Cendekiawan Santri - Mudzakaroh dan Musyawarah serta Bahtsul Masail Seputar Ilmu Syariat Islam

Cendekiawan Santri - Mudzakaroh dan Musyawarah serta Bahtsul Masail Seputar Ilmu Syariat Islam
M E N U
  • HOME
  • BIOGRAFI ULAMA'
  • BAHTSUl MASAIL
  • Info & Berita Islami
  • Kajian
  • _Tajwid
  • _Bahasa Arab
  • _Shorrof
  • _Nahwu
  • _Fiqh
  • _Tasawwuf
  • _Ibroh
  • _Lirik dan Syair
  • Amalan Harian
  • Cerpen & Novel
  • _Cerpen Cerdas
  • _Cerpen Islami
  • _Novel islami
  • _Mimpi di atas Awan
  • _Tanda Titik
  • _Azwidatul Azkiya'
  • Bisnis Online

JADWAL UPDATE ARTIKEL

  • SENIN: Biografi Ulama' (Informasi & Cerita)
  • SELASA: Fiqh & Hadits
  • RABU: Bahasa Arab, Nahwu & Shorrof
  • KAMIS: Al Qur'an (Tajwid)
  • SABTU: Ibroh & Lirik Sya'ir
  • AHAD: Amalan Harian

Home » akhlaq

akhlaq Info & Berita Islam

MEMANTASKAN DIRI (Muhasabatun Nafsi)

MEMANTASKAN DIRI (Muhasabatun Nafsi)

by : Ahmad Muttaqin - Group Whatsapp Cendekiawan Santri

Saudaraku yang hari ini hatinya sedang pilu dalam kesedihan, perhatikanlah ini lambat-lambat ...

Janganlah kau gunakan penderitaan untuk mengukirkan kesedihan pada wajahmu,
tapi gunakanlah ia untuk memperbesar daya tampung hatimu untuk mewadahi keindahan hidup.

Sesungguhnya kebahagiaanmu hanya sepanjang rasa syukurmu.

Mulailah mensyukuri kebaikan yang sudah ada padamu, agar kebahagiaan segera menjadi kualitas hidupmu.

Tak mungkin Allah Yang Maha Kaya dan Maha Pemurah, menahan rezekimu jika engkau sudah pantas baginya.

Tak mungkin Allah Yang Maha Cinta dan Maha Lembut, menyembunyikan jodohmu jika engkau sudah pantas untuk menjadi mempelai baginya.

Dan tak mungkin Allah Yang Maha Agung dan Maha Pemaaf, tak mencabut duri-duri salah masa lalumu, jika penyesalanmu telah menjadikanmu jiwa yang lebih baik hari ini.

Bergembiralah...!

Engkau memiliki Allah, yang hanya kepadaNya lah engkau menyembah, dan yang hanya kepadaNya lah engkau meminta pertolongan.

Dekatkanlah hati tulusmu kepada Allah.
Karena, tidak ada jiwa yang dekat kepada Tuhannya yang tidak didamaikan dan yang tidak dipenuhi kerinduan-kerinduan hatinya.

Syukurilah yang sudah ada padamu, dan mintalah yang masih kau rindukan bagi keindahan hidupmu.

Mintalah...!

Tugasmu adalah untuk meminta, lalu membangun kepantasan untuk menerima.

Dan Tuhanmu adalah satu-satunya pemenuh permintaanmu...

**

Selamat menggapai sukses, saudara ku tercinta...
😊❤💕
read more
akhlaq Bahtsul Masail Fikih Islam Fiqh

