Home
» Tanda titik
» Tanda Titik - Hari tenang
Tanda Titik - Hari tenang
Selama tiga hari berturut - turut mengikuti OSPEK, membuat Adeva merasakan penat di sekujur tubuhnya. Bagaimana tidak, Adeva selalu mendapatkan tugas tidak masuk akal dari kakak senior yang ganas dan menjengkelkan si FAIREL. Yang tidak akan membuat Adeva hidup tenang sebelum kekesalannya tertuntaskan.
" Fyuuuh...! akhirnya...., selesai juga ! " menghembuskan nafas yang sangat panjang " mengikuti OSPEK selama tiga hari sangatlah menguras tenagaku ! tapi, tidak apa - apa ! setelah ini...! " memperlihatkan senyuman dicermin " SELAMAT DATANG HARI LIBUR PANJA....NG !!! " Adeva langsung menjatuhkan badanya ke kasur.
Drrtt Drrtt. Drrtt....!
Handphone disampingnya bergetar menyala - nyala. Ternyata ada panggilan masuk dari Nabila.
" Iya, hallo ! oh, iya iya aku akan pergi kesana ! oke tunggu aku disana ! " mematikan handphonenya lalu berlari kecil menuju ke kamar mandi.
Suasana taman kota pada akhir pekan memang sangatlah ramai dengan orang-orang yang senang menikmati hari liburnya dengan bersantai.
" Nabila! " panggil Adeva kepada seorang wanita berkerudung hitam duduk dikursi taman.
" Hei, sini ! " sahutnya sambil mengisyaratkan untuk ke tempatnya berada.
" Nabila kamu tahu gak ? ini adalah pertama kalinya aku main - main ke taman kota, setelah sekian lama aku tinggal di desa, sesudah ayah dan ibu bercerai ! " dengan suara yang lirih.
" Hhmmzz, bagaimana kalau kita keliling taman kota, lalu kita kulineran ? "tawar Nabila mencoba menghibur Adeva.
Adeva hanya mengiyakan.
Adeva dan Nabila mengelilingi taman kota sambil berburu kuliner. Dari asyiknya mereka berdua jalan - jalan sampai tidak sadar bahwa hari sudah malam.
" Adev, aku pulang dulu ya ...., sudah malam ! aku udah ditunggu oleh ayah dan ibu , " kata Nabila.
" Oke ! " jawab Adeva singkat.
" Dadadahh....! " kata Nabila berlalu dengan lambaian tangan.
" Daaahhh....! "
" Kalau aku gak bakalan ditungguin ! mama dan ayah sedang tidak ada di rumah, mereka sedang keluar kota memyelesaikan urusan kantor, lagi - lagi aku ditinggal sendiri, beginilah nasib seorang anak yang mempunyai orang tua pembisnis ! " dengusnya sebal.
Adeva dari dulu memang memilih hidup sederhana dengan ibunya di desa, daripada hidup di kota bersama ayahnya yang super sibuk itu. Dia sudah berusaha untuk tidak cemburu dengan pekerjaan ayahnya, Adeva sadar ayahnya berkerja keras seperti ini, hanyalah untuk keluarga dan masa depan anak - anaknya.
" Nona , sudah pulang ! aku sudah mempersiapkan air hangat untuk nona mandi ! " sambut bik Inah di depan pintu.
" Iya, teriamah kasih ya, bik, "
Liburan kuliah selama dua minggu, Adeva memilih lebih banyak melakukan aktifitas dalam rumah. Dia ingin jauh - jauh dari keramaian dan dia juga menyebut masa liburannya dengan sebutan HARI TENANG, karena dia tahu setelah kembali kuliah, dia tidak akan merasakan keaadan yang langka seperti ini , yang akan lebih sering berjumpa dengan keramaian dan hal yang tidak akan pernah lepas dari pikirannya saat masuk kuliah adalah dia akan melihat kembali pria yang tak kan membuatnya hidup dengan tenang.