Cendekiawan Santri - Mudzakaroh dan Musyawarah serta Bahtsul Masail Seputar Ilmu Syariat Islam
M E N U
  • HOME
  • BIOGRAFI ULAMA'
  • BAHTSUl MASAIL
  • Info & Berita Islami
  • Kajian
  • _Tajwid
  • _Bahasa Arab
  • _Shorrof
  • _Nahwu
  • _Fiqh
  • _Tasawwuf
  • _Ibroh
  • _Lirik dan Syair
  • Amalan Harian
  • Cerpen & Novel
  • _Cerpen Cerdas
  • _Cerpen Islami
  • _Novel islami
  • _Mimpi di atas Awan
  • _Tanda Titik
  • _Azwidatul Azkiya'
  • Bisnis Online

Home » Jamiuddurus Juz 1 - Bab 1 » Terjemah Bab Wazan Tsulatsi Mujarrad (Jamiuddurus, Juz 1 - Hal. 213)

Terjemah Bab Wazan Tsulatsi Mujarrad (Jamiuddurus, Juz 1 - Hal. 213)

Dipublikasikan oleh: Abdul Mannan Syaroni Pada: Sunday, September 26, 2021

MENGENAL TENTANG WAZAN-WAZAN KALIMAT FI'IL

Diperuntukkan fi'il madhi ada 35 wazan diantaranya :

-       3 untuk fi'il madhi tsulatsi mujarrad

-       12 untuk fi'il madhi tsulatsi mazid

-       1 untuk fi'il madhi ruba'i mujarrad

-       7 untuk fi'il madhi yang mulhaq dengan ruba'i mujarrad

-       3 untuk fi'il madhi ruba'i mazid

-       9 untuk fi'il madhi yang mulhad dengan ruba'i mazid

 


WAZAN-WAZAN FI'IL MADHI TSULATSI MUJARRAD

Adapun fi'il madhi tsulatsi mujarrad mempunyai 3 wazan yaitu: (فَعَلَ - فَعِلَ - فَعُلَ)

 


1.  WAZAN FA'ALA DENGAN DIBACA FATHAH 'AIN FI'IL MADHINYA

Contohnya: KATABA (كَتَبَ) , JALASA(جَلَسَ)  & FATAHA(فَتَحَ) . Sedangkan dalam fi'il mudhari'nya ada beberapa macam bacaan:

-       Dhommah 'ain fi'ilnya (عُ) seperti KATABA = YAKTUBU(كَتَبَ - يَكْتُبُ)

-       Kasrah 'ain fi'ilnya (عِ) seperti JALASA = YAJLISU(جَلَسَ - يَجْلِسُ)

-       Fathah 'ain fi'ilnya (عَ) seperti FATAHA = YAFTAHU(فَتَحَ - يَفْتَحُ)

 

 

BAB FA'ALA - YAF'ULU

Fi'il madhinya dibaca dengan fathah 'ain fi'ilnya, dan fi'il mudhori'nya dibaca dengan dhommah 'ain fi'ilnya.

1.    Tidak ada yang dibuang, Sohih dan Salim seperti: نَصَرَ - يَنْصُرُ

2.    Mahmuz Fa' (yang fa' fi'ilnya terbuat dari hamzah) seperti: أَخَذَ - يَأْخُذُ

3.    Ada yang dibuang dalam bina` Ajwaf Wawi (bentuk asli 'ain fi'ilnya dari huruf wawu) & Naqish Wawi (bentuk asli lam fi'ilnya dari huruf wawu) seperti:

قَالَ - يَقُوْلُ , دَعَى - يَدْعُو

4.    Mudha'af Muta'addiy (yang dilipatkan dengan cara menyatukan lam dan 'ain fi'ilnya serta tidak ada penyakitnya = huruf 'illatnya) seperti: مَدَّ - يَمُدُّ

5.    Syadz (menyimpang dari wazannya) seperti: حَبَّ - يَحُبُّ

 

Adapun sebagian dari beberapa fi'il madhi syadz ada dua macam bacaan dalam fi'il mudhari'nya seperti:

(بَتَّ = يَبُتُّ , عَلَّ = يَعُلُّ يَعِلُّ , نَمَّ = يَنُمُّ يَنِمُّ , شَدَّ = يَشُدُّ يَشِدُّ , رَمَّ = يَرُمُّ يَرِمُّ , هَرَّ= يَهُرُّ يَهِرُّ)

yang telah disebutkan dalam pilihan contoh-contoh ini dihukumi fi'il yang menyimpang dari ukuran wazannya.