Tanggapan Kyai NU Jawa Timur Soal Hukum Ucapkan Selamat Natal


JEMBER - Semoga masih belum terlambat demi menyampaikan sebuah kebenaran, kami menilai perlunya penjelasan KH.Muhammad Idrus Ramli (Pengus Lajnah wan Nasyr PWNU Jawa Timur & Sekertaris LBM NU Jember) soal ucapan selamat natal
HUKUM UCAPAN SELAMAT NATAL
Oleh : KH.Muhammad Idrus Ramli
(Pengus Lajnah wan Nasyr PWNU Jawa Timur & Sekertaris LBM NU Jember)
Sebelum menjelaskan hukum ucapan selamat natal, ada beberapa pertimbangan yang perlu dipikirkan; 
Pertama, ucapan selamat biasanya diucapkan ketika seseorang bersuka cita atau menerima kesenangan yang dibenarkan dalam agama seperti ketika hari raya idul fitri, kelahiran anak, pernikahan dan lain-lain. Hal ini seperti kita baca dalam kitab Wushul al-Amani fi Ushul al-Tahani, karya al-Hafizh Jalaluddin al-Suyuthi, dalam himpunan kitabnya al-Hawi lil-Fatawi juz 1.
Kedua, ucapan selamat juga diucapkan ketika seseorang bersuka cita karena menerima kenikmatan atau terhindar dari malapetaka, seperti dikemukakan oleh al-Hafizh Ibnu Hajar
al-‘Aqalani dalam kitabnya, Juz’ fi al-Tahni’ah bil-A’yad.
Dalam konteks ini beliau berkata:
ﻳﺴﺘﺪﻝ ﻟﻌﻤﻮﻡ ﺍﻟﺘﻬﻨﺌﺔ ﻟﻤﺎ ﻳﺤﺪﺙ ﻣﻦ ﺍﻟﻨﻌﻢ ﺍﻭ ﻳﻨﺪﻓﻊ ﻣﻦ ﺍﻟﻨﻘﻢ ﺳﺠﻮﺩ ﺍﻟﺸﻜﺮ ﻟﻤﻦ ﻳﻘﻮﻝ ﺑﻪﻭﻫﻮ ﺍﻟﺠﻤﻬﻮﺭ ﻭﻣﺸﺮﻭﻋﻴﺔ ﺍﻟﺘﻌﺰﻳﺔ ﻟﻤﻦ ﺃﺻﻴﺐ ﺑﺎﻹﺧﻮﺍﻥ . )ﺍﻟﺤﺎﻓﻆ ﺍﺑﻦ ﺣﺠﺮ، ﺟﺰﺀ ﻓﻲ ﺍﻟﺘﻬﺌﺔﻓﻲ ﺍﻷﻋﻴﺎﺩ، ﺹ 46 )
“Keumuman ucapan selamat terhadap kenikmatan yang terjadi atau malapetaka yang terhindar menjadi dalil sujud syukur bagi orang yang berpendapat demikian, yaitu mayoritas ulama dan dianjurkannya bertakziyah bai orang-orang yang ditimpa malapetaka.” (Al-Hafizh Ibnu Hajar, Juz’ fi al-Tahni’ah fil-‘Id, hal. 46).
Ketiga, para ulama menganggap hari raya non Muslim, bukan termasuk hari raya yang baik dan mendatangkan kebaikan bagi umat Islam. Dalam konteks ini al-Hafizh Jalaluddin al-Suyuthi berkata dalam kitabnya al-Amru bil-Ittiba’ wa al-Nahyu ‘anin al-Ibtida’ sebagai berikut:
