Cendekiawan Santri - Mudzakaroh dan Musyawarah serta Bahtsul Masail Seputar Ilmu Syariat Islam
M E N U
  • HOME
  • BIOGRAFI ULAMA'
  • BAHTSUl MASAIL
  • Info & Berita Islami
  • Kajian
  • _Tajwid
  • _Bahasa Arab
  • _Shorrof
  • _Nahwu
  • _Fiqh
  • _Tasawwuf
  • _Ibroh
  • _Lirik dan Syair
  • Amalan Harian
  • Cerpen & Novel
  • _Cerpen Cerdas
  • _Cerpen Islami
  • _Novel islami
  • _Mimpi di atas Awan
  • _Tanda Titik
  • _Azwidatul Azkiya'
  • Bisnis Online

Home » Tasawwuf » Cerpen Islami Dua Ulama Sufi - Guru dan murid tertawa karena beda pendapat

Cerpen Islami Dua Ulama Sufi - Guru dan murid tertawa karena beda pendapat

Dipublikasikan oleh: ZainSyafir Pada: Friday, October 26, 2018
Guru Dan Murid Tertawa Karena Beda Pendapat   

Cerpen Islami Dua Ulama Sufi - Guru dan murid tertawa karena beda pendapat

     Suatu ketika Imam Malik, guru Imam Syafi'i dalam sebuah majelis menyampaikan : "sesungguhnya rezeki itu datang tanpa sebab, cukup dengan tawakkal yang benar kepada Allah niscaya Allah akan meberikan Rezeki. Lakukan yang menjadi bagianmu, selanjutnya biarkan Allah mengurus lainnya".Sedangkan Imam Syafii, sang murid berpendapat lain: "seandainya seekor burung tidak keluar dari sangkarnya, bagaimana mungkin ia akan mendapatkan rezeki".

Guru dan murid bersikukuh pada pendapatnya masing masing. Imam Malik mengambil potongan hadist (Niscaya kalian akan diberikan Rizki sebagaimana burung)…
sedangkan muridnya Asy Syafi’i mengambil sisi hadist (Kalau burung tidak keluar dari sangkarnya maka tidak akan mendapatkan rizki)…

Hingga suatu  ketika disaat tengah meninggalkan pondok, Imam Syafi'i melihat serombongan orang tengah memanen anggur, Diapun  membantu mereka. Setelah pekerjaan selesai, Imam Syafii memperoleh imbalan beberapa ikat anggur sebagai balas jasa.

Imam Syafi'i girang, bukan karena mendapatkan anggur, tetapi pemberian itu telah menguatkan pendapatnya. Jika burung tak terbang dari sangkar, bagaimana ia akan mendapat rezeki.  Seandainya dia tak membantu memanen, niscaya tidak akan mendapatkan anggur.



     Bergegas dia menjumpai Imam Malik sang guru. Sambil menaruh seluruh anggur yang didapatnya, dia bercerita.  Imam Syafii sedikit mengeraskan dibagian kalimat “seandainya saya tidak keluar pondok dan melakukan sesuatu (membantu memanen), tentu saja anggur itu tidak akan pernah sampai di tangan saya.”
Mendengar itu Imam Malik tersenyum, seraya mengambil anggur dan mencicipinya. Imam Malik berucap pelan : “Sehari ini aku memang tidak keluar pondok. Hanya mengambil tugas sebagai guru, dan sedikit berpikir alangkah nikmatnya kalau dalam hari yang panas ini aku bisa menikmati anggur.  Tiba-tiba engkau datang sambil membawakan beberapa ikat anggur untukku. Bukankah ini juga bagian dari rezeki yang datang tanpa sebab. Cukup dengan tawakkal yang benar kepada Allah niscaya Allah akan berikan Rezeki. Lakukan yang menjadi bagianmu, selanjutnya biarkan Allah yang mengurus lainnya.”

Guru dan murid tersebut kemudian tertawa

Dua Imam madzhab  mengambil dua hukum yang berbeda dari hadits yang sama., ini merupakan keluasan rahmat Allah…
Begitulah ilmu dan akhlaq para Imam Madzab, berbeda pendapat tetapi masing masing menghargai pendapat yg
lain. Hikmah yang mulai jarang kita jumpai saat ini....