 

Sedangkan bab ini khusus membahas kalimat fi'il yang mempunyai makna (arti) kemenangan (kebebasan) yang ditempatkan pada makna mubalaghah (melampaui / berlebihan / menyampaikan) dan mufakharah (kemuliaan / kemegahan). Contohnya:

 

كَاتَبَنِيْ = Telah dinuliskan ku maka artinya sama dengan كَتَبْتُهُ = aku telah menulis kepadanya atau اَكْتُبُهُ = aku menulis untuknnya

 

Penjelasannya: (Telah dikrimkan kepadaku suatu tulisan) maka sama dengan (Telah aku kirim suatu tulisan untuknya).

 

Oleh karena itu fi'il yang dimubalaghahkan atau di mufakharahkan harus fi'il yang muta'addi (yang tidak ada huruf 'illatnya) dan bentuk aslinya harus lazim (utuh) seperti lafadz: قَعَدَ (yang utuh hurufnya) disebutkan sebagai contoh:

 

قَاعَدَنِيْ = Telah didudukkan ku maka sama artinya dengan قَاعَدْتُهُ = telah aku dudukan dia atau اَقْعُدُهُ = aku dudukan dia

 

Maka jika Tsulasti Mujarradnya fi'ilnya muta'addi seperti itu pula pada fi'il mubalaghah dan mufakharahnya.

 

Setiap fi'il yang bermakna balaghah dan mufakharah akan disempurnakan (diterangkan) dalam bab ini. seperti yang dicontohkan dalam lafadz:

 

نَزَلَ - يَنْزِلُ (turun) menjadi نَازَلَنِيْ (diturunkanku / menurunkanku),

 

خَصَمَ - يَخْصِمُ (lawan / musuh) menjadi خَاصَمَنِيْ (dilawanku / melawanku / dimusuhiku / memusuhiku),

 

عَلِمَ - يَعْلَمُ (belajar) menjadi عَالَمَنِيْ (diajariku / mengajariku)

 

Kecuali fi'il madhinya terbentuk dari binak Mitsal Wawi yang dikasrahkan 'ain fi'il mudhari'nya seperti:  وَعَدَ - يَعِدُ, atau dari binak Ajwaf Ya`i seperti:  بَاعَ - يَبِيْعُ, atau yang Mu'tal Akhir dengan Ya` seperti:  رَمَى -  يَرْمِيْ. Maka dalam fi'il mubalaghohnya ditetapkan seperti biasanya.

 

 

BAB FA'ALA - YAF'ILU

Fi'il madhinya dibaca dengan fathah 'ain fi'ilnya, dan fi'il mudhari'nya dibaca dengan kasroh.

-       Dengan catatan dalam fi'il mudhari' binak mitsal wawinya dibuang fa' fi'ilnya, seperti: وَثَبَ يَثِبُ

-       Dengan syarat lam fi'ilnya bukan huruf HALQI, jika sebaliknya maka tidak boleh dibaca kasroh di lam fi’il mudhori’nya seperti:

وَضَعَ يَضَعُ , وَقَعَ يَقَعُ , وَسِعَ يَسَعُ , وَطِئَ يَطَأُ

-       Ajwaf Ya`i, seperti: شَابَ يَشِيْبُ

-       Mu'tal Akhir dengan Ya`, seperti: قَضَى يَقْضِيْ

-       Dengan syarat 'ain fi'ilnya bukan huruf HALQI, jika sebaliknya maka tidak boleh dibaca kasroh di lam fi’il mudhori’nya, seperti: سَعَى يَسْعَى , نَعَى يَنْعَى

-       Mudho'af Lazim, seperti: فَرَّ يَفِرُّ

Jika tidak memenuhi syarat dan ketentuan diatas maka itu berbeda / menyimpang dari ukuran wazannya.

