Penyelenggaraan
acara bazar sudah tinggal dua hari lagi ,
Adeva dan teman – teman panitia sedang sibuk – sibuknya mempersiapkan segala
keperluan acara hingga hari berubah menjadi petang.
“
Alhamdulillah ! legahnya..... ! “ seru Adeva baru keluar dari kamar mandi yang tangannya sibuk mencari sesuatu di
dalam tas.
“ Ya
Allah !!!!!! “ teriak Adeva ketika melihat seseorang berdiri tegak
dibelakangnya dari pantulan kaca. “ Ya Allah kak ! kakak tau gak ? jantung ini
hampir copot! “ terdengar hembusan nafas Adeva yang panjang.
Fairel hanya
tersenyum melihat wajah pucat pasi Adeva.
“ Maaf
! “ ucap Fairel singkat.
“ MAAF?
baru pertama kali aku mendengar Fairel ngucapin kata maaaf, “ Batin Adeva
seraya memerci kkan air ke muka.
“
Lagian kamu ! memang ada setan seganteng gue, ha.....h ? dan mana ada setan yang berani menakuti wanita sangar seperti kamu ! “ kata Fairel mengumbarkan senyum nyiyirnya.
Adeva mendengus sebal mendengar perkataan Fairel dan memilih
diam daripada berdebat.
Sesudah itu merekapun
tak bergeming sama sekali walaupun mereka berdiri sejajar . Saling fokus
dengan apa yang mereka lakukan.
“ Aku keluar dulu kak ! “ Adeva membubarkan
kesunyiaan diantara mereka, buru – buru menuju arah pintu.
Fairel mengekor di belakangnya , membuat Adeva mempercepat
langkah kaki yang terasa semakin melambat “ kenapa ini orang
mengikutiku ? kenapa tidak menyalibku ? “ pikir Adeva dan terus mempercepat langkahnya.
“ Kak !
kenapa mengikutiku ? “ tanya Adeva yang merasa risih dengan keberadaan Fairel .
“ Siapa yang mengikutimu ! aku
memang berjalan di jalanku ! “ jawab Fairel dan mensejejerkan langkahnya .”
Lagian aku dari tadi menungumu , karena aku khawatir takut ada setan yang tiba
– tiba menerkammu ! walaupun itu tidak
mungkin!“ kembali menyinyir.
Adeva terus berjalan tak mengubris apa yang Fairel katakan,
setelah sesampainya di ruangan musik ternyata semua para panitia sudah
berkumpul disana .
“ Baiklah ! karena Adeva dan
Fairel sudah berkumpul , aku mau kasih tahu ! bahwa besok bagi para panitia berkumpul ke lokasi tempat acara diselenggarakan, buat mendirikan camp dan nentuin kelompok ! “ jelas Aditya selaku ketua panitia.
“
Baiklah, kalau gitu , kalian boleh pulang ! oh ya, jangan lupa ambil
komsumsinya!” imbuh Aditya.
Semuanya langsung
beranjak dari tempat duduk setelah mendapat aba – aba dari Aditya, yang wajahnya sudah terlihat tidak
sabar untuk rebahan .
------------------
Sebelum
kembali ke apartemen tantenya Adeva memyempatkan mampir terlebih dahulu ke
restoran laut . Bukan mau makam malam tapi hanya untuk meghirup suasana bebas
sesaat. Adeva selalu menunggu hari ini,
dimana ia bisa dengan bebas melangkah tanpa harus bersusah payah
bernegosiasi dengan ayahnya dan
kemungkinan kecil Adeva takkan
mendapatkan izin untuk keluar rumah.
“ Adev
! “ suara seseorang memanggil.
Ternyata , suara tante Ulayya dari kejahuan, dia terlihat
anggun memakai gamis syar ‘i dengan jilbab yang membentuk layer disebabkan
terpaan angin yang sangat kencang.
Adeva hanya melambaikan tangan , mengisyaratkan agar menyusul ke tempatnya.
“ Kamu gak mau pulang ? ini udah
malam ? “ tanya tante Ulayya .
“ Bentar lagi, tan , “ tak
bergerak dari posisi duduknya.
“ Kamu udah makan malam ? “
“ Udah, “ menunjuk ke bungkusan
plastik putih “ tapi Adeva masih lape...r ! “
“ Ya udah , ayo pulang “ ajak
tante Ulayya.
Adeva hanya menurut .