ! ya.... Allah, kenapa lagi - lagi  aku harus berhadapan sama ini orang ! " batinnya.
     
       

         
read more
Ibroh Novel islami Tanda titik

Tanda Titik - Hari tenang


        Selama tiga hari berturut - turut mengikuti OSPEK, membuat Adeva merasakan penat di sekujur tubuhnya. Bagaimana tidak, Adeva selalu mendapatkan tugas tidak masuk akal dari kakak senior yang ganas dan menjengkelkan si FAIREL. Yang tidak akan membuat Adeva hidup tenang sebelum kekesalannya tertuntaskan.
        " Fyuuuh...! akhirnya...., selesai juga ! " menghembuskan nafas yang sangat panjang " mengikuti OSPEK selama tiga hari sangatlah menguras tenagaku ! tapi, tidak apa - apa ! setelah ini...! " memperlihatkan senyuman dicermin " SELAMAT DATANG HARI LIBUR PANJA....NG !!! " Adeva langsung menjatuhkan badanya ke kasur.
         Drrtt Drrtt. Drrtt....!
         Handphone disampingnya bergetar menyala - nyala. Ternyata ada panggilan masuk dari Nabila.
        " Iya, hallo ! oh, iya iya aku akan pergi kesana ! oke tunggu aku disana ! " mematikan handphonenya lalu berlari kecil menuju ke kamar mandi.

         Suasana taman kota pada akhir pekan memang sangatlah ramai dengan orang-orang yang senang menikmati hari liburnya dengan bersantai.
         " Nabila! " panggil Adeva kepada seorang wanita berkerudung hitam duduk dikursi taman.
         " Hei, sini ! " sahutnya sambil mengisyaratkan untuk ke tempatnya berada.
         " Nabila kamu tahu gak ? ini adalah pertama kalinya aku main - main ke taman kota, setelah sekian lama aku tinggal di desa, sesudah ayah dan ibu bercerai ! " dengan suara yang lirih.
          " Hhmmzz, bagaimana kalau kita keliling taman kota, lalu kita kulineran ? "tawar Nabila  mencoba menghibur Adeva.
Adeva hanya mengiyakan.

        Adeva dan Nabila  mengelilingi taman kota sambil berburu kuliner. Dari asyiknya mereka berdua jalan - jalan sampai tidak sadar bahwa hari sudah malam.
        " Adev, aku pulang dulu ya ...., sudah malam ! aku udah ditunggu oleh ayah dan ibu , " kata Nabila.
        " Oke ! " jawab Adeva singkat.
        " Dadadahh....! " kata Nabila berlalu dengan lambaian tangan.
        " Daaahhh....! "
        " Kalau aku gak bakalan ditungguin !  mama dan ayah sedang tidak ada di rumah, mereka sedang keluar kota memyelesaikan urusan kantor, lagi - lagi aku ditinggal sendiri, beginilah nasib seorang anak yang mempunyai orang tua pembisnis ! " dengusnya sebal.

         Adeva dari dulu memang memilih hidup sederhana dengan ibunya  di desa, daripada hidup di kota bersama ayahnya yang super sibuk itu.  Dia sudah berusaha untuk tidak cemburu dengan pekerjaan ayahnya, Adeva sadar ayahnya berkerja keras seperti ini, hanyalah untuk keluarga dan masa depan anak - anaknya.

         " Nona , sudah pulang ! aku sudah mempersiapkan air hangat untuk nona mandi ! " sambut bik Inah di depan pintu.
         " Iya, teriamah kasih ya, bik, "

          Liburan kuliah selama dua minggu, Adeva memilih lebih banyak melakukan aktifitas dalam rumah. Dia ingin jauh - jauh dari keramaian dan dia juga menyebut masa liburannya dengan sebutan HARI TENANG, karena dia tahu setelah kembali kuliah, dia tidak akan merasakan keaadan yang langka seperti ini , yang akan lebih sering berjumpa dengan keramaian dan hal yang tidak akan pernah lepas dari pikirannya saat masuk kuliah adalah dia akan melihat kembali pria yang tak kan membuatnya hidup dengan tenang.