ﻭﻣﻦ ﺍﻟﺒﺪﻉ ﻭﺍﻟﻤﻨﻜﺮﺍﺕ ﻣﺸﺎﺑﻬﺔ ﺍﻟﻜﻔﺎﺭ ﻭﻣﻮﺍﻓﻘﺘﻬﻢ ﻓﻲ ﺃﻋﻴﺎﺩﻫﻢ ﻭﻣﻮﺍﺳﻤﻬﻢ ﺍﻟﻤﻠﻌﻮﻧﺔ ﻛﻤﺎﻳﻔﻌﻠﻪ ﻛﺜﻴﺮ ﻣﻦ ﺟﻬﻠﺔ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﻣﻦ ﻣﺸﺎﺭﻛﺔ ﺍﻟﻨﺼﺎﺭﻯ ﻭﻣﻮﺍﻓﻘﺘﻬﻢ ﻓﻴﻤﺎ ﻳﻔﻌﻠﻮﻧﻪ ﻓﻲ ﺧﻤﻴﺲﺍﻟﺒﻴﺾ ﺍﻟﺬﻱ ﻫﻮ ﺍﻛﺒﺮ ﺍﻋﻴﺎﺩ ﺍﻟﻨﺼﺎﺭﻯ )ﺍﻟﺤﺎﻓﻆ ﺟﻼﻝ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺍﻟﺴﻴﻮﻃﻲ، ﺍﻷﻣﺮ ﺑﺎﻻﺗﺒﺎﻉ ﻭﺍﻟﻨﻬﻲﻋﻦ ﺍﻻﺑﺘﺪﺍﻉ ﺹ 141 
Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka selayaknya ucapan selamat natal dihukumi haram dan harus dihindari oleh umat Islam. Dalam konteks ini, Ibnu Qayyim al-Jauziyyah al-Hanbali berkata:
ﻭﺃﻣﺎ ﺍﻟﺘﻬﻨﺌﺔ ﺑﺸﻌﺎﺋﺮ ﺍﻟﻜﻔﺮ ﺍﻟﻤﺨﺘﺼﺔ ﺑﻪ ﻓﺤﺮﺍﻡ ﺑﺎﻻﺗﻔﺎﻕ ﻣﺜﻞ ﺃﻥ ﻳﻬﻨﺌﻬﻢ ﺑﺄﻋﻴﺎﺩﻫﻢ ﻭﺻﻮﻣﻬﻢﻓﻴﻘﻮﻝ ﻋﻴﺪ ﻣﺒﺎﺭﻙ ﻋﻠﻴﻚ ﺃﻭ ﺗﻬﻨﺄ ﺑﻬﺬﺍ ﺍﻟﻌﻴﺪ ﻭﻧﺤﻮﻩ ﻓﻬﺬﺍ ﺇﻥ ﺳﻠﻢ ﻗﺎﺋﻠﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﻜﻔﺮ ﻓﻬﻮ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺤﺮﻣﺎﺕ ﻭﻫﻮ ﺑﻤﻨﺰﻟﺔ ﺃﻥ ﻳﻬﻨﺌﻪ ﺑﺴﺠﻮﺩﻩ ﻟﻠﺼﻠﻴﺐ ﺑﻞ ﺫﻟﻚ ﺃﻋﻈﻢ ﺇﺛﻤﺎ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺃﺷﺪ ﻣﻘﺘﺎ ﻣﻦ ﺍﻟﺘﻬﻨﺌﺔ ﺑﺸﺮﺏ ﺍﻟﺨﻤﺮ ﻭﻗﺘﻞ ﺍﻟﻨﻔﺲ ﻭﺍﺭﺗﻜﺎﺏ ﺍﻟﻔﺮﺝ ﺍﻟﺤﺮﺍﻡ ﻭﻧﺤﻮﻩ ... ﻭﺇﻥ ﺑﻠﻲ ﺍﻟﺮﺟﻞﺑﺬﻟﻚ ﻓﺘﻌﺎﻃﺎﻩ ﺩﻓﻌﺎ ﻟﺸﺮ ﻳﺘﻮﻗﻌﻪ ﻣﻨﻬﻢ ﻓﻤﺸﻰ ﺇﻟﻴﻬﻢ ﻭﻟﻢ ﻳﻘﻞ ﺇﻻ ﺧﻴﺮﺍ ﻭﺩﻋﺎ ﻟﻬﻢ ﺑﺎﻟﺘﻮﻓﻴﻖﻭﺍﻟﺘﺴﺪﻳﺪ ﻓﻼ ﺑﺄﺱ ﺑﺬﻟﻚ ﻭﺑﺎﻟﻠﻪ ﺍﻟﺘﻮﻓﻴﻖ. ) ﺍﺑﻦ ﻗﻴﻢ ﺍﻟﺠﻮﺯﻳﺔ، ﺃﺣﻜﺎﻡ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺬﻣﺔ 1/442 )
“Adapun ucapan selamat dengan simbol-simbol yang khusus dengan kekufuran maka adalah haram berdasarkan kesepakatan ulama, seperti mengucapkan selamat kepada kafir dzimmi dengan hari raya dan puasa mereka. Misalnya ia mengatakan, hari raya berkah buat Anda, atau Anda selamat dengan hari raya ini dan sesamanya. Ini jika yang mengucapkan selamat dari kekufuran, maka termasuk perbuatan haram. Ucapan tersebut sama dengan ucapan selamat dengan bersujud kepada salib. Bahkan demikian ini lebih agung dosanya menurut Allah dan lebih dimurkai daripada ucapan selamat atas minum khamr, membunuh seseorang, perbuatan zina yang haram dan sesamanya. ..
Apabila seseorang memang diuji dengan demikian, lalu melakukannya agar terhindar dari keburukan yang dikhawatirkan dari mereka, lalu ia datang kepada mereka dan tidak mengucapkan kecuali kata-kata baik dan mendoakan mereka agar memperoleh taufiq dan jalan benar, maka hal itu tidak lah apa-apa.” (Ibnu Qayyimil Jauziyyah, Ahkam Ahl al-Dzimmah, juz 1 hal. 442).