 

 

BAB FA’ALA - YAF’ALU

Fi’il madhinya dibaca dengan fathah, fi’il mudhari’nya dibaca dengan fathah juga. Yang sering terjadi untuk mengikuti wazan ini biasanya ‘ain dan lam fi’ilnya terdiri dari huruf HALQI, seperti: فَتَحَ يَفْتَحُ , سَأَلَ يَسْأَلُ , وَضَعَ يَضَعُ

 

Karena tidak ada kalimat fi’il yang ‘ain fi’il madhi & mudhari’nya dibaca fathah kecuali ‘ain dan lam fi’ilnya terdiri dari huruf HALQI, seperti:

سَأَلَ يَسْأَلُ , ذَهَبَ يَذْهَبُ , جَعَلَ يَجْعَلُ , شَغَلَ يَشْغَلُ , فَتَحَ يَفْتَحُ , شَدَخَ يَشْدَخُ

 

Adapun pada contoh أَبَى يَأْبَى , رَكَنَ يَرْكُنُ  ini dihukumi Syadz (melenceng dari ukuran wazannya).

 

Karena lafadz أَبَى يَأْبِيْ boleh mengikuti bab wazan فَعَلَ يَفْعِلُ  dengan dibaca fathah ‘ain fi’il madhinya dan kasroh ‘ain fi’il mudhari’nya. Dan juga boleh dibaca رَكَنَ يَرْكُنُ dengan fathah fi’il madhinya dan dhommah ‘ain fi’il mudhari’nya, dan dibaca رَكِنَ يَرْكَنُ dengan kasroh ‘ain fi’il madhinya dan fathah ‘ain fi’il mudhari’nya.

 

Bukan suatu keharusan jika ada ‘ain dan lam fi’il yang terdiri dari huruf halqi untuk dibaca fathah ‘ain fi’il madhi dan mudhori’nya, karena ada contoh yang tidak mengikuti bab wazan ini (fathah ‘ain fi’il madhi dan mudhori’), seperti:

دَخَلَ يَدْخُلُ , رَغِبَ يَرْغَبُ , بَغَى يَبْغِيْ , سَمِعَ يَسْمَعُ , نَبُهَ يَنْبُهُ

Dan lain sebagainya yang tidak dapat disebutkan dalam pembahasan ini.

 

 


2.  WAZAN FA'ILA DENGAN DIBACA KASROH 'AIN FI'IL MADHINYA

Contohnya: ‘ALIMA (عَلِمَ) tidak ada bentuk fi’il mudhari’nya kecuali dibaca fathah ‘ain fi’ilnya seperti: يَعْلَمُ  karena sesungguhnya setiap fi’il madhi yang ‘ain fi’ilnya dibaca kasroh maka fi’il mudhari’nya dibaca dengan fathah ‘ain fi’ilnya.

 

Kecuali ada 4 yang syadz :

1.    Kasrah ‘ain fi’il madhi dan mudhari’nya, serta juga boleh dibaca fathah pada fi’il mudhari’nya, adapun pendapat yang pertama lebih sahih:

حَسِبَ يَحْسِبُ يَحْسَبُ , بَئِسَ يَبْأَسُ يَبْئِسُ , نَعِمَ يَنْعَمُ , يَئِسَ يَيْأَسُ يَيْئِسُ

2.    Dan yang Syadz lainnya seperti :

وَرِثَ يَرِثُ , وَمِقَ يَمِقُ , وَرِمَ يَرِمُ , وَثِقَ يَثِقُ , وَرِيَ يَرِي , وَفِقَ يَفِقُ

Tidak ada dari contoh diatas kecuali dibaca dengan kasroh ‘ain fi’il madhi dan mudhori’nya. Kecuali ada 1 lafadz yang bisa dibaca fathah ‘ain fi’il madhinya dan kasroh ‘ain fi’il mudhari’nya (menurut yang lebih sohih): وَرَى يَرِي

 

Dan banyak dipembahasan ini kalimat fi’il yang menunjukkan terhadap kalimat yang ber’illat (berpenyakit) dan ahzan (kurang / tidak sempurna) dan yang berlawanan dengan keduanya. Seperti lafadz سَقِمَ حَزِنَ فَرِحَ . dan yang menunjukkan atas kekosongan dan kepenuhan seperti عَطِشَ شَبِعَ . dan yang menunjukkan bermacam macam warna, menyindir / mencela, perhiasan seperti سَوِدَ عَرِجَ دَعِجَ




3.  WAZAN FA'ULA DENGAN DIBACA DHOMMAH 'AIN FI'IL MADHINYA

Contohnya: HASUNA (حَسُنَ) tidak ada bentuk fi’il mudhari’nya kecuali dibaca dhommah ‘ain fi’ilnya seperti: يَحْسُنُ  .