 



               
read more
Ibroh Novel islami Tanda titik

Tanda Titik - Beruntung tapi menyebalkan


           Sejak konflik Adeva dengan pria yang menggertaknya dikamar mandi kemaren . Adeva tidak bisa tenang yang akan ikut kegiatan OSPEK. Karena pria ganas tersebut adalah kakak seniornya plus panitia OSPEK, mau tidak mau Adeva harus menghadapinya walau dihatinya  tersirat sedikit rasa khawatir.
Memasuki hari kedua OSPEK para peserta harus menyelesaikan tantangan dan tugas dari kakak - kakak seniornya untuk mengumpulkan poin agar meraih gelar  " PESPEKTA " ( Peserta OSPEK Terbaik Tahunan ) . Tak ayal semua peserta pada berebut memberi kesan terbaik kepada kakak seniornya.

            " Fyuuhh ! ternyata tidak mudah untuk mendapatkan poin dari kakak senior ! " Adeva  menyandarkan badannya ditembok " hhmmzz, tinggal dua kakak senior yang masih belum mengisi poin dikertasku, tinggal .....  si ganas Fairel  dan kak Fairuzt , "  membolak - balik kertas yang dipegangnya. " Ok ! Les't go....! " dengan penuh semangat.

             Setiap tempat yang terdapat kakak senior , pasti akan dikerumuni oleh manusia berbaju putih. Tapi, sedari tadi Adeva tak menemukan segerombolan orang yang mengkerumuni Fairel dan Fairuzt dan tak ada yang tahu  mereka berdua bersemayam dimana.
             "  Kak , kalian tau gak dimana gerombolannya kak Fairel dan Fairuzt ? " Adeva mencoba bertanya ke salah satu temannya.
             "  Gak tau juga , ini aku juga lagi nyari ! " katanya sambil celengak - celinguk.
             "  Katanya sih, siapa yang pertama kali mendapatkan tandatangan kak Fairel dan kak Fairuzt ! untuk tantangan kali ini dia yang mendapatkan point tertinggi ! karena tak mudah untuk memberikan sebuah kesan ke mereka berdua, " katanya lagi.
             " Ohhh, oke ! kalau begitu terimah kasih informasinya ! "
             " Iya sama - sama ."
             " Memang , kedua kakak ini bersemayam dimana, sih ? udah kayak orang misterius  saja ! "  kata Adeva diselingi dengan cekikikan.

              Adeva sudah mencari  ke semua tempat mulai dari taman, perpustakaan, lapangan , tapi tak ada tanda - tanda mereka berada, tapi ada satu tempat yaitu ruang perlengkapanpaling pojok yang belum Adeva telusuri.
              " Apakah mereka berdua ada disini ya ? "  mengintip dari balik pintu, " sungguh ! mereka ada disini ! " ucapnya seperti menemukan harta karun tersembunyi " pantesan saja gak ada yang nemuin mereka ! dicari dimanapun juga gak akan ketemu,  merekanya  duduk nyantai di ruang perlengkapan yang sepi kayak gini ! " . melangkahkan kaki masuk ke ruangan .

