Home
» Tasawwuf
» Adab (etika) Guru atau Pengajar
Adab (etika) Guru atau Pengajar
Adab (etika) Guru atau Pengajar
Loh seorang guru apakah juga punya
Adab??? Jawabannya ya, karena bukan hanya seorang santri atau murid saja yang harus punya etika seorang gurupun juga punya. Ok silahkan lihat selengkapnya dibawah ini...!!
Guru ( baik itu Murobbi, Ustadz maupun Pengajar) merupakan cermin bagi seorang murid,
bagaimana keilmuannya, pengetahuannya, serta budi pekertinya akan ditiru.
Seperti kata pepatah "GURU : DITUNGGU DAN DITIRU".oleh karena itu jika seorang guru bertanggung jawab, disiplin tinggi, professional, tentu akan memberikan nilai tersendiri bagi para murid atau santri.
Disisi lain tidak semua orang bisa menjadi seorang guru, apalagi guru yang mengajarkan ilmu tentang budi pekerti (guru Akhlaqul karimah), seorang guru haruslah mempunyai karakter dan sifat – sifat yang terpuji, banyak di antaranya orang yang mempunyai kepandaian yang luar biasa, namun dianggap kurang berhasil dalam mendidik seorang murid dalam hal budi pekerti, penyebabnya adalah haibah (wibawa) yang memang belum dimiliki olehnya.
Banyak di antara para sarjana di negara kita yang mempunyai kemajuan intelektual yang luar biasa, tetapi sekali lagi dianggap gagal dalam menjawab tantangan mengajar etika. Karena pada hakikatnya jiwa seorang murid terpaut sangat dekat dengan seorang guru, terlebih guru favorit bagi sang murid, seakan menjelma menjadi seorang motivator dan percontohan bagi pribadi sang murid, jika seorang guru tidak merasa jiwanya terpaut dengan murid – muridnya maka itu menjadi tugas tersendiri bagi sang guru untuk bisa terpaut dengan jiwa-jiwa sang murid.
Adab (etika) Guru atau Pengajar
Dawuh guru saya Abuya Nurhasanuddin bin Abd latif (Pengasuh PP Darussa'adah-Malang): "Janganlah Kita semua merasa dibutuhkan oleh mereka (santri, masyarakat, terlebih orang awam) tetapi Kitalah yang sebenarnya membutuhkan mereka". Apalagi ketika kita berda'wah, dengan menggunakan prinsip ini maka Insyaallah dengan kita berusaha menghargai orang lain maka kita akan dihargai. So Janganlah seorang guru sombong ataupun semena-mena pada murid-muridnya.
Seorang guru diharuskan menjunjung nilai ketaqwaan, kerendahan hati, lemah lembut kepada murid, tegas, dan berwibawa. Seorang murid bagaikan kertas putih yang siap menerima warna apapun yang akan dicatat ke dalam hati dan pikirannya. Sementara kita juga tahu bahwa setiap anak yang lahir ke dunia membawa karakter yang sungguh kian komplek, dalam pembentukan akhlak tidak bisa hanya di bebankan kepada guru yang sangat terbatas bersama para murid. Peran orang tua juga sangat dibutuhkan di dalam mengawasi gerak keseharian setiap anak.
Bukannya tidak mungkin seorang anak yang dibiasakan berkata tidak jujur akan berbohong, selain itu guru juga berusaha menciptakan iklim yang kondusif antara murid dan orang tua, pembelajaran yang inovatif dan kompetitif. Bagaimanapun juga tidak akan ada murid jika tidak ada guru, dan tidak
ada anak berbakti jika masih ada orang tua yang tidak mengajarkan kejujuran, kesopanan, serta rasa tanggung jawab sedini mungkin.
Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua AAMIIN, mungkin cukup sekian yang dapat kami sampaikan, Apabila ada kesalahan baik dalam segi penulisan ataupun yang lain kami memohon maaf yang sebesar-besarnya.