 

Diterangkan dalam bab ini kalimat fi’il yang menunjukkan perilaku / perangai dan tabiat / watak yang tetap seperti:

كَرُمَ عَذُبَ حَسُنَ شَرُفَ جَمُلَ قَبُحَ

 

Dan juga setiap fi’il yang menunjukkan kekaguman, memuji, dan merendahkan semuanya terkait dengan pembahasan ini, jika tidak ditemukan dalam bab ini silahkan kembali ke pembahasan Af’alul Madhi wadz Dzammi (fi’il untuk memuji dan merendahkan), seperti contoh: “Seorang laki-laki telah ditetapkan (ditulis) sebagai seorang yang beruntung” dengan tujuan arti “Apa yang aku tuliskan untuk dia laki-laki” yang bermaksud untuk memuji dan mengagumi.

 

Dan tidak ada kalimat fi’il yang mengikuti wazan fa’ula kecuali utuh bentuk tsulatsinya dan tidak ber’illat, karena sesungguhnya tidak ada watak / tabiat seseorang kecuali melekat kepada dirinya. Seperti kekuatan dan tabiat: (kemuliaan dan kajahatan / keji), atau kebiasaan atas sesorang seperti: (berilmu pengetahuan dan pandai berbicara) yang maknanya “seseorang itu telah menjadi orang yang berilmu dan berdakwah” dan contoh lainnya.

 


KETERANGAN

Dan adapun harokat ‘ain fi’il amarnya dari setiap wazan yang disebut diatas sama seperti bacaan harokat ‘ain fi’il mudhori’nya, seperti: اُنْصُرْ اُجْمُلْ اِرْجِعْ اِسْأَلْ اِعْلَمْ

Semua wazan yang diterangkan adalah wazan sama’i (diterima secara pendengaran), kecuali pada lafadz / kalimat yang dikeluarkan / dibuang dari wazan.

 

Adapun wazan – wazannya tsulatsi mazid semuanya qiyasi (ada patokan / takaran / ukurannya) seperti itu pula wazan dari ruba’i mujarrad.



DOWNLOAD VERSI PDF



Terimakasih telah berkunjung ke Blog Cendekiawan Santri
Label: Bahasa Arab Jamiuddurus Juz 1 - Bab 1

0 Response to "Terjemah Bab Wazan Tsulatsi Mujarrad (Jamiuddurus, Juz 1 - Hal. 213)"

Tulis komentar anda

Silahkan Berkomentar dengan Baik dan Sopan, Terimakasih

Terpopuler

Biografi Singkat Abuya Nurhasanuddin bin Abdul Latif Pengasuh Pondok Pesantren Darussa'adah Malang

Biografi Singkat Abuya Nurhasanuddin bin Abdul Latif Pengasuh Pondok Pesantren Darussa'adah Malang Abuya Nurhasanuddin lahi...
read

Lafadz HINDUN ( هِنْدٌ ) Termasuk pada Isim Munshorif apa Isim Ghoiru Munshorif ??

Pertanyaan: Lafadz  هندٌ  itu termasuk isim  munshorif atau isim  ghoiru  munshorif , jika termasuk isim ghoiru munshorif mengapa dit...
read

Download ebook Kunuzussa'adah pdf | Ma'had Darussa'adah Al-Islamy

     Assalamu'alaikum Wr.  Wb.      Para cendekia sekalian pada kali ini kami akan berbagi file dokumen Kunuzussa'adah   (pdf)...
read

Alfiyah Ibnu Malik (Keutamaan dan Ringkas Nadhomnya)

Masih di dalam BAB MUQODDIMAH Alfiyah Ibnu Malik,  Bismillahirrohmanirrohim, Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh. Alfiyah ...
read

Penjelasan ringkas syair - عَرَفْتُ الشَّرَّ لَا لِلشَّرِّ | Cendekiawan Santri

sebagian ahli syair menyatakan : عَرَفْتُ الشَّرَّ لاَ لِلشَّرِّ وَلَكِنْ لِتَوْقِيْهِ وَمَنْ لَمْ يَعْرِفِ الْخَيْرَ مِنَ الشَّرِّ ...
read

Find Us Facebook

Design by Desain Profesional