                " Permisi kak ! boleh minta tanda tangannya ? " tanya Adeva dengan suara pelan.
                " Boleh .... , " jawab seorang pria tampan dengan lembut bernama  Fairuzt Atharizz .
                " Gak semudah itu ! " sahut si ganas Fairel dengan tatapan dingin " bukannya kau sudah tahu! bahwa jika mau mendapatkan sebuah tandatangan dan poin dari kakak senior, kau harus menyelesaikan tantangan maupun tugas kan ? "  katanya dengan angkuh.
Adeva hanya mengangguk.
               " Kalau begitu....., tantangan dari aku mudah , mungkin berbeda dengan yang lain ! tolong susun ini puzzel ! " suruhnya menyodorkan sebuah amplop coklat yang mungil .
Adeva menerima amplop tersebut lalu membukanya, didalam amplop tersebut terdapat banyak sekali potongan potongan kertas yang di bentuk seperti puzzel.
              " Lima menit harus selesai ! " Fairel mengatakannya dengan ringan.
              " Apa!!!  lima menit !" Adeva yang tersenak kaget, membuat matanya membulat sempurna.
              "  Jangan keterlaluan kamu ,Rel ! mana ada dalam lima menit bisa menyusun puzzel itu dengan sempurna ! " kata Fairuzt membela Adeva, " maafin  kelakuan adik sepupuku ini ! memang agak aneh kelakuannya ! " dengan suara yang dikecilkan.
              " Tidak apa - apa kok , kak , " Adeva memasang senyuman manis bohong.
              " Sudalah , cuman nyusun puzzel , gak disuruh lari maraton ! " ucap Fairel, " lagian aku paling gak suka ngerjain pekerjaaan yang membutuhkan kesabaran ekstra ! " imbuhnya.
              " Hahahaha....! bener juga ya ! mana ada Fairel atharizz sabaran " ledek Fairutz.
 Adeva  hanya menurut dan mulai menyusun puzzel yang begitu rumit tersebut, walau sesekali puzzelnya berantakan akibat terpaan kipas angin.
            " Aku pikir ini cewek bakalan kewalahan , ternyata dia biasa aja ! gagal deh! buat ngerjain ! " Fairel yang hanya bisa mengumpat kesal melihat Adeva dengan mudahnya menyusun puzzel, " tapi , aku juga berterimah kasih , dia udah mau  menyusun pesan dari seorang yang paling penting dalam hidupku. "
            " Akhirnya , selesai juga, walaupun susah tapi menyenangkan ! " Adeva tersenyum melihat ke arah puzzel yang telah menyatu dengan sempurna.
" MY PRINCE yang jutek " sebuah tulisan pertama di  puzzel tersebut. " Mungkin ini dari pacarnya! " gumam Adeva , " tapi, itu bukan urasanku ! tapi, kok aku kepo , ya ? " menggaruk - garuk kepalanya yang berbalut jilbab.
            " Kakak, aku sudah menyelesaikan tugasnya tepat waktu, dan puzzelnya juga udah aku lem biar gak berantakan saat tertiup angin! dan juga jangan lupa tambahan poinnya ! jelasnya sambil menyodorkan kertas putih.
            " Iya , iya , udah tahu ! " jawab Fairel. " Gagal deh ! ngerjain ini anak ! tapi gue juga terimah kasih, karena berkat dia gue bisa baca surat dari orang yang paling penting dalam hidup gue ! " dalam hatinya.
            " Baru sekarang , ada cewek yang begitu nyerocos jelasin ke kamu , Rel, " kata Fairuzt sedikit menggoda.
            " Entalah! " jawabnya singkat.
            " Baiklah , kalau begitu ......, tinggal tantangan dari kak Fairuzt! " kata Adeva  " jangan yang susah - susah ya, kak ! " pinta Adeva.
             " Gak susah kok, aku hanya ingin kamu mengucapkan aku sayang dan cinta kak Fairuzt, I love you, pastinya dengan suara lantang! " ucapnya sambil tersenyum.
 Adeva tersenyum kecut dan hanya bisa  menurutinya,  walaupun terasa sedikit risih.
            " Baiklah" menarik nafas dalam - dalam dan ... "  AKU SAYANG KAK FAIRUZT  DAN CINTA KAK FAIRUZT  ........ , I LOVE YOU KAK.......!!! " dengan sura yang lantang.
            " I love you too, " balas Fairutz membuat Adeva cengengesan.
            " Gila ! suaranya cempreng juga ! " timpal fairel .
Adeva yang mendengarnya langsung memberi tatapan tajam kepada Fairel.
 " Bersifat PD dan bodoh amat memang sangat diperlukan , disaat kita didesak untuk melakukan hal - hal yang tidak cocok dengan pikiran, " kata Adeva keluar dari ruangan tersebut.

