12 kali dentingan lonceng jam terdengar dengan begitu lantangnya menandakan hari sudah tengah malam. Aku dan tiga teman struktur kelas masih sibuk dengan tumpukan kertas - kertas putih, kami bertiga sedang mengerjakan tugas dari ustadz Aff yang memang harus dikumpulkan besok pagi dan kebetulan kami sedang dalam keadaan udzur, jadi, bebas mau tidur jam berapa saja. Walaupun tidak bangun waktu subuh juga takkan terkena sanksi.
" Qila, tinggal tiga kertas yang tersisa, " kata Ayu sambil membolak - balik kertas tersebut.
" Kertas apa itu Ayu ? " tanya Fira sambil menguap.
" Hmmm, kertas data kelas, " kata Ayu sedikit mengernyitkan dahi.
" Ya....udah, biar aku saja yang nyelesain itu, kalian tidur dulu gih ! " suruhku ke mereka berdua yang memang sedari tadi menguap.
" Ya , sudah duluan ya...., " kata mereka dan berlalu menuju ke kamar masing - masing.
Sekarang tinggal aku yang masih hidup di dalam kamar tersebut , semua teman sekamarku sudah menyatu dengan mimpi - mimpinya.
" Hmmm....., kertas ini, " gumamku dalam kesunyian malam, sebuah kertas data yang mengingatkan ku tentang kejadian tadi pagi.
Kejadian tadi pagi......
" Assalamu'alaikum, ustadz Aff, '' kataku memanggil ustadz Aff dari jendela kecil dan untungnya ustadz Aff sedang berada di dekat jendela tersebut. Selang beberapa menit, ustadz Aff datang membawa tumpukan kertas putih.
" Qila, ini ada tugas , tolong dikerjakan dan kumpulkan besok pagi, boleh minta bantuan teman strukturmu ! " kata beliau menyodorkan tumpukan kertas - kertas tersebut dan beliau menjelaskan apa saja yang harus dikerjakan.
Tiba - tiba angin berhembus dengan kencang , membuat kertas yang ada di depan kami melayang, dengan sigap aku dan ustadz Aff menahan kertas tersebut agar tidak terbawa angin, tanpa sengaja tangan ku dan tangan ustadz Aff saling bersentuhan, mata kami saling menatap satu sama lain, secara refleks aku dan ustadz Aff memalingkan wajah sambil mengucapkan istighfar .
" Untung tidak ada yang melihat, " bisikku dalam hati yang berusaha tenang, padahal pikiranku kacau sekali , aku sedikit melirik ke arah ustadz Aff yang sedang merapikan kertas dengan menyungging seyum samar - samar.
" Khem! ya sudah Qila ,apa masih ada yang mau ditanyakan ? " tanya beliau padaku.
" Tidak ustadz , saya sudah mengerti, kalau begitu saya permisi, asalamua'laikum, " kataku sambil mengangguk dengan kepala yang tetap tertunduk.
" Wa'alaikumsalam, " ucap beliau dengan cepat - cepat aku pergi tetap dalam fikiran yang kacau.
" Walau hanya bertatapan sedikit melewati jendela kecil itu, tapi......., dengan begitu jelas aku melihat matanya yang coklat dan indah, " kataku sambil tertawa sendiri. " Astaghfirullah ! apa yang aku pikirkan ! " sambil mengelus - elus dadaku dan mempercepat langkah.
.