Pernyataan di atas menyimpulkan bahwa ucapan selamat natal, hukumnya haram dilakukan oleh seorang Muslim, karena termasuk mengagungkan simbol-simbol kekufuran menurut agamanya.
Lalu bagaimana, jika sekelompok umat Islam berpartisipasi menghadiri acara natal dengan tujuan mengamankan acara natalan??? Tentu saja, hukumnya juga haram. Al-Imam Abu
al-Qasim Hibatullah al-Thabari al-Syafi’i, seorang ulama fiqih madzhab Syafi’i berkata:
ﻗﺎﻝ ﺃﺑﻮ ﺍﻟﻘﺎﺳﻢ ﻫﺒﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﺍﻟﺤﺴﻦ ﺑﻦ ﻣﻨﺼﻮﺭ ﺍﻟﻄﺒﺮﻱ ﺍﻟﻔﻘﻴﻪ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﻭﻻ ﻳﺠﻮﺯﻟﻠﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﺃﻥ ﻳﺤﻀﺮﻭﺍ ﺃﻋﻴﺎﺩﻫﻢ ﻷﻧﻬﻢ ﻋﻠﻰ ﻣﻨﻜﺮ ﻭﺯﻭﺭ ﻭﺇﺫﺍ ﺧﺎﻟﻂ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻤﻌﺮﻭﻑ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻤﻨﻜﺮﺑﻐﻴﺮ ﺍﻹﻧﻜﺎﺭ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻛﺎﻧﻮﺍ ﻛﺎﻟﺮﺍﺿﻴﻦ ﺑﻪ ﺍﻟﻤﺆﺛﺮﻳﻦ ﻟﻪ ﻓﻨﺨﺸﻰ ﻣﻦ ﻧﺰﻭﻝ ﺳﺨﻂ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻰ
ﺟﻤﺎﻋﺘﻬﻢ ﻓﻴﻌﻢ ﺍﻟﺠﻤﻴﻊ ﻧﻌﻮﺫ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﻣﻦ ﺳﺨﻄﻪ
“Telah berkata Abu al-Qasim Hibatullah bin al-Hasan bin anshur al-Thabari, seorang faqih bermadzhab Syafi’i: “Kaum Muslimin tidak boleh (haram) menghadiri hari raya non Muslim, karena mereka melakukan kemunkaran dankebohongan. Apabila orang baik bercampur dengan orang yang melakukan kemungkaran, tanpa melakukan keingkaran kepada mereka, maka berarti mereka rela dan memilih (mendahulukan) kemungkaran tersebut., maka dikhawatirkan turunnya kemurkaan Allah atas jamaah mereka (non-Muslim), lalu menimpa seluruhnya, kita berlindung dari murka Allah.”
Bagaimana jika ada orang berkata, tidak apa-apa mengucapkan selamat natal, dengan tujuan selamat atas lahirnya Nabi Isa ‘alaihissalam? Ucapan orang ini perlu dipertanyakan. Kepada siapa Anda memberikan fatwa tersebut? Kepada orang yang bershalawat kepada Nabi Muhammad shalllallahu ‘alaihi wasallam dan nabi-nabi lainnya yang iducapkan di rumahnya dan bukan pada hari natal? Secara jujur saja, kepada siapa dia mengucapkan selamat natal? Apakah kepada Isa ‘alaihissalam, secara khusus, tanpa diucapkan kepada non-Muslim??? Atau selamat natal diucapkan kepada non-Muslim pada hari raya mereka???
Tulisan ini perlu disempurnakan oleh para pembaca.
Wallahu a’lam.
Wassalam
Muhammad Idrus Ramli,
Alhamdulillah masih ada NU yg masih lurus
read more
akhlaq Hadits Tasawwuf

