Home
» Tasawwuf
» Adab (etika) Seorang Santri atau Murid
Adab (etika) Seorang Santri atau Murid
Adab (etika) Seorang Santri atau Murid
Assalamu'alaikum para cendekia sekalian, Alhamdulillah pada artikel kali ini kita akan membahas
Adab bagi seorang Santri. Dan sebelum menuju pembahasan, marilah kita terlebih dahulu bermunajat puji syukur kepada Sang Kholiq Allah SWT, semoga kita bisa mendapat ridhonya fiddun ya wal akhiroh, Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada sang Insanul Kamil Nabi Muhammad SAW, semoga kerinduan kita kepada beliau selalu bertambah AAMIIN.
(Penj) Seorang santri atau murid sewajarnya harus mempunyai adab dan tatakrama, baik bersama teman, diri sendiri maupun bersama ustadznya. Karena adab itulah seseorang akan dihormati, akan tetapi jika seseorang tidak beretika niscaya tidak lagi ada yang akan menghormatinya lagi. Ok langsung simak aja ya...!!!
Adab (etika) Santri terhadap dirinya sendiri
Seorang santri mempunyai adab terhadap dirinya sendiri, maksudnya santri tersebut mempunyai beberapa langkah yang harus diperhatikan apa saja itu diantaranya :
- Meninggalkan segala bentuk sifat ujub atau pamer ( melebih – lebihkan kenikmatan dengan melupakan Allah Dzat yang telah memberikannya serta merasa dirinya sendiri yang mampu sukses tanpa pertolongan Allah).
- Tawadhu` (rendah hati) dan jujur yang pada ujungnya akan mendapat rasa kasih sayang dan kepercayaan dari orang lain. eits tapi tidak baik juga menggantungkan harapan kepada manusia karena pastinya ujian atau rintangan sudah menanti didepan kita.
- Wiqor atau lebih populer dngan kata Haibah (berwibawa) dalam setiap langkahnya.
- Menjaga pandangan dari segala hal yang tidak patut untuk dilihat.
- Berusaha menjadi orang yang bisa dipercaya, apalagi dengan ilmu yang telah didapatkannya.
- Tidak asal menjawab pertanyaan yang memang tidak bisa dijawab.
Adab (etika) Santri terhadap guru
Selanjutnya adalah adab seorang santri terhadap guru, bagi Sayyidina Ali Beliau adalah hamba sahaya bagi orang yang mengajarinya meski itu cuma satu huruf
قَلَ علي كرم الله وجهه : أَناَ عَبْدُ مَنْ عَلَّمَنْيْ حَرْفًا وَاحِدًا, إِنْ شَاءَ بَاعَ وَإِنْ شَاءَ أَعْتَقَ , وَ إنْ شَاءَ اشْتَرَقَّ :
Sayyidina Ali karoma wajhah berkata : "saya menjadi hamba sahaya orang yang telah mengajariku satu huruf. Terserah padanya, saya mau dijual, dimerdekakan ataupun tetap menjadi hamba sahayanya."
beberapa hal yang perlu diperhatikan (adab) terhadap guru kita diantaranya :
- Yakin bahwa guru kita mempunyai kedudukan seperti orang tua kita, bahkan bisa lebih tinggi, karena orang tua kita memelihara jasad kita, tapi guru berusaha memelihara jiwa kita dari segala keburukan batin.
- Duduk dengan hikmah, sopan, dan mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru.
- Tidak membicarakan kelebihan guru lain dihadapannya, tidak juga merendahkan kedudukan guru.
- Tidak menanyakan hal yang diluar kemampuan guru (dengan maksud melecehkan).
Dawuh
Abuya Nurhasanuddin bin Abd. latif : saya selalu berdo'a "Ya Allah jangan sampai aku tahu aib buruk dari guruku."
Adab (etika) Santri terhadap teman diantaranya :
Baca juga : Adab mencari ilmu dan memuliakan guru
Kepada temanpun Santri juga punya adab diantaranya :
- Menghormati teman.
- Tidak merendahkan teman yang lain.
- Tidak membanggakan diri dihadapan teman – teman yang lain (secara berlebihan).
- Tidak merendahkan teman saat mereka tidak mampu menjawab.
- Tidak menunjukkan sikap sinis saat teman mendapat teguran dari guru, karena hal itu dapat menyebabkan permusuhan dan dendam antar teman.
Demikianlah yang bisa kami sampaikan dalam artikel kali ini, Apabila ada kesalahan ataupun lainnya yang kurang berkenan dihati kami memohon maaf yang sebesar-besarnya, Semoga artikel ini bermanfaat AAMINN.