Home
» Fiqh
» Adakah anjuran khusus puasa dibulan rajab | Haram menyebarkan hadist palsu
Adakah anjuran khusus puasa dibulan rajab | Haram menyebarkan hadist palsu
Pembahasan kali ini adalah "Adakah anjuran khusus untuk berpuasa rajab".
Bulan Rajab memang termasuk salah satu dari empat bulan yang dimulyakan oleh Allah S.W.T, tetapi untuk anjuran berpuasa dibulan rajab sendiri tidak ada anjuran khusus. Dan untuk hadist yang mengatakan "barang siapa yang berpuasa dibulan rajab....bla....bla....bla..." atau seperti beberapa cuplikan hadist dibawah ini :
- Hadist pertama :
Rasullullah bersabda “Barangsiapa yang memberitahukan berita 1 Rajab kepada yang lain, maka haram api neraka baginya”.
Hadits yang disebutkan di atas adalah hadits palsu, sebagaimana dijelaskan oleh Asy-Syaukani di Al-Fawaid Al-Majmu’ah, hlm. 215.
- Hadist kedua :
“Sesungguhnya bulan Rajab adalah bulan yang agung, barangsiapa yang berpuasa sehari di bulan itu, maka Allah tuliskan untuknya (pahala) puasa seribu tahun.”
(Hadis palsu, sebagaimana keterangan Ibnul Jauzi dalam Al Maudhu’at, 2:206–207, Ibnu Hajar dalam Tabyinul ‘Ujbi, Hal. 26, As Syaukani dalam Al Fawaid Al Majmu’ah, Hal. 101, As Suyuthi dalam Al Lali’ Al Mashnu’ah, 2:115)
- Hadist ketiga :
Keutamaan Rajab dibanding bulan yang lain, seperti keutamaan Alquran dibanding dzikir yang lain.”
Ibnu Hajar mengatakan, “Perawi hadis ini ada yang bernama As Saqats, dia dikenal sebagai pemalsu hadis”
- Hadist keempat :
“Barangsiapa yang shalat pada malam pertengahan bulan Rajab, sebanyak 14 rakaat, setiap rakaat membaca Al Fatihah sekali dan surat Al Ikhlas 20 kali'”
Hadist diatas maudhu, sebagaimana keterangan Ibnul Jauzi dalam Al Maudhu’at, 2:126, Ibnu Hajar dalam Tabyinul ‘Ujbi, Hal. 25, As Syaukani dalam Al Fawaid Al Majmu’ah, Hal. 50
- Hadist kelima :
“Barangsiapa yang shalat pada malam pertengahan bulan Rajab, sebanyak 14 rakaat, setiap rakaat membaca Al Fatihah sekali dan surat Al Ikhlas 20 kali”
(Hadis maudhu, sebagaimana keterangan Ibnul Jauzi dalam Al Maudhu’at, 2:126, Ibnu Hajar dalam Tabyinul ‘Ujbi, Hal. 25, As Syaukani dalam Al Fawaid Al Majmu’ah, Hal. 50)
Dan yang paling buming adalah hadist berikut :
Itu semua adalah "dho'if ada yang maudhu' bahkan dari rincian diatas ada yang palsu", jadi hadist-hadist tersebut tidak bisa dibuat hujjah.
Dibawah ini ada keterangan dari beberapa 'alim - ulama' tentang tanggapan anjuran berpuasa khusus dibulan rajab tersebut.
- Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata dalam ‘Majmu’ Fatawa, 25/290: “Adapun berpuasa di Bulan Rajab secara khusus, semua haditsnya adalah lemah, bahkan palsu. Sedikitpun tidak dijadikan landasan oleh para ulama. Dan juga bukan kategori hadits lemah yang dapat diriwayatkan dalam bab amalan utama (fadha'ilul a'mal). Mayoritasnya adalah hadits-hadits palsu dan dusta. Terkait riwayat yang terdapat dalam Musnad dan (kitab hadits) lainnya dari Nabi sallallahu’alaihi wa sallam, bahwa beliau memerintahkan untuk berpuasa pada bulan-bulan Haram yaitu Rajab, Dzulqaidah, Dzulhijjah dan Muharram, yang dimaksud adalah anjuran berpuasa pada empat bulan semuanya, bukan khusus Rajab.”
- Syekh Sayyid Sabiq rahimahullah berkata dalam kitab Fiqih Sunnah, 1/383: “Puasa Rajab tidak ada keutamaan tambahan dibandingkan dengan (bulan-bulan) lainnya. Hanya saja ia termasuk bulan Haram. Tidak ada dalam sunnah yang shahih bahwa berpuasa mempunyai keutamaan khusus. Adapun (hadits) yang ada tentang hal itu, tidak dapat dijadikan hujjah.”
- Al-Hafidz Ibnu Hajar berkata dalam kitab Tabyinul Ujab, hal. 11: “Tidak ada hadits shahih yang layak dijadikan hujjah tentang keutamaan bulan Rajab, tidak juga dalam puasanya atau puasa tertentu , begitu juga (tidak ada) qiyamullail tertentu di dalamnya."
Itu adalah keterangan dari beberapa ulama' yang bisa kami sampaikan.
Nb :
Haram menyebarkan hadist palsu
Masih ada belasan hingga puluhan hadist palsu yang beredar dikalangan umat Islam. Semoga kita pandai memilah sebelum menyebarkannya kepada orang lain agar tidak berdosa. Dan mengkonfirmasi balik jika sudah terlanjur menyebarkan hadist palsu.
Maka Berhati-hatilah menyebarkan hadits palsu karena yang menyebarkannya akan mendapatkan dosa dusta dan menyebabkan masuk neraka sebagaimana dalam hadits yang shahih berikut ini :
Marilah kita sama-sama memelihara kemuliaan bulan Rajab. Jangan sampai kemuliaan bulan Rajab sebagai salah satu bulan mulia telah dicemari dengan pengagungan yang bersumberkan kepada riwayat/hadits palsu.
Semoga kita selalu ada dalam lindungan Allah S.W.T.
AMIIN