Hak dan Kewajiban orang tua terhadap anak


Hak dan Kewajiban orang tua terhadap anak

Hak dan Kewajiban orang tua terhadap anak


     Assalamu'alaikum para cendekia sekalian, Alhamdulillah pada kesempatan kali ini kita akan membahas Hak dan Kewajiban orang tua terhadap anak. Dan sebelum menuju pembahasan, seperti biasanya marilah kita terlebih dahulu bermunajat puji syukur kepada Sang Kholiq Allah SWT, semoga kita bisa mendapat ridhonya fiddun ya wal akhiroh, dan juga Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada sang Insanul Kamil Nabi Muhammad SAW, semoga kerinduan kita kepada beliau selalu bertambah AAMIIN.

     (Penj) Orang tua disebut juga sebagai guru dan sekolah petama bagi seorang anak karena dari orang tualah seorang anak akan banyak belajar, dari bertingkah, berkata, dsb; maka dari itu penting bagi orang tua bisa mendidik anaknya dengan baik semenjak dini.


Beberapa hal yang harus diperhatikan orang tua ketika mendidik anak-anaknya :


- Menjadi orang tua yang baik

     Sudah seharusnya orang tua menjadi tauladan yang baik bagi anaknya, dan didiklah mereka sesuai pada zamannya bukan dizaman kita, karena mereka hidup dizaman mereka sendiri bukan diera kita. Nah makanya selaku orang tua kita harus terus bisa mengikuti perkembangan zaman, apalagi dizaman sekarang dimana ilmu teknologi sedang maju dan berkembang sangat pesat dan didalamnya terdapat banyak sekali pengaruh positif dan juga negatif, kita selaku orang tua harus bisa menghadapinya dengan bijak, karena kalau kita tidak menanggapinya dengan serius kitalah yang akan tertinggal dan tidak bisa mendidik anak-anak kita secara maksimal.

- Memberikan nama yang baik

     Tidak asal-asalan ketika memberi sebuah nama

- Mengajarkan akhlaq dan budi pekerti sejak dini

     Sangat penting bagi orangtua untuk mengajarkan tatakrama kepada anak sejak dini, dan juga selalu memantau perkembangan si anak, dan melihat disekitar lingkungan dan juga teman-temannya, ini untuk mengantisipasi anak agar tidak salah pergaulan.

- Mengkhitan anak laki-laki

     Tidak ada batasan usia pasti, tergantung siap mentalnya anak

“Dari Abu Hurairah mengenai sabda Nabi, yaitu beliau bersabda bahwa: Fitrah itu ada lima, atau lima dari fitrah yaitu pertama adalah khitan, kedua mencukur rambut kemaluan, ketiga memotong kuku, keempat mencabut bulu ketiak, dan kelima adalah memotong kumis.” (HR. Muslim)

- Bersikap adil

     Maksud bersikap adil ini apabila salah satunya ibelikan sesuatu maka satunya harus dikasih juga dalam artian pantas diumurnya.

     contoh : kita punya dua orang anak sisulung (SMP) dan sibungsu (SD) maka ketika kita ngasih uang 5k buat sisulung maka kita ngasih uang juga ke sibungsu tp bilangannya tak harus sama sesuai standart aja entah itu 2k atau lainnya.




Demikianlah yang bisa kami sampaikan dalam artikel kali ini, Apabila ada kesalahan ataupun lainnya yang kurang berkenan dihati kami memohon maaf yang sebesar-besarnya, Semoga artikel ini bermanfaat AAMINN.
read more
akhlaq Tasawwuf

Adab (etika) Seorang Santri atau Murid

Adab (etika)  Seorang Santri atau Murid

Adab (etika) Seorang Santri atau Murid


Assalamu'alaikum para cendekia sekalian, Alhamdulillah pada artikel kali ini kita akan membahas Adab bagi seorang Santri. Dan sebelum menuju pembahasan, marilah kita terlebih dahulu bermunajat puji syukur kepada Sang Kholiq Allah SWT, semoga kita bisa mendapat ridhonya fiddun ya wal akhiroh, Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada sang Insanul Kamil Nabi Muhammad SAW, semoga kerinduan kita kepada beliau selalu bertambah AAMIIN.

    (Penj) Seorang santri atau murid sewajarnya harus mempunyai adab dan tatakrama, baik bersama teman, diri sendiri maupun bersama ustadznya. Karena adab itulah seseorang akan dihormati, akan tetapi jika seseorang tidak beretika niscaya tidak lagi ada yang akan menghormatinya lagi. Ok langsung simak aja ya...!!!