         Karena suara Adeva yang lantang, membuat para peserta OSPEK berlarian menuju ke ruang perlengkapan dan langsung menyerbu  Fairel dan Fairuzt untuk meminta tanda tangan. Adeva hanya menggeleng - geleng kepala ketika semuanya berlarian, sampai - sampai ada yang menabrak Adeva .
" Ckckckck...! kaya mau ketemu sama idolnya saja ! "

" Akhirnya selesai juga tantangan hari ini , dan juga dapat poin tambahan.  Walaupun hari ini beruntung, tapi beruntungnya menyebalkan , memang benar kata kakak - kakak yang lebih dulu terjun ke kuliahan, ketika Ospek semua peserta akan mendapatkan tantangan - tantangan yang konyol dari kakak - kakak seniornya, dan sekarang aku  lagi berada di posisi tersebut! " memercikkan air ke wajahnya "  Aku sebenarnya tak mau menjalani aktifitas yang diriku sendiri langsung berinteraksi dengan banyak orang , apalagi dengan seorang pria! aaarrrkkkh... !!! memang lebih baik berada di pondok pesantren tidak terlalu terbuka dengan siapapun! kangen pondok......!!!! " mengelap  wajahnya yang basah dengan kasar menggunakan tissu.

Adeva masuk ke universitas bukanlah kemauannya sendiri , melainkan kemauan ayah dan mamanya , ya...., walaupun Adeva  sendiri tidak suka, tapi Adeva akan tetap melakukanya, karena Adeva tahu  maksud ayah dan mamanya adalah memberikan yang terbaik untuk masa depannya. 

         











               
read more
Ibroh Novel islami Tanda titik

Tanda Titik - Masalah yang tiba - tiba


          Deringan jam beker mampu mengusik telinga Adeva yang masih berbalut selimut tebal diatas peraduannya. Suasana shubuh memang  sebuah ujian berat bagi seorang hamba untuk bisa lulus dalam melakukan sebuah kewajiban.
     
             Tok tok tok..
           " Adev, apakah kamu sudah bangun ? " tanya mama Sarah di balik pintu. " Mama dan ayah sudah siap yang mau ke masjid ! "
           " Iya, Adev, sudah bangun ! tunggu sebentar Adev akan segera turun, ma ! " jawab Adeva yang berusaha membuka matanya lebar.

           Pagi ini adalah pertama kalinya Adeva mengikuti kegiatan OSPEK, dimana dia harus memakai baju serba putih dengan pita merah putih yang dijadikan sebuah dasi, memang terlihat konyol namun apadaya itulah peraturannya.

           Para peserta OSPEK sudah berkumpul di aula karena sebentar lagi acara pembukaan akan segera dimulai. Adeva memilih tempat duduk paling belakang mungkin karena dia belum menemukan teman baru.
            " Pagi... ! " sapa gadis yang baru saja datang.
            " Pagi juga ! " balas Adeva.
           
            Selama acara berlangsung Adeva dan gadis itu saling memperkenalkan satu sama lain.Gadis itu bernama Nabila Syarif. Ternyata dia juga satu jurusan dengan Adeva. Bertemu dengan teman baru bagi Adeva adalah sebuah keberuntungan. Dimana dia harus kembali terbiasa hidup di kota setelah lama berada di desa.

             Akhirnya acara selesai juga, membuat para peserta OSPEK bernafas lega, satu jam lamanya mereka harus mengikuti acara yang mungkin kebanyakan orang akan mengatakan bahwa sangat membosankan.
             " Adeva, kita ke kantin yuk...! " ajak Nabila.
             " Boleh, kebetulan aku haus ! " kata Adeva menyetujuinya.

