Deringan jam beker mampu mengusik telinga Adeva yang masih berbalut selimut tebal diatas peraduannya. Suasana shubuh memang sebuah ujian berat bagi seorang hamba untuk bisa lulus dalam melakukan sebuah kewajiban.
Tok tok tok..
" Adev, apakah kamu sudah bangun ? " tanya mama Sarah di balik pintu. " Mama dan ayah sudah siap yang mau ke masjid ! "
" Iya, Adev, sudah bangun ! tunggu sebentar Adev akan segera turun, ma ! " jawab Adeva yang berusaha membuka matanya lebar.
Pagi ini adalah pertama kalinya Adeva mengikuti kegiatan OSPEK, dimana dia harus memakai baju serba putih dengan pita merah putih yang dijadikan sebuah dasi, memang terlihat konyol namun apadaya itulah peraturannya.
Para peserta OSPEK sudah berkumpul di aula karena sebentar lagi acara pembukaan akan segera dimulai. Adeva memilih tempat duduk paling belakang mungkin karena dia belum menemukan teman baru.
" Pagi... ! " sapa gadis yang baru saja datang.
" Pagi juga ! " balas Adeva.
Selama acara berlangsung Adeva dan gadis itu saling memperkenalkan satu sama lain.Gadis itu bernama Nabila Syarif. Ternyata dia juga satu jurusan dengan Adeva. Bertemu dengan teman baru bagi Adeva adalah sebuah keberuntungan. Dimana dia harus kembali terbiasa hidup di kota setelah lama berada di desa.
Akhirnya acara selesai juga, membuat para peserta OSPEK bernafas lega, satu jam lamanya mereka harus mengikuti acara yang mungkin kebanyakan orang akan mengatakan bahwa sangat membosankan.
" Adeva, kita ke kantin yuk...! " ajak Nabila.
" Boleh, kebetulan aku haus ! " kata Adeva menyetujuinya.
Suasana kantin kampus saat ini dipenuhi dengan orang berbaju putih, semuanya para peserta OSPEK. Tapi yang paling menonjol di tempat itu adalah para kakak senior yang penampilannya perfect - perfect.
" Aku yang mau pesan makanannya, kamu mau peasan apa ? " kata Nabila sambil meletakkan tasnya.
" Hhmmzz..., aku mau pesan siomay dan es jeruk, aja ! " kata Adeva yang masih sibuk dengan handphonenya.
" Oke !" kata Nabila mengiyakan.
Suara speaker terdengar di semua sudut ruangan kampus. Memberitahukan bahwa kegiatan OSPEK akan dimulai.
" Hufftt ! ujian akan dimulai ! " kata Nabila seperti orang yang mau berperang.
Adeva hanya terkkik melihat tingkah temannya.
Setelah menyimak apa saja peraturan dan yang harus dilakukan para peserta OSPEK, Adeva meminta izin kepada panitia untuk pergi ke kamar mandi. Sesampainya di kamar mandi terdengar suara pintu digedor - gedor, ternyata suara itu berasal dari toilet paling pojok.
" Tolong ...!!!! apakah ada orang di luar ? aku terkunci di dalam ! tolong ! " kata seseorang didalam kamar mandi.
" Iya sebentar, aku akan membanyumu ! " kata Adeva berusaha menyingkirkan sebuah tong besar yang sangat berat dari depan pintu .
Dan keluar seorang perempuan yang juga sama memakai seragam warna putih dengan tubuh yang gemetar.
" Terimah kasih telah membantuku keluar, aku tidak tahu siapa yang mengunciku dari luar ! " kata wanita itu dengan nafas yang terengah - engah.
" Sebaiknya kamu tenangin diri dulu, aku akan mengantarkanmu keluar , biar kamu bisa tenang ! " katak Adeva berusaha menenangkan perempuan tersebut.
" Baiklah " , katanya berusaha untuk tenang.
" Hhmmzz, memangnya siapa ya....., yang dengan sengaja menguncinya dari luar ? " Tanya Adeva pada dirinya sendiri.
" Hufft...., legahnya...." , kata Adeva setelah keluar dari toilet.
" Ya Allah....!!! " Adeva yang tersentak kaget ketika melihat seseorang berdiri menyandar di dekat pintu. " Ya Allah jantung ini mau copot ! " kata Adeva sambil mengatur nafas. " Permisi ! "
" Tunggu ! diam ditempat ! " perintah pria tersebut kepada Adeva.
" Kenapa ya...? apakah anda ada urusan dengan saya ? " kata Adeva yang pandanganya lurus menghadap kedepan.
" Tentu ! " kata pria itu dengan nada yang begitu dingin " kau telah mencampuri urusanku, jadi kau harus berani menghadapi aku ! " ujar pria itu dengan sangat lantang.
" Maksud anda bagaimana ya...? saya tak mengerti ? " tanya Adeva.
" Kau kan yang telah membantu wanita yang aku kunci tadi ?! " pria itu berbalik tanya dengan penuh amarah.
" Iya ! aku yang membantunya keluar kenapa , emangnya ?! " kata Adeva yang pandangannya tetap lurus kedepan " sebagai orang yang memiliki hati nurani , melihat orang yang butuh bantuanku ! apakah aku akan diam saja ? " kata Adeva yang berusaha tetap tenang.
" Fine ! aku tahu kau sangat baik wanita berjilbab ! " ujarnya dengan suara yang sedikit ditekan " tapi, kau tidak tau, bahwa kebaikanmu mendatangkan bahaya bagimu ! " pria itu berbicara ditelinga Adeva , lalu pergi dengan amarah yang ditahan .
" Hufft...! tenang dia hanya menggertakmu Adeva ! " meyakinkan dirinya " Ingatlah!!! tidak ada yang salah dalam berbuat kebaikan ! " mengatur nafas supaya kembali stabil.
Baru mau masuk aula, Adeva sudah disuguhi pria ganas tadi, sedang duduk di bangku panitia yang dekat dengan pintu . " Ya Allah ! aku tak tau apa yang terjadi di masa depan ! tapi.... " mengigit ujung kerudungnya " hamba meminta kepada - Mu , tolong lindungi hamba dari orang - orang yang mempunyai niat jahat , amiinn... " bergegas pergi ke tempat duduknya.