Adab (etika) Santri terhadap dirinya sendiri


     Seorang santri mempunyai adab terhadap dirinya sendiri, maksudnya santri tersebut mempunyai beberapa langkah yang harus diperhatikan apa saja itu diantaranya :
  • Meninggalkan segala bentuk sifat ujub atau pamer ( melebih – lebihkan kenikmatan dengan melupakan Allah Dzat yang telah memberikannya serta merasa dirinya sendiri yang mampu sukses tanpa pertolongan Allah).
  • Tawadhu` (rendah hati) dan jujur yang pada ujungnya akan mendapat rasa kasih sayang dan kepercayaan dari orang lain. eits tapi tidak baik juga menggantungkan harapan kepada manusia karena pastinya ujian atau rintangan sudah menanti didepan kita.
  • Wiqor atau lebih populer dngan kata Haibah (berwibawa) dalam setiap langkahnya.
  • Menjaga pandangan dari segala hal yang tidak patut untuk dilihat.
  • Berusaha menjadi orang yang bisa dipercaya, apalagi dengan ilmu yang telah didapatkannya.
  • Tidak asal menjawab pertanyaan yang memang tidak bisa dijawab.


    Adab (etika) Santri terhadap guru

         Selanjutnya adalah adab seorang santri terhadap guru, bagi Sayyidina Ali Beliau adalah hamba sahaya bagi orang yang mengajarinya meski itu cuma satu huruf

    قَلَ علي كرم الله وجهه : أَناَ عَبْدُ مَنْ عَلَّمَنْيْ حَرْفًا وَاحِدًا, إِنْ شَاءَ بَاعَ وَإِنْ شَاءَ أَعْتَقَ , وَ إنْ شَاءَ اشْتَرَقَّ :

    Sayyidina Ali karoma wajhah berkata : "saya menjadi hamba sahaya orang yang telah mengajariku satu huruf. Terserah padanya, saya mau dijual, dimerdekakan ataupun tetap menjadi hamba sahayanya."

    beberapa hal yang perlu diperhatikan (adab) terhadap guru kita diantaranya :
    • Yakin bahwa guru kita mempunyai kedudukan seperti orang tua kita, bahkan bisa lebih tinggi, karena orang tua kita memelihara jasad kita, tapi guru berusaha memelihara jiwa kita dari segala keburukan batin.
    • Duduk dengan hikmah, sopan, dan mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru.
    • Tidak membicarakan kelebihan guru lain dihadapannya, tidak juga merendahkan kedudukan guru.
    • Tidak menanyakan hal yang diluar kemampuan guru (dengan maksud melecehkan).
    Dawuh Abuya Nurhasanuddin bin Abd. latif : saya selalu berdo'a "Ya Allah jangan sampai aku tahu aib buruk dari guruku."




    Adab (etika) Santri terhadap teman diantaranya :

    Baca juga : Adab mencari ilmu dan memuliakan guru
    Kepada temanpun Santri juga punya adab diantaranya :
    • Menghormati teman.
    • Tidak merendahkan teman yang lain.
    • Tidak membanggakan diri dihadapan teman – teman yang lain (secara berlebihan).
    • Tidak merendahkan teman saat mereka tidak mampu menjawab.
    • Tidak menunjukkan sikap sinis saat teman mendapat teguran dari guru, karena hal itu dapat menyebabkan permusuhan dan dendam antar teman.

      Demikianlah yang bisa kami sampaikan dalam artikel kali ini, Apabila ada kesalahan ataupun lainnya yang kurang berkenan dihati kami memohon maaf yang sebesar-besarnya, Semoga artikel ini bermanfaat AAMINN.
      read more
      akhlaq Tasawwuf

      Adab (etika) Guru atau Pengajar

      Adab (etika) Guru atau Pengajar

      Adab (etika) Guru atau Pengajar


           Loh seorang guru apakah juga punya Adab??? Jawabannya ya, karena bukan hanya seorang santri atau murid saja yang harus punya etika seorang gurupun juga punya. Ok silahkan lihat selengkapnya dibawah ini...!!



           Guru ( baik itu Murobbi, Ustadz maupun Pengajar) merupakan cermin bagi seorang murid,
      bagaimana keilmuannya, pengetahuannya, serta budi pekertinya akan ditiru.
      Seperti kata pepatah "GURU : DITUNGGU DAN DITIRU".oleh karena itu jika seorang guru bertanggung jawab, disiplin tinggi, professional, tentu akan memberikan nilai tersendiri bagi para murid atau santri.

           Disisi lain tidak semua orang bisa menjadi seorang guru, apalagi guru yang mengajarkan ilmu tentang budi pekerti (guru Akhlaqul karimah), seorang guru haruslah mempunyai karakter dan sifat – sifat yang terpuji, banyak di antaranya orang yang mempunyai kepandaian yang luar biasa, namun dianggap kurang berhasil dalam mendidik seorang murid dalam hal budi pekerti, penyebabnya adalah haibah (wibawa) yang memang belum dimiliki olehnya.