             Suasana kantin kampus saat ini dipenuhi dengan orang berbaju putih, semuanya para peserta OSPEK. Tapi yang paling menonjol di tempat itu adalah para kakak senior yang penampilannya perfect - perfect.
             " Aku yang mau pesan makanannya, kamu mau peasan apa ? " kata Nabila sambil meletakkan tasnya.
             " Hhmmzz..., aku mau pesan siomay dan es jeruk, aja  ! " kata Adeva yang masih sibuk dengan handphonenya.
             " Oke !" kata Nabila mengiyakan.

             Suara speaker terdengar di semua sudut ruangan  kampus. Memberitahukan bahwa kegiatan OSPEK akan dimulai.
             " Hufftt ! ujian akan dimulai ! " kata Nabila seperti orang yang mau berperang.
Adeva hanya terkkik melihat tingkah temannya.
           
Setelah menyimak apa saja peraturan dan yang harus dilakukan para peserta OSPEK, Adeva meminta izin kepada panitia untuk pergi ke kamar mandi. Sesampainya di kamar mandi terdengar suara pintu digedor - gedor, ternyata suara itu berasal dari toilet paling pojok.
              " Tolong ...!!!! apakah ada orang di luar ? aku terkunci di dalam ! tolong ! " kata seseorang didalam kamar mandi.
              " Iya sebentar, aku akan membanyumu ! " kata Adeva berusaha menyingkirkan sebuah tong besar yang sangat berat dari depan pintu .
Dan keluar seorang perempuan yang juga sama memakai seragam warna putih dengan tubuh yang gemetar.
               " Terimah kasih telah membantuku keluar, aku tidak tahu siapa yang mengunciku dari luar ! " kata wanita itu dengan nafas yang terengah - engah.
               " Sebaiknya kamu tenangin diri dulu, aku akan mengantarkanmu keluar , biar kamu bisa tenang !  " katak Adeva berusaha menenangkan perempuan tersebut.
               " Baiklah " , katanya berusaha untuk tenang.
               " Hhmmzz, memangnya siapa ya....., yang dengan sengaja menguncinya dari luar ? " Tanya Adeva pada dirinya sendiri.

               " Hufft...., legahnya...." , kata Adeva setelah keluar dari toilet.
               " Ya Allah....!!! " Adeva yang tersentak kaget ketika melihat seseorang berdiri menyandar di dekat pintu. " Ya Allah jantung ini mau copot ! " kata Adeva sambil mengatur nafas. " Permisi ! "
               " Tunggu ! diam ditempat ! " perintah pria tersebut kepada Adeva.
               " Kenapa ya...? apakah anda ada urusan dengan saya ? " kata Adeva yang pandanganya lurus menghadap kedepan.
               " Tentu ! " kata pria itu dengan nada yang begitu dingin " kau telah mencampuri urusanku, jadi kau harus berani menghadapi aku ! " ujar pria itu dengan sangat lantang.
                " Maksud anda bagaimana ya...? saya tak mengerti ? " tanya Adeva.
                " Kau kan yang telah membantu wanita yang aku kunci tadi ?! " pria itu berbalik tanya dengan penuh amarah.
                " Iya ! aku yang membantunya keluar kenapa , emangnya ?! " kata Adeva yang pandangannya tetap lurus kedepan " sebagai orang yang memiliki hati nurani , melihat orang yang butuh bantuanku ! apakah aku akan diam saja ? " kata Adeva yang berusaha tetap tenang.
                " Fine ! aku tahu kau sangat baik wanita berjilbab ! " ujarnya dengan suara yang sedikit ditekan " tapi, kau tidak tau, bahwa kebaikanmu mendatangkan bahaya bagimu ! " pria itu berbicara ditelinga Adeva , lalu pergi dengan amarah yang ditahan .
                " Hufft...! tenang dia hanya menggertakmu Adeva ! "  meyakinkan dirinya " Ingatlah!!! tidak ada yang salah dalam berbuat kebaikan ! " mengatur nafas supaya kembali stabil.

             Baru mau masuk aula, Adeva sudah disuguhi pria ganas tadi, sedang duduk di bangku panitia yang dekat dengan pintu . " Ya Allah ! aku tak tau apa yang terjadi di masa depan ! tapi.... " mengigit ujung kerudungnya " hamba meminta kepada - Mu , tolong lindungi hamba dari orang - orang yang mempunyai niat jahat , amiinn... " bergegas pergi ke tempat duduknya.
           
     

             


       
             
             



 


           
   
         
 
 
         
   
 

         
read more
Ibroh Novel islami Tanda titik

Tanda Titik - Awal


          Demi menggapai sebuah impian, kau harus berlari sekuat tenaga agar mimpimu tidak hanya menjadi ilusi semata.

***

           Awal - awal  bulan juni seperti sekarang ini adalah saat dimana para pelajar bersiap - siap untuk memasuki tahun ajaran baru sekolah , sama halnya dengan seorang gadis remaja yang baru saja pindah dari desa, terlihat sedang sibuk mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan sekolah.
       
           " Nona mau sepatu yang mana? " tamya seorang pelayan toko dengan ramahnya.
           " Aku mau yang ini saja ! "katanya menujuk sepatu casual warna putih .
           " Apakah mau saya pakaikan kepada nona ? " petugas toko itu menawarkan pelayanan. 
           " Tidak perlu, ini sudah pas dengan ukuran saya "  kata gadis cantik tersebut.
           " Baiklah , tunggu di kasir , nona ! " 
           " Baik , terimah kasih. " 

           Dia bernama Adeeva Afsheen Alaric memiliki darah blasteran Jerman - Indonesia, seorang anak dari keluarga yang masuk dalam kategori orang - orang  terpandang. Terlahir dari keluarga yang dikenal harmonis dan jauh dari konflik keluarga, itulah yang terlihat di pandangan semua orang. Tapi siapa yang menyangka, semuanya tak sama dengan kenyataan. Bahwa, penglihatan seseorang kadang salah menilai.

            " Adev, ayah mau bicara dengan kamu ! "  kata seorang lelaki berkepala tiga .
            " Iya , ayah ! " Adeva menurut dan duduk.
            " Sekarang sudah waktunya, kamu kembali bersama ayah ! bukankah, kamu sudah tahu perjanjian ayah dengan mendiang ibumu ? " tanyanya pada Adeva
            " Iya , Adev tahu itu ! " menjawabnya dengan singkat.
            " Kau harus tinggal bersamaku, biar beban nenekmu  tak begitu berat  mengurusi dua cucu, kamu dan adikmu ! " ucapnya sambil meneggak kopi hitam.
            " Baiklah, aku mengerti maksud ayah, kalu begitu aku permisi, " kata Adeva .
            "  Mulai dari dulu ayah tak pernah berubah, selalu menghendakkan kemauannya kepada orang lain " kata Adeva seraya menutup pintu.
             
            Keluarga Alaric sesungguhnya tak sama seperti apa yang orang lihat , suasana keluarga Alaric ibarat bunga yang kekurangan cahaya matahari , hidup tapi tak begitu bernyawa.
Ayah dan ibunya Adeva telah bercerai ketika dia berumur lima tahun, ayah Adeva menikah lagi dengan seorang janda muda.

           " Iya, nek , aku baik baik saja ! baiklah , wa'alaikumsalam. " .
           " Kadang hati ini tak terima akan semua ini, tapi apadaya diriku, jika..... suratan takdir telah berkata seperti ini ! "  Adeva terisak - isak dalam tangisan .

            Ya, seperti itulah hidup. Kadangkala kau merasa hidup ini di penuhi dengan kebahagiaan, terkadang penuh dengan kesedihan. Tapi, ingatlah selagi kau bisa bersyukur dan berprasangka baik. Insyaallah, Allah akan selalu melimpahkan nikmat dan anugerahnya tanpa kita duga.
           