Cerpen ini bukan bermaksud untuk meninggalkan usaha, OK biar gak salah paham / sampai punya pemahaman yang salah Kita lanjut ke cerpen berikutnya…


   Dalam sebuah perjalanan, Ibrahim bin Adham yg merupakan saudagar besar melihat seekor burung yang patah sayapnya, lalu ia dan kafilah yg bersamanya berhenti sejenak sambil memikirkan apa ada yg memberi makanan untuknya atau burung itu akan mati kelaparan, tdk lama kemudian tiba-tiba datang seekor burung lain menempelkan mulutnya lalu menyuapi burung yang sakit itu…

Semenjak itu, Ibrahim bin Adham memutuskan untuk meninggalkan semua perniagaannya dan fokus untuk ibadah, hingga akhirnya Asy-Syibli mendengar berita ini dan mengataka : "mengapa engkau tinggalkan perdagangan ini?"

Ibrahim menjawab dengan menceritakan kisah burung tadi.. 

Asy-Syibli pun mengomentari dengan mengatakan : "Wahai Ibrahim, mengapa engkau memilihi posisi burung yg lemah? Mengapa engkau tdk memilih posisi burung yg memberi makanan?"

Sepertinya Asy-Syibli ingin mengingatkan hadits :

المؤمنُ القويُّ خيرٌ وأحبُّ إلى اللَّهِ منَ المؤمن ِالضَّعيفِ ....

Artinya : “Orang beriman yang kuat lebih baik dan lebih Allah cintai dari orang-orang mukmin yg lemah" HR.Muslim

Betapa hebat pemahaman ini dan kemampuan mencerna pendapat orang lain, tentunya selama (pendapat) tersebut dibenarkan secara syar’i.




Kesimpulan

     Yang dapat kita ambil dari kedua cerpen diatas adalah jalan rizki itu ada dua rezeki yang datang tanpa sebab, dan ada juga rezeki yang datang harus melaui perantara.

Semoga artikel ini bermanfaat, apabila ada kesalahan ataupun yang lain yang membuat pembaca kurang berkenan kami memohon maaf yang sebesar-besarnya AAMIIN. Kritik dan saran anda sangat berarti bagi kami 
Label: cerpen cerdas cerpen islami Ibroh Tasawwuf

5 comments:

  1. Anonymous26 October, 2018 17:00

    Hahahaha.... tertawalah.... sblum dilarang...


    Kunjungi balik bro...
    kelinglangit.blogspot.com

    ReplyDelete
    Replies
    1. Cendekiawan Santri26 October, 2018 17:03

      hehehe terimakasih atas kunjungan dan komentarnya

      Delete
      Replies
        Reply
    2. Reply
  2. Anomali ruang16 November, 2018 08:05

    Ikhtilaf diantara ahli ilmu adalah keleluasaan rahmat allah. Sangat inspiratif gan.. blog sukses saya follow

    ReplyDelete
    Replies
    1. Cendekiawan Santri18 November, 2018 05:15

      terimakasih gan

      Delete
      Replies
        Reply
    2. Anomali ruang18 November, 2018 05:34

      Sama2

      Delete
      Replies
        Reply
    3. Reply
Add comment
Load more...

Silahkan Berkomentar dengan Baik dan Sopan, Terimakasih

Terpopuler

Biografi Singkat Abuya Nurhasanuddin bin Abdul Latif Pengasuh Pondok Pesantren Darussa'adah Malang

Biografi Singkat Abuya Nurhasanuddin bin Abdul Latif Pengasuh Pondok Pesantren Darussa'adah Malang Abuya Nurhasanuddin lahi...
read

Lafadz HINDUN ( هِنْدٌ ) Termasuk pada Isim Munshorif apa Isim Ghoiru Munshorif ??

Pertanyaan: Lafadz  هندٌ  itu termasuk isim  munshorif atau isim  ghoiru  munshorif , jika termasuk isim ghoiru munshorif mengapa dit...
read

Download ebook Kunuzussa'adah pdf | Ma'had Darussa'adah Al-Islamy

     Assalamu'alaikum Wr.  Wb.      Para cendekia sekalian pada kali ini kami akan berbagi file dokumen Kunuzussa'adah   (pdf)...
read

Alfiyah Ibnu Malik (Keutamaan dan Ringkas Nadhomnya)

Masih di dalam BAB MUQODDIMAH Alfiyah Ibnu Malik,  Bismillahirrohmanirrohim, Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh. Alfiyah ...
read

Penjelasan ringkas syair - عَرَفْتُ الشَّرَّ لَا لِلشَّرِّ | Cendekiawan Santri

sebagian ahli syair menyatakan : عَرَفْتُ الشَّرَّ لاَ لِلشَّرِّ وَلَكِنْ لِتَوْقِيْهِ وَمَنْ لَمْ يَعْرِفِ الْخَيْرَ مِنَ الشَّرِّ ...
read

Find Us Facebook

Design by Desain Profesional