           Banyak di antara para sarjana di negara kita yang mempunyai kemajuan intelektual yang luar biasa, tetapi sekali lagi dianggap gagal dalam menjawab tantangan mengajar etika. Karena pada hakikatnya jiwa seorang murid terpaut sangat dekat dengan seorang guru, terlebih guru favorit bagi sang murid, seakan menjelma menjadi seorang motivator dan percontohan bagi pribadi sang murid, jika seorang guru tidak merasa jiwanya terpaut dengan murid – muridnya maka itu menjadi tugas tersendiri bagi sang guru untuk bisa terpaut dengan jiwa-jiwa sang murid.

      Adab (etika) Guru atau Pengajar


           Dawuh guru saya Abuya Nurhasanuddin bin Abd latif (Pengasuh PP Darussa'adah-Malang): "Janganlah Kita semua merasa dibutuhkan oleh mereka (santri, masyarakat, terlebih orang awam) tetapi Kitalah yang sebenarnya membutuhkan mereka". Apalagi ketika kita berda'wah, dengan menggunakan  prinsip ini maka Insyaallah dengan kita berusaha menghargai orang lain maka kita akan dihargai. So Janganlah seorang guru sombong ataupun semena-mena pada murid-muridnya.

           Seorang guru diharuskan menjunjung nilai ketaqwaan, kerendahan hati, lemah lembut kepada murid, tegas, dan berwibawa. Seorang murid bagaikan kertas putih yang siap menerima warna apapun yang akan dicatat ke dalam hati dan pikirannya. Sementara kita juga tahu bahwa setiap anak yang lahir ke dunia membawa karakter yang sungguh kian komplek, dalam pembentukan akhlak tidak bisa hanya di bebankan kepada guru yang sangat terbatas bersama para murid. Peran orang tua juga sangat dibutuhkan di dalam mengawasi gerak keseharian setiap anak.

           Bukannya tidak mungkin seorang anak yang dibiasakan berkata tidak jujur akan berbohong, selain itu guru juga berusaha menciptakan iklim yang kondusif antara murid dan orang tua, pembelajaran yang inovatif dan kompetitif. Bagaimanapun juga tidak akan ada murid jika tidak ada guru, dan tidak
      ada anak berbakti jika masih ada orang tua yang tidak mengajarkan kejujuran, kesopanan, serta rasa tanggung jawab sedini mungkin.



      Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua AAMIIN, mungkin cukup sekian yang dapat kami sampaikan, Apabila ada kesalahan baik dalam segi penulisan ataupun yang lain kami memohon maaf yang sebesar-besarnya.
      read more

      Terpopuler

      Biografi Singkat Abuya Nurhasanuddin bin Abdul Latif Pengasuh Pondok Pesantren Darussa'adah Malang

      Biografi Singkat Abuya Nurhasanuddin bin Abdul Latif Pengasuh Pondok Pesantren Darussa'adah Malang Abuya Nurhasanuddin lahi...
      read

      Lafadz HINDUN ( هِنْدٌ ) Termasuk pada Isim Munshorif apa Isim Ghoiru Munshorif ??

      Pertanyaan: Lafadz  هندٌ  itu termasuk isim  munshorif atau isim  ghoiru  munshorif , jika termasuk isim ghoiru munshorif mengapa dit...
      read

      Alfiyah Ibnu Malik (Keutamaan dan Ringkas Nadhomnya)

      Masih di dalam BAB MUQODDIMAH Alfiyah Ibnu Malik,  Bismillahirrohmanirrohim, Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh. Alfiyah ...
      read

      Biografi KH. Syarifuddin - Wonorejo, Lumajang, Jawa Timur, Indonesia.

      Riwayat Hidup Kyai Syarif ULAMA ’YANG MENCETAK ULAMA’ Kyai Syarif Pendiri Pondok Pesantren “Kyai Syarifuddin” Wonorejo Lumajang. Kyai Syar...
      read

      Download ebook Kunuzussa'adah pdf | Ma'had Darussa'adah Al-Islamy

           Assalamu'alaikum Wr.  Wb.      Para cendekia sekalian pada kali ini kami akan berbagi file dokumen Kunuzussa'adah   (pdf)...
      read

      Find Us Facebook

      Design by Desain Profesional