             " Adev, ayo turun ke bawah! mama sudah siapkan teh kesukaanmu! " panggil seseorang .
             " Baik ma.....! Adev akan segera turun ! " jawab Adeva yang baru selesai sholat isya'.

            Adeva memiliki seorang ibu tiri yang sangat baik, dia bernama Sarah. Pertama kali Adeva bertemu dengan ibu tirinya, Adeva selalu berfikir bahwa semua  ibu tiri itu jahat, pada saat itu ia masih berumur sepuluh tahun dan pemikirannya begitu labil. Tak disangka ibu tirinya sangat baik, lemah lembut dan penuh kasih sayang. Dia menganggap Adeva seperti anaknya sendiri. Sampai sekarang beliau masih belum di anugerahi seorang anak.

             " Malam ma.....! " sapa Adeva setelah turun dari tangga.
             " Malam.... ! " balas mama Sarah.
             " Ini teh blackcurrannya , teh kesukaanmu sayang...." kata mama Sarah seraya menyodorkan secangkir teh .
             " Terimah kasih " kata Adeva lalu menegguk teh tersebut.
             " Memangnya ayah tidak mau ikut ngumpul, ma ? " tanya Adeva pada mama Sarah yang sedang membaca majalah.
             " Tidak, ayahmu tidak akan ikut ngumpul, dia selalu sibuk dengan urusan kantornya ! " tutur mama dengan wajah yang sedikit di tekuk " mama, sangat senang, saat aku mendengar kamu mau tinggal disini, serasa bahagia sekali ini hati karena mama takkan kesepian lagi " kata mama Sarah sambil  memgelus - elus kepala Adeva.
              " Iya, ma... " kata Adeva yang memeluk mama Sarah " aku tau dengan jelas apa yang dirasakan mama sekarang, " kata Adeva dalam hati.

              Tak ada gunanya harta dan kemewahan , walaupun hidup serba berkecukupan tapi haus  kasih sayang , semua akan terasa hambar. Dengan adanya harta, hidup manusia akan lebih baik, tapi tak semua kebaikan hidup bisa didapat dengan harta.
             
 

         

         

         

         


                     

         

        
read more

Terpopuler

Biografi Singkat Abuya Nurhasanuddin bin Abdul Latif Pengasuh Pondok Pesantren Darussa'adah Malang

Biografi Singkat Abuya Nurhasanuddin bin Abdul Latif Pengasuh Pondok Pesantren Darussa'adah Malang Abuya Nurhasanuddin lahi...
read

Lafadz HINDUN ( هِنْدٌ ) Termasuk pada Isim Munshorif apa Isim Ghoiru Munshorif ??

Pertanyaan: Lafadz  هندٌ  itu termasuk isim  munshorif atau isim  ghoiru  munshorif , jika termasuk isim ghoiru munshorif mengapa dit...
read

Download ebook Kunuzussa'adah pdf | Ma'had Darussa'adah Al-Islamy

     Assalamu'alaikum Wr.  Wb.      Para cendekia sekalian pada kali ini kami akan berbagi file dokumen Kunuzussa'adah   (pdf)...
read

Alfiyah Ibnu Malik (Keutamaan dan Ringkas Nadhomnya)

Masih di dalam BAB MUQODDIMAH Alfiyah Ibnu Malik,  Bismillahirrohmanirrohim, Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh. Alfiyah ...
read

Penjelasan ringkas syair - عَرَفْتُ الشَّرَّ لَا لِلشَّرِّ | Cendekiawan Santri

sebagian ahli syair menyatakan : عَرَفْتُ الشَّرَّ لاَ لِلشَّرِّ وَلَكِنْ لِتَوْقِيْهِ وَمَنْ لَمْ يَعْرِفِ الْخَيْرَ مِنَ الشَّرِّ ...
read

Find Us Facebook

Design by